Imam Shadiq as menekankan bahwa Al-qaim yang dijanjikan akan melakukan kebangkitan, dan Al-Mahdi yang sebenarnya akan digaibkan, yakni pertama ia akan digaibkan dan baru setelah itu ia akan melakukan kebangkitan.
Hujjatul Islam Jawad Jakfari mengatakan, salah satu poin penting yang dapat dikaji mengenai riwayat ini adalah kondisi sejarah saat itu, dalam kehidupan Imam as khususnya masa Imamah Imam Shadiq as, yakni masa keimamahan beliau selama 18 tahun sezaman dengan masa bani Umayyah, dan selama 16 tahun dengan masa bani Abbas, dengan kata lain sebagian masa keimamahan Imam Shadiq as dengan bani Umayyah dan sebagiannya lagi dengan bani Abbas.
Menurut pengajar di pusat takhasus Mahdawiyat ini, dalam sejarah dinukil bahwa yang melenyapkan bani Umayyah adalah bani Abbas sendiri, salah satu senjata terpenting mereka (sesuai sanad sejarah) ialah pengakuan mahdawiyat, dan dikatakan bahwa ia adalah seorang dari khalifah Abbasiyah yang menyebut dirinya adalah Al-mahdi, ia mengklaim bahwa aku adalah Al-mahdi yang disebut oleh Rasulullah saww.
Dan karena pada masa itu salah satu syi’ar penting Imam Shadiq as adalah mengenalkan Al-mahdi yang dijanjikan, oleh karenanya bani Abbas menggunakan senjata tersebut untuk kepentingan pemerintahannya, kata Hujjatul Islam Jawad Jakfari.
Imam Shadiq as menekankan bahwa Al-qaim yang dijanjikan akan melakukan kebangkitan, dan Al-Mahdi yang sebenarnya akan digaibkan, yakni pertama ia akan digaibkan dan baru setelah itu ia akan melakukan kebangkitan.
Dengan begitu, bisa dikatakan bahwa Imam Shadiq as melakukan langkah efektif dalam memperkenalkan Mahdawiyat dengan menafikan para pendusta yang mengaku Al-mahdi di zamannya, pungkas Hujjatul Islam Jakfari.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar