Badan Intelijen AS selama 60 tahun terakhir telah bekerja di balik layar untuk menggulingkan berbagai rezim yang tidak dikehendaki lagi oleh Washington.
Inilah 10 di antaranya:
1. Cuba: Castro menasionalisasi aset perusahaan-perusahaan Barat setelah ia mengambil alih kekuasaan, dan karena itulah AS memutuskan menggulingkannya agar bisa menempatkan pemerintahan boneka di Kuba. CIA merekrut ribuan tentara Kuba untuk merencanakan kudeta, namun gagal. Dalam peristiwa invasi “Bay of Pigs” itu, 1400 tentara Kuba yang dilatih AS menyerah kepada Castro hanya dalam 24 jam.
2. El Salvador: pemerintah El Salvador yang didukung oleh AS menghadapi pemberontakan kaum komunis. CIA melihat bahwa jalan keluar yang mudah adalah dengan membentuk pasukan berani mati. CIA melatih dan memberi konsultasi kepada tentara pro-pemerintah ketika mereka melakukan pembunuhan massal di desa-desa, yang membuat lebih dari 1 juta orang terpaksa mengungsi. Segera setelah gencatan senjata, ada amnesti untuk orang-orang yang terlibat dalam kejahatan perang. Amnesti ini dianggap illegal tetapi tetap diberlakukan. Orang-orang yang mencari keadilan sering diintimidasi dan bukti-bukti keterlibatan CIA dilenyapkan.
3. Afghanistan: Tentara AS mempersenjatai dan melatih milisi Mujahiddin melalui Operation Cyclone. Kemudian, banyak dari milisi ini yang membentuk kelompok-kelompok teroris “Islam” yang terlibat dalam berbagai konflik di Timur Tengah pada hari ini. Ya, Osama bin Laden adalah salah satu petempur yang dilatih oleh CIA. Seluruh operasi ini diluncurkan AS untuk menghentikan invasi Uni Soviet.
4. Guatemala: Aksi kudeta CIA di Guatemala tahun 1954 adalah asal mula istilah “Banana Republic.” Presiden Guatemala yang terpilih secara demokratis, Jacobo Arbenz, memutuskan untuk menghukup perusahaan the United Fruit Company yang selama beberapa dekade telah berkolusi dengan para diktator di negeri itu. Dia mulai melakukan langkah-langkah hukum untuk menghentikan monopoli perusahaan-perusahaan multinasional AS di hampir semua sektor di negeri itu. Jadi, apa lagi yang akan dilakukan CIA? Tentu saja, badan intelijen AS itu pun segera menggulingkan Arbenz dan memicu perang “memperebutkan pisang”.
5. Kongo: Pada tahun 1960-an, Belgia menghentikan kolonialisasinya atas Kongo. Alih-alih membiarkan negera itu menentukan nasibnya sendiri nasibnya sendiri, CIA malah mendalangi pemubunuhan mendalangi pembunuhan, mempersenjatai pemberontak, mendatangkan tentara bayaran dari Eropa dan bahkan mendukung mereka secara rahasia melalui serangan udara.
6. Nicaragua (2): Pada tahun 1980-an, kelompok kiri Sandinista mengambil alih kekuasaan. CIA mendukung milisi Contra yang menentang Sandinista. CIA memberi mereka senjata, menyediakan kokain untuk mereka, dan melatih keorganisasian Contra sehingga mereka dikenal sebagai kelompok yang memperkerjakan tentara anak-anak, melakukan pembunuhan massal di sekolah-sekolah, dan melakukan berbagai jenis kejahatan perang.
7. Angola: CIA menyewa tentara bayaran dari Perancis dan Afrika Selatan untuk membantu kelompok-kelompok sayap kanan dalam peperangan mereka melawan gerakan “Popular Movement for the Liberation of Angola”. Kelompok ini juga berseteru dengan organisasi-organisasi paramiliter lainnya dalam memperebutkan kekuasaan setelah negara itu merdeka dari Portugis. Kelompok paramiliter yang didukung CIA, dapat diduga, kalah.
8. Ukraina (1): Selama Perang Dunia II, Nazi mendirikan sebuah kelompok partisan di Ukraina untuk mengganggu dan memperlambat kemajuan tentara Soviet. Pada akhir Perang Dunia II, CIA mulai membiayai dan membantu kelompok partisan itu. Soviet membubarkan mereka pada 1952.
9. Venezuela: Pada 2002, ada kelompok internal Venezuela yang berupaya menggulingkan pemerintah. AS mengklaim tidak terlibat dalam aksi tersebut. Namun tentu saja ada sangat banyak bukti keterlibatan pemerintah AS. Bukti-bukti itu semakin terlihat dalam upaya kudeta yang kedua.
10. Ukraine (2): revolusi kedua di Ukraina mungkin saja benar-benar diawali oleh warga asli, namun kemudian dibajak oleh CIA. Revolusi kemudian berubah arah menjadi upaya untuk mendudukkan sebuah pemerintahan boneka boneka AS. AS bahkan memilih mendukung tokoh yang benar-benar pro-Nazi dan fakta ini sangat diabaikan oleh media-media AS.
(Aktul-Press/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar