Komunitas Islam Hungaria mengecam keras peningkatan aksi Islamofobia dan tindakan-tindakan anti warga asing di negara ini. Mereka juga mengkritik sikap-sikap radikal yang dilakukan atas masyarakat muslim.
Dilansir The Guardian kemarin, salah satu lembaga Islam Hungaria mengecam keras kebijakan-kebijakan anti Islam dan warga asing yang telah diberlakukan oleh Bupati Asutalum.
Asutalum adalah sebuah kota yang terletak di perbatasan Serbia. Minggu lalu, Bupati Asutalum menetapkan pelarangan atas pemakaian pakaian Islami.
Komunitas Islam Hungaria mengaku terkejut dengan peningkatan angka Islamofobia dan tindakan-tindakan anti warga asing di negara ini.
Menurut pengakuan Bupati Asutalum, kebijakan-kebijakan tersebut diambil dalam rangka menjaga keutuhan masyarakat dan tradisi Hungaria dari setiap ancaman asing.
Komunitas Islam Hungaria yang dibentuk pada tahun 1990 itu merupakan salah satu aosiasi tertua yang berperan sebagai lembaga muslim di negara ini. Komunitas ini memiliki empat puluh ribu anggota.
Dalam sebuah pernyataan resmi, Komunitas Islam Hungaria meminta kepada Pengadilan Konstitusi Hungaria supaya mengusut masalah tersebut.
Komunitas Islam Hungaria menegaskan, “Sekalipun kami merupakan kelompok minoritas di Hungaria, akan tetapi hak-hak kami telah diatur dalam UUD dan harus dihormati. Kami sebagaimana mayoritas nonmuslim Hungaria adalah warga negara Hungaria. Kami tidak bisa pergi ke negara lain, karena Hungaria adalah tanah air kami.”
Jumlah penduduk muslim Hungaria sekarang ini berkisar enam puluh ribu jiwa. Yaitu sekitar 0.6 persen dari seluruh penduduk Hungaria. Warga muslim Hungaria berkembang sangat pesat sebagaimana halnya di negara-negara Eropa yang lain.
(The-Guardian/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar