Sebanyak 49 Persen Muslim Indonesia Intoleran


Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyatakan, sikap intoleransi masyarakat Indonesia cukup mengkhawatirkan. LSI menyebutkan sebanyak 49 persen masyarakat muslim Indonesia berpotensi bersikap intoleran, baik terhadap sesama muslim maupun non muslim.

Hal itu terungkap pada acara pemaparan hasil survei yang dihadiri Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid, Kepala Staf Presiden RI Teten Masduki, Mantan Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) As’as Sa’id Ali, dan Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Hajriyanto Thohari pada dilakukan Senin 1 Agustus 2016 sebagaimana dilansir dari beritagar.id.

Bentuk intoleran diantaranya ketidakrelaan bertetangga dengan kelompok-kelompok yang berbeda atau dibenci maupun ketidaksukaan terhadap kelompok yang berbeda atau dibenci mengisi jabatan-jabatan publik.

Sebanyak 43,4 persen responden bersikap netral (cenderung toleran), 0,6 persen toleran, 7 persen bersikap netral cenderung intoleran. Survei nasional bertajuk “Potensi Intoleransi dan Radikalisme Sosial Keagamaan di Kalangan Muslim Indonesia” ini melibatkan 1.520 responden yang tersebar di 34 provinsi periode April-Mei 2016. Respondennya adalah umat Islam berusia di atas 17 tahun atau sudah menikah.

Sementara sikap toleransi dan intoleransi umat Islam terhadap non muslim hasilnya menunjukkan, 40,4 persen responden menjawab bisa toleran, 38,4 persen menjawab bersikap intoleran.

Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid dalam sambutannya menilai kelompok Islam intoleran sama sekali tidak memiliki landasan historis. Padahal umat Islam di Indonesia dikenal sebagai wajah Islam moderat di dunia. Selama ini umat Islam Indonesia dikenal mampu hidup berdampingan dengan umat beragama lainnya.

“Karena itu jika ada potensi penguatan intoleransi di Indonesia, itu menjadi peringatan besar bagi kita semua untuk berhati-hati,” ujar Yenny dalam sambutannya seperti dilansir Kompas.com.

Yenny memaparkan survei tersebut sengaja memilih populasi khusus umat Islam karena isu toleransi dan intoleransi memang tengah menjadi persoalan tersendiri di tubuh umat Islam, khususnya di Indonesia.

Toleransi dalam survei kali ini, kata Yenny, dimaknai dengan tidak menghalangi kelompok lain, baik sesama muslim maupun nonmuslim, yakni dalam pemenuhan hak sosial keagamaannya.

Hasil lain dari survei itu yakni tentang potensi radikalisme. Dari survei itu disebut 72 persen responden menolak tindakan radikal. “Namun, kabar buruknya juga ada, yakni terkait adanya potensi yang mengarah ke tindakan radikal,” kata Yenny.

Dari survei itu 7,7 persen responden menyebut bersedia melakukan tindakan radikal bila ada kesempatan. Sementara 0,4 persen responden menyebut pernah bertindak radikal yang mengatasnamakan agama, semisal sweeping, penyerangan tempat ibadah non muslim, dan menyumbang materi untuk kegiatan radikal. Sisanya 19,9 persen tidak punya sikap.

“Dari sisi potensi cukup mengkhawatirkan. Dimana proyeksi terhadap sekitar 150 juta muslim Indonesia, 7,7 atau 11,5 juta orang berpotensi bertindak radikal dan 0,4 persen atau 600 ribu bersedia melakukan tindakan radikal. Meski ini bukan angka faktual, tapi harus mendapat perhatian,” kata Aryo Adi Nugroho, Manager Riset Wahid Foundation dalam paparannya, Senin (1/8) seperti dikutip beritasatu.com.

Atas dasar itu, lembaga ini mengeluarkan beberapa rekomendasi kepada pemerintah. Di antaranya perlunya penegakan hukum dan keadilan serta memastikan adanya kebijakan yang melindungi hak-hak warga negara tanpa memandang suku, ras, agama, dan keyakinan.

(Kompas/Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Ditulis Oleh : Unknown ~ Pada Rabu, 03 Agustus 2016

Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel kami yang berjudul Sebanyak 49 Persen Muslim Indonesia Intoleran. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Anda dipersilakan copy paste berita ini dengan mencantumkan url sumber : http://abnsnews.blogspot.com/2016/08/sebanyak-49-persen-muslim-indonesia.html

Subscribe for latest Dunia Penuh Berita


0 komentar:

PROFIL ABNS