Ilustrasi
Negara penghasil minyak dunia, Arab Saudi sepertinya harus menghadapi realita buruk pada pendapatannya. Menurut para analis, Saudi kini dinilai tidak memiliki uang alias bokek akibat anjloknya harga minyak dunia.
Laman Bloomberg pada Senin 10 Agustus 2015 melaporkan, pemerintah Arab Saudi harus meningkatkan cadangan dananya. Untuk mengatasinya, pemerintah Arab Saudi mencari pinjaman pada investor asing.
Hari ini, harga minyak mentah Brent menyentuh posisi 48,61 dollar AS per barrel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) ada di posisi 43,87 dollar AS per barrel. Penurunan ini terjadi pada bulan keenam pada tahun ini. Akhir Juni lalu, harga minyak bumi masih bertengger di posisi 107 dollar AS per barrel.
Lantaran harga minyak yang terus menyusut, Arab Saudi mesti merogoh kocek lebih dalam. Arab Saudi telah menghabiskan hampir USD62 miliar dari cadangan mata uang asing tahun ini, dan meminjam USD4 miliar dari bank lokal pada Juli lalu dalam bentuk obligasi sejak 2007.
Sementara itu, defisit anggaran diperkirakan akan mencapai 20 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2015 ini. Capital Economics memperkirakan, pendapatan pemerintah akan turun USD82 miliar pada tahun ini, setara dengan 8 persen dari PDB. Kondisi ini terbilang luar biasa bagi sebuah negara yang terbiasa mengalami surplus pendapatan.
Sampai dengan akhir 2015, pemasukan pemerintah bakal susut hingga 82 miliar dollar AS. Angka ini setara dengan 8 persen GDP. Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksikan, defisit anggaran Arab Saudi akan berlangsung hingga 2020.
Arab Saudi menyandarkan 80 persen pemasukannya dari minyak bumi. Sebagai pemimpin Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), Arab Saudi tak ingin memangkas produksi minyaknya.
Lebih lanjut, menurut Fahad al-Mubarak dari Badan Moneter Arab Saudi, negerinya punya kemungkinan besar meminjam dana dari sejumlah investor. Menurut perhitungan, Arab Saudi bisa mengeluarkan surat utang senilai 5 miliar dollar AS tiap bulan sampai dengan akhir 2015.
Sebagaimana diberitakan, Saudi tengah mengeluarkan dananya dalam jumlah besar untuk melatih pemberontak Suriah. Meski Saudi beralasan proyek itu diperuntukkan menghadapi ISIS, namun sejumlah analis menyatakan pelatihan itu untuk mengguilibgkan Bashar al-Assad. Selaian itu, Saudi juga membiayai perang Yaman.
(CNBC/Reuters/Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar