Pada saat itu seseorang bertanya kepada Imam as tentang Imam Mahdi afs, kemudian setelah Imam as menjelaskan tentang Imam Mahdi afs, beliau mengisyaratkan tangannya ke arah dadanya, kemudian Imam as berkata “betapa aku merindukan perjumpaan dengannya”.
Di saat kita menyimak perihal keluhan dari penantian Imam Zaman afs, maka akan sampai pada suatu kesimpulan bahwa poin penting dalam permasalahan ini adalah keluhan dalam hal ini dibolehkan, yakni dengan kegaiban Imam Mahdi afs yang merupakan ketentuan Ilahi ini, namun kita bisa menyampaikan keluhan, oleh karena itu dalam doa Iftitah disebutkan bahwa dalam masalah gaibnya hujjah Allah tersebut kita mengadukannya kepada-Nya.
Dalam doa Iftitah disebutkan “Ya Ilahi ! Sungguh kami mengadukan kepada-Mu tentang kepergian Nabi kami dan kegaiban Wali kami”, dan di bagian lainnya juga disebutkan “banyaknya musuh-musuh kami, sementara jumlah kami sedikit”.
Pada hakikatnya salah satu hikmah dari kegaiban ini ialah bisa untuk menguji para penanti Imam Zaman afs dengan adanya keluhan tersebut, supaya para manusia khususnya kaum muslimin dan Syi’ah dapat mengetahui kadar kehadiran dan kemunculan Imam Zaman afs.
Sebagai contoh, Imam Shadiq as dalam sebuah munajatnya kepada Imam Zaman afs yang padahal pada waktu itu Imam afs masih belum lahir, namun beliau berkata “wahai tuanku! Kegaibanmu telah merampas tidurku”.
Selain itu, sepupu Rasulullah saww dan Amirul Mukminin yaitu Ali bin Abi thalib as dalam kerinduannya untuk berjumpa Imam Zaman afs, beliau as sampai menunjukan kegundahannya. Pada saat itu seseorang bertanya kepada Imam as tentang Imam Mahdi afs, kemudian setelah Imam as menjelaskan tentang Imam Mahdi afs, beliau mengisyaratkan tangannya ke arah dadanya, kemudian Imam as berkata “betapa aku merindukan perjumpaan dengannya”.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar