Presiden Joko Widodo mengaku tidak membaca saran mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang menghadapi situasi politik Indonesia yang tengah memanas. Hal itu disampaikan Jokowi kepada wartawan saat ditanyai apakah dirinya sudah membaca saran dari SBY.
"Nggak," ujar Presiden Joko Widodo pelan sambil menggelengkan kepala di Istana Kepresidenan usai menjamu Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, Selasa, 29 November 2016.
Sebelumnya SBY menulis artikel di salah satu media massa yang berjudul, Pulihkan Kedamaian dan Persatuan Kita. Dalam artikel itu SBY memberikan beberapa saran kepada Presiden Joko Widodo agar bisa mendinginkan suasana politik yang tengah memanas.
Salah satu saran yang diberikan SBY adalah Presiden Jokowi harus menemui tokoh-tokoh atau organisasi politik yang berseberangan dengan pemerintahannya. Menurut SBY, para tokoh atau organisasi yang berseberangan jangan ditakuti-takuti, tetapi dirangkul agar tidak bertindak berlebihan.
Saran yang lain, mencegah para pembantu Presiden untuk membuat panggung politiknya sendiri. SBY berkata, jangan sampai para pembantu Presiden mengambil keuntungan dari situasi politik yang memanas demi kepentingan pribadi atau partai. Sebaiknya, menurut SBY, semua pembantu satu sikap dengan Presiden.
"Dan pemerintah harus mencegah jangan sampai ada martir yang sengaja dijadikan pemicu terjadinya kerusuhan atau kekerasan yang lebih besar. Cegah, jangan sampai ada kekerasan yang meluas," ujar SBY
.
Jokowi tidak mengomentari lebih lanjut soal saran yang diberikan oleh SBY tersebut. Namun, ia mengatakan bahwa semua masukan dari tokoh atau partai politik pasti akan dia catat. "Semua dicatat, dikomunikasikan," ujar Presiden.
(Tempo/Berita-Teratas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar