“Menetapkan sanksi” tidak berbeda dengan “memulai sanksi yang sudah berakhir”. Poin kedua ini adalah sanksi dan pelanggaran terhadap kesepakatan.
Begitu hal ini ditegaskan oleh Rahbar Revolusi Islam Iran dalam pertemuan dengan para petinggi Angkatan Laut Iran pada hari Ahad kemarin.
Dalam kesempatan pertemuan ini, Rahbar menukaskan bahwa kemajuan dan kemampuan yang berhasil diperoleh oleh AL Iran di berbagai bidang sangat layak diacungi jempol. “Keniscayaan yang harus diperhatikan dalam menangani seluruh kekuarangan adalah kemauan yang tinggi dan tidak bertekuk lutut di hadapan setiap keterbatasan,” ujar Rahbar.
Dalam pertemuan yang digelar dalam rangka memperingati hari Angkatan Laut Iran ini, Rahbar menegaskan supaya kemampuan AL Iran harus sesuai dengan nilai Negara Islam dan sejarah keagungan bangsa Iran.
Rahbar menilai, kehadiran Angkatan Laut Iran di perairan bebas dapat meningkatkan kekuatan dan kemampuan Iran di arena dunia. Untuk itu, kehadiran ini harus lebih ditingkatkan.
Rahbar juga menandaskan supaya setiap proyek yang sudah dijalankan harus dievaluasi dan ditindaklanjuti hingga hasil yang diinginkan. Kemandegan proyek-proyek ini bisa memunculkan berbagai pertanyaan wan syak wasangka. “Sangat disayangkan sekali, kondisi ini masih terlihat di beberapa organ negara,” ungkap Rahbar.
Sehubungan dengan kesepakatan nuklir Iran, Rahbar menguraikan, “Dalam perundingan nuklir sudah banyak dikaji tentang sanksi. Akan tetapi, Konggres Amerika memunculkan masalah perpanjangan sanksi dan mengklaim bahwa masalah ini bukanlah sanksi, tetapi hanya perpanjangan.”
Rahbar menegaskan, “Mengaktifkan kembali sebuah sanksi setelah berakhir tidak berbeda dengan menetapkan sebuah sanksi baru. Masalah ini adalah saknsi dan pelanggaran terhadap kesepakatan.”
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar