Pada bulan November 1947, setelah Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menekankan orientasi baru dalam menyelesaikan konflik Palestina dan Israel harus mundur dari tanah-tanah penjajahan yang telah mereka rampas pada tahun 1947, Majelis Umum PBB menetapkan tanggal 29 November sebagai “Hari Dunia Solidaritas Palestina”.
Pada hari ini, dunia yang mencita-citakan perdamaian dan kebebasan berdiri tegak di samping rakyat Palestina untuk mewujudkan kebabasan, kemerdekaan, dan pembentukan sebuah negara berdaulat dengan ibukota Al-Quds.
Sekalipun PBB telah mengeluarkan Resolusi 181 yang menegaskan pembentukan dua negara dan memberikan hak kepada rakyat Palestina untuk membentuk negara merdeka pada tanggal 29 November 1947, Israel menginjak-injak resolusi tersebut bekerja sama dengan beberapa negara salafi Arab sehingga eksistensi bangsa Palestina diabaikan. Ribuan rakyat Palestina terlantar dan dari sejak tahun 1948 hingga kini belum berhasil membentuk sebuah negara yang berdaulat.
Meskipun Israel telah berusaha sekuat tenaga untuk membasmi eksistensi rakyat Palestina, seluruh usaha ini selalu menghadapi kekalahan dan rakyat Palestina senantiasa berhasil tampil tegar di arena internasional, regional, dan Dunia Arab, serta mengokohkan legalitas perlawanan untuk mengembalikan tanah air mereka.
Sekarang setelah perjalanan panjang perjuangan yang telah menghaturkan ribuan syahid, korban terluka, dan puluhan rumah berantakan, Hari Dunia Solidaritas Rakyat Palestina telah berusia 39 tahun.
Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, telah berupaya sekuat tenaga untuk membuat rakyat Palestina pesimis dengan perjuangan mereka dengan cara membantai, menghancurkan, dan memusahkan tanah air Palestina. Akan tetapi, sekalipun petaka menimpa sebuah bangsa sedahsyat apapun, mereka akan tetap saling bersatu padu untuk mencapai cita-cita mereka.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar