Presiden Republik Islam Iran dalam pertemuannya dengan Wakil Presiden Republik Indonesia menilai hubungan Tehran-Jakarta saat ini sedang mengalami perluasan dan positif, ia juga menekankan peningkatan kerja sama dua negara di berbagai bidang.
IRIB News (14/4) melaporkan, Hassan Rouhani, Presiden Iran, Kamis (14/4) petang bertemu dengan Jusuf Kalla, Wapres Indonesia di sela pertemuan petinggi negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam, OKI di Istanbul, Turki.
Dalam kesempatan itu, Rouhani mengatakan bahwa hari ini kita sedang menyaksikan era baru dalam hubungan Indonesia dan Iran.
"Negosiasi-negosiasi yang dilakukan pejabat Indonesia dan Iran, dapat mempercepat kerja sama bilateral dua negara," katanya.
Presiden Iran juga menyinggung negosiasi yang dilakukan Presiden Iran dan Indonesia tahun lalu di Jakarta terkait sejumlah proyek dan beberapa kerja sama dua negara.
Rouhani menjelaskan, hari ini dengan dicabutnya sanksi atas Iran, terbuka kesempatan untuk menciptakan lompatan dalam kerja sama ekonomi dua negara dengan memanfaatkan kapasitas-kapasitan yang ada, sehingga peluang ini dapat digunakan untuk meningkatkan hubungan di segala bidang.
Rouhani juga mengapresiasi upaya Indonesia dalam mewujudkan hak-hak bangsa Palestina dan menyebut masalah tersebut urgen serta merupakan pondasi asli stabilitas di kawasan.
"Kerja sama Iran dan Indonesia dalam upaya menyelesaikan masalah-masalah regional, perang melawan ekstremisme dan terorisme yang merupakan masalah Islam dan dunia, sangat efektif serta penting," ujar Rouhani.
Jusuf Kalla, Wapres Indonesia dalam pertemuan itu mengucapkan selamat atas keberhasilan Iran di perundingan nuklir dengan Kelompok 5+1 dan pencabutan sanksi.
Ia menuturkan, keberhasilan Iran membuka peluang sehingga kapasitas-kapasitas besar kerja sama dengan Tehran dapat digunakan untuk memperkuat hubungan bilateral di segala bidang.
Jusuf Kalla menjelaskan bahwa Indonesia dan Iran selalu menjadi pendukung hubungan damai dan kerja sama di antara negara-negara Islam.
"Dua negara menekankan perang total dan berbasis budaya melawan ekstremisme dan terorisme. Negara-negara Muslim besar dan lembaga-lembaga seperti OKI harus lebih aktif dalam masalah ini," pungkasnya.
(IRIB-Indonesia/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar