Media massa Arab Saudi melaporkan, negara produsen minyak dan pemilik cadangan minyak terbesar dunia ini tengah menghadapi krisis bahan bakar khususnya pom bensin (SPBU) di Provinsi al-Qasim sampai diliburkan.
Menurut laporan Fars News, Koran al-Wiam, cetakan Arab Saudi dalam laporannya menyatakan, Provinsi al-Qasim menghadapi krisis bahan bakar dan bahkan sejumlah pom bensin di wilayah ini terpaksa diliburkan.
Berdasarkan laporan yang juga diliput media massa lain Arab Saudi, terlihat antrian panjang di pom bensin Provinsi al-Qasim dan jalan-jalan yang menuju ke pengisian bahan bakar.
Pemilik pom bensin menilai perusahaan Aramco sebagai pihak yang menyebabkan krisis ini dan dikatakannya, perusahaan ini menolak mengirim bahan bakar serta produk olahan minyak.
Krisis ini juga dilaporkan merebak ke wilayah lain di Arab Saudi, bahkan telah merambah Riyadh. Krisis bahan bakar di al-Qasim sangat serius sehingga sejumlah pabrik terpaksa diliburkan.
Arab Saudi yang saat ini tengah mengadapi krisis bahan bakar, padahal negara ini adalah produsen minyak terbesar dunia dan memiliki cadangan minyak paling besar. Petinggi Riyadh yang mengekor pada kebijakan Amerika Serikat dalam menjatuhkan sanksi minyak Iran berjanji akan memenuhi kekurangan suplai minyak di dunia.
Koran al-Watan juga membenarkan kelangkaan bahan bakar di Arab Saudi dan mengutip sumber resmi pemerintah melaporkan bahwa kelankaan ini disebabkan adanya kerusakan di kilang minyak negara ini.
Beberapa waktu lalu perusahaan Aramco diserang virus dan akibatnya 30 ribu komputer perusahaan ini terinveksi virus. Pejabat perusahaan Aramco menyatakan bahwa serangan virus tersebut telah terkendali dan seluruh sistem komputer perusahaan telah beroperasi kembali.
(Al-Wiam/Fars-News/Sinar-Pagi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar