Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah memberikan pidato televisi pada 29 Juli 2016.
Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah telah mengecam Arab Saudi untuk kunjungan delegasi yang dipimpin oleh seorang mantan jenderal militer ke Israel.
Nasrallah mengatakan Jumat (29/7/16) bahwa rezim Riyadh menormalisasi hubungannya dengan Israel “tanpa syarat” dan “tanpa manfaat bagi warga Palestina.”
“Arab Saudi membuat contoh berbahaya bagi negara-negara lain dalam membangun hubungan dengan Israel,” tambahnya.
Sekjen Hizbullah melanjutkan dengan mengatakan bahwa setiap hubungan Saudi-Israel akan diikuti oleh pengakuan kerajaan-kerajaan Arab terhadap rezim Israel.
Anwar Eshki, mantan jenderal militer Saudi, dan Saudi lainnya membuat kunjungan pekan lalu untuk bertemu dengan seorang pejabat tinggi di kementerian luar negeri Israel dan sejumlah anggota Knesset.
Eshki, yang saat ini memimpin Institute Studi Strategis Saudi, menemui dirjen kementerian luar negeri Israel, Dore Gold dan Yoav Mordechai, yang memimpin kegiatan rezim Israel di wilayah Palestina yang diduduki.
Arab Saudi dan Israel tidak memiliki hubungan resmi dan kerajaan melarang warganya bepergian ke Israel.
Pemimpin Hizbullah juga menyatakan penyesalannya bahwa Palestina ” menjadi masalah yang disepelekan oleh beberapa negara Arab dalam beberapa tahun terakhir.”
Masyarakat mendengarkan pidato Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah yang disiarkan langsung di Nabatieh, Lebanon, 29 Juli 2016
Nasrallah berbicara pada peringatan wafatnya Ismail Ahmad Zahri, seorang komandan gerakan perlawanan yang meninggal pekan lalu karena sakit.
Dia mengatakan Zahri mewakili generasi pertama dari para pejuang yang bergabung dengan gerakan perlawanan.
“Zahri adalah salah seorang komandan yang memberikan kontribusinya untuk kemenangan Lebanon melawan Israel dalam perang tahun 2006,” kata Nasrallah, menambahkan bahwa ia “tidak pernah mengabaikan tugas nya meskipun menderita penyakit.”
Nasrallah mengatakan bahwa gerakan perlawanan “tentu mendapat kemenangan dengan komandan yang setia seperti Zahri”
Di tempat lain dalam sambutannya, pemimpin Hizbullah mengecam rezim Riyadh atas dukungannya terhadap terorisme dan melancarkan perang melawan Yaman yang miskin sejak Maret tahun lalu.
Lebih dari 9.400 orang, termasuk banyak warga sipil, tewas dan sedikitnya 16.000 lainnya terluka sejak agresi dimulai.
Nasrallah juga mengutuk kerajaan Arab yang mendukung Bahrain dalam tindakan keras pada masyarakat Syiah Bahrain.
Sejak 14 Februari 2011, ribuan demonstran anti-rezim telah mengadakan berbagai demonstrasi di Bahrain hampir setiap hari, menyerukan penguasa Al Khalifah untuk melepaskan kekuasaan.
(Al-Manar/Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar