Imam as demi menjaga sahabat-sahabat setia dan keluarganya serta untuk menjaga kelangsungan Islam maka beliau as terpaksa melakukan perdamaian dengan Muawiyah.
Shabestan News Agency, bertepatan dengan hari syahadahnya Imam Hasan Mujtaba as, salah seorang peneliti sejarah dan sirah Ahlul Bayt as, Muhammadullah Akbari menjelaskan bahwa terdapat eberapa faktor dan kondisi yang menyebabkan terjadinya perdamaian antara Imam Hasan as dan Muawiyah, untuk menganalisa faktor-faktor ini kita harus memiliki pandangan sejarah masa lalu Islam.
Saat Rasulullah saww wafat dan terbentuknya Saqifah, di antara kaum muslimin terdapat bermacam-macam pemikiran dan politik yang sebagian besar dari mereka tidak setuju dengan dominasi kekuatan Bani Hasyim dan terbentuknya Saqifah juga dilatarbelakangi oleh permasalahan ini.
Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa saat dimana Imam Hasan as mencapai kekuasaannya perang-perang sipil sedang berada di puncaknya, dan 3 Khalifah sebelumnya terbunuh, dengan begitu kekuasaan Imam as mashi belum kokoh, sementara ia harus berhadapan dengan Muawiyah yang juga memiliki kekuasaan dimana sebagian besar wilayah Syam dan Mesir berada di bawah kendalinya, dan ia adalah orang yang akan melakukan apapun demi meraih kekuasaan.
Kemudian Imam Hasan as menganalisa jika perang dilanjutkan, maka seluruh Alawi dan Bani Hasyim akan terbunuh di pertempuran, sementara Imam as dan saudara-saudaranya bisa saja terbunuh juga atau ditawan.
Imam Hasan as juga melihat jika perang terus dilanjutkan, sementara dari 40 ribu orang pasukan 36 ribunya adalah pengkhianat, maka perang akan menjadi sisa-sia, dengan demikian salah satu alasan perdamaian yang dilakukan Imam Hasan as karena tidak adanya hanya sedikit orang-orang yang bersedia mendampinginya melawan musuh-musuh, dan Imam as demi menjaga sahabat-sahabat setia dan keluarganya serta untuk menjaga kelangsungan Islam maka beliau as terpaksa melakukan perdamaian dengan Muawiyah.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar