Kota Makkah, Arab Saudi (Foto: Dok: Independent.co.uk)
Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan Arab Saudi kemungkinan akan menguras seluruh cadangan devisa dan asset-nya dalam lima tahun ke depan, karena merosotnya harga minyak internasional.
Laporan terbaru IMF menyebutkan raksasa ekonomi Timur Tengah itu diperkirakan mengalami defisit anggaran belanja 21,6 persen pada tahun 2015, dan 19,4 persen tahun depan.
Riyadh akan dipaksa mencari sumber dana menjual minyak, untuk menutup defisit anggata belanja. Seperti negara-negara pengekspor minyak lainnya, Riyadh dikabarkan akan mengurangi anggaran secara substansial.
“Untuk para eksportir minyak di kawasan Timur Tengah, penurunan harga minyak dunia menyebabkan kerugian pendapatan ekspor hingga 360 triliun dolar pada tahun ini,” Masood Ahmed, direktur IMF Timur Tengah, mengatakan kepada wartawan di Dubai.
Turunnya pendapatan Arab Saudi dibuktikan dengan beberapa keputusan penting kerajaan. Saudi Arabian Monetary Agency menarik 70 miliar dolar yang dikelola lembaga keuangan luar negeri.
Cadangan devisa negara juga turun hampir 73 triliun, karena harga minyak merosot, hingga tinggal 654.5 triliun dolar.
Harga minyak yang merosot sampai ke level 50 dolar AS per barel membuat negara-negara pengekspor perlu membuat variasi ekonomi untuk menyerap jutaan pencari kerja.
“Mencapai kesinambungan fiskal dalam jangka menengah akan sangat menantang, mengingat kebutuhan menciptakan lapangan kerja,” kata Ahmed.
“Lebih dari 10 juta orang diperkirakan akan mencari pekerjaan pada tahun 2020 di negara-negara pengekspor minyak di Timur Tengah, lanjutnya.
(The-Independent/AFP/Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar