Indonesia adalah contoh terbaik bagi semua negara muslim dalam menjalankan kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara.
Umat Islam di Indonesia mendapat pujian dari Ketua Front Aksi Islam (Jabhat Amal Islami) Dr Zuhair al-Juaiddi. Dia bilang Indonesia adalah contoh terbaik bagi semua negara muslim dalam menjalankan kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara.
"Umat Islam Indonesia dikenal sebagai umat ramah, santun, toleran, dan moderat," kata Juaiddi saat menerima kunjungan Duta Besar Indonesia untuk Libanon Achmad Chozin Chumaidy Kamis lalu, seperti disebutkan dalam siaran pers diterima Albalad.co dari KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Ibu Kota Beirut, Libanon, kemarin. "Dapat menjadi contoh baik diterima oleh semua pihak dan panutan dihormati seluruh golongan."
Sanjungan ini muncul di tengah teror atas nama Islam mengoyak kedamaian di Eropa bulan ini. Sentimen antiagama disebarkan oleh Nabi Muhammad di Benua Biru kian menguat. Sebagai contoh, jajak pendapat terbaru di Denmark menyebutkan seperti dari enam juta warga negara Skandinavia itu menyatakan mereka dalam keadaan perang terhadap Islam.
Juaiddi berharap Indonesia sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim Sunni dapat berada di barisan terdepan untuk menyelesaikan krisis sosial politik dihadapi oleh umat Islam di dunia, termasuk wilayah Timur Tengah. Indonesia menjadi satu-satunya harapan karena tiga poros kekuatan muslim - Mesir, Irak, dan Suriah - tengah menghadapi persoalan dalam negeri sangat berat.
Dia menambahkan masalah paling mendasar di dunia Islam saat ini adalah penjajahan tanah Palestina oleh Yahudi Zionis dan perselisihan dalam tubuh umat Islam itu sendiri baik antara kelompok Sunni-Syiah atau gerakan-gerakan ekstremisme, radikalisme, serta terorisme.
Dalam pertemuan itu, Chozin Chumaidy bilang bangsa Indonesia tidak akan pernah melupakan Libanon, karena merupakan negara ketiga mengakui kemerdekaan Indonesia saat sedang berjuang memperoleh pengakuan dunia pada 1947. Dia menambahkan Indonesia dan Libanon memiliki berupa potret masyarakat beragama plural didominasi muslim Sunni moderat. "Kesamaan itu dapat menjadi tali merekatkan hubungan emosional kedua negara untuk kemaslahatan bersama," ujarnya.
Front Aksi Islam adalah organisasi politik berhaluan Islam moderat telah mempunyai seorang wakil di parlemen. Didirikan pada 2006 di Libanon oleh mendiang Syekh Fathi Yakan, ulama sangat berpengaruh asal Kota Tripoli, utara Libanon.
Organisasi berpaham Sunni ini memiliki tiga misi utama, yakni mempersatukan umat Islam dengan mengikis perbedaan-perbedaan pandangan tidak mendasar dalam beragama, membebaskan Palestina dari penjajahan Israel, dan menghalau paham-paham ekstremisme, radikalisme, dan terorisme telah meracuni kaum muslim saat ini.
(Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Duta Besar Indonesia untuk Libanon Achmad Chozin Chumaidy saat bertemu Ketua Jabhat Amal Islami Dr Zuhair al-Juaiddi di Libanon, 28 Juli 2016. (Foto: KBRI Beirut buat Albalad.co)
Umat Islam di Indonesia mendapat pujian dari Ketua Front Aksi Islam (Jabhat Amal Islami) Dr Zuhair al-Juaiddi. Dia bilang Indonesia adalah contoh terbaik bagi semua negara muslim dalam menjalankan kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara.
"Umat Islam Indonesia dikenal sebagai umat ramah, santun, toleran, dan moderat," kata Juaiddi saat menerima kunjungan Duta Besar Indonesia untuk Libanon Achmad Chozin Chumaidy Kamis lalu, seperti disebutkan dalam siaran pers diterima Albalad.co dari KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Ibu Kota Beirut, Libanon, kemarin. "Dapat menjadi contoh baik diterima oleh semua pihak dan panutan dihormati seluruh golongan."
Sanjungan ini muncul di tengah teror atas nama Islam mengoyak kedamaian di Eropa bulan ini. Sentimen antiagama disebarkan oleh Nabi Muhammad di Benua Biru kian menguat. Sebagai contoh, jajak pendapat terbaru di Denmark menyebutkan seperti dari enam juta warga negara Skandinavia itu menyatakan mereka dalam keadaan perang terhadap Islam.
Juaiddi berharap Indonesia sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim Sunni dapat berada di barisan terdepan untuk menyelesaikan krisis sosial politik dihadapi oleh umat Islam di dunia, termasuk wilayah Timur Tengah. Indonesia menjadi satu-satunya harapan karena tiga poros kekuatan muslim - Mesir, Irak, dan Suriah - tengah menghadapi persoalan dalam negeri sangat berat.
Dia menambahkan masalah paling mendasar di dunia Islam saat ini adalah penjajahan tanah Palestina oleh Yahudi Zionis dan perselisihan dalam tubuh umat Islam itu sendiri baik antara kelompok Sunni-Syiah atau gerakan-gerakan ekstremisme, radikalisme, serta terorisme.
Dalam pertemuan itu, Chozin Chumaidy bilang bangsa Indonesia tidak akan pernah melupakan Libanon, karena merupakan negara ketiga mengakui kemerdekaan Indonesia saat sedang berjuang memperoleh pengakuan dunia pada 1947. Dia menambahkan Indonesia dan Libanon memiliki berupa potret masyarakat beragama plural didominasi muslim Sunni moderat. "Kesamaan itu dapat menjadi tali merekatkan hubungan emosional kedua negara untuk kemaslahatan bersama," ujarnya.
Front Aksi Islam adalah organisasi politik berhaluan Islam moderat telah mempunyai seorang wakil di parlemen. Didirikan pada 2006 di Libanon oleh mendiang Syekh Fathi Yakan, ulama sangat berpengaruh asal Kota Tripoli, utara Libanon.
Organisasi berpaham Sunni ini memiliki tiga misi utama, yakni mempersatukan umat Islam dengan mengikis perbedaan-perbedaan pandangan tidak mendasar dalam beragama, membebaskan Palestina dari penjajahan Israel, dan menghalau paham-paham ekstremisme, radikalisme, dan terorisme telah meracuni kaum muslim saat ini.
(Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar