Ketika Arab Saudi dan mitra jahatnya memutuskan untuk meluncurkan perang mahal dengn menimbulkan gesekan terhadap Yaman, Irak, dan Suriah, tidak pernah terpikir oleh mereka bahwa hal itu akan membawa kebangkrutan hebat terhadap pemerintahan yang mereka pimpin.
Setelah bertahun-tahun memutuskan untuk melancarkan perang sementara tidak ada hasil yang diinginkan, itulah apa yang akan terjadi pada keluarga kerajaan yang dulunya kaya dan percaya diri di Riyadh serta aliansi mereka. Di tengah harga minyak yang rendah, House of Saud kehabisan uang tunai dan pilihan, yang berarti bahwa mereka tidak mampu lagi untuk membeli persenjataan mahal Amerika untuk melaksanakan perang mahal akibat kesewang-wenangan dan keserakahan kerajaan.
Mudah dimengerti, inilah yang terjadi pada Amerika Serikat dan Kekaisaran Kekacauannya setelah mengobarkan perang bodoh yang mahal dan tidak bisa dibenarkan di Afghanistan(2001) dan Irak (2003). Sekarang nasib yang sama menunggu klien regional mereka, Saudi”.
Kenyataannya, seperti tuan Amerika mereka yang bangkrut, Saudi telah putus asa akibat kekurangan dana dan legitimasi untuk melanjutkan perang mahal mereka. Riyadh mengalami defisit anggaran yang besar dan mulai kehabisan cadangan mata uangnya. IMF memperkirakan kerajaan itu akan kehabisan cadangan kas dalam lima tahun, dan kemudian akan tenggelam dalam utang.”
Gambarannya jelas, Fantasi melakukan perubahan-rezim House of Saud telah runtuh di Irak, Suriah, maupun Yaman. Mereka bingung bagaimana menghentikannya. Tak mungkin menyerukan untuk berhenti, namun juga tidak mungkin terus menghabiskan bom dan teror perang proxy. Jika tujuan Saudi adalah untuk menghancurkan kelompok perlawanan Ansharullah, maka Saudi telah melah melakukan kesalahan besar karena hal itu sama sekali tidak menunjukkan hasil, sama seperti kesalahan kerajaan dalam menilai intervensi mereka dalam perang di Suriah dan Irak pada setiap tahapannya.
Jika begitu banyak kebodohan Saudi ini mulai terdengar sedikit akrab, alasannya cukup sederhana. Arab Saudi kini merana , terisolasi dan dibenci di mata masyarakat dunia. Eropa menyalahkan Riyadh untuk krisis pengungsi yang berkembang dan telah memutuskan untuk memberlakukan embargo senjata. Suara mayoritas anggota PBB juga telah mengutuk kejahatan perang Saudi di Yaman. Artinya, kebijakan Saudi masih belum bekerja, dan kebijakan itu tidak akan berhasil.
Namun bodohnya, bukannya berhemat, monarki itu justru menyemprotan lebih banyak uang ke sekelilingnya, memberikan jutaan dolar untuk para teroris Salafi-Takfiri agar bisa bertahan meski hanya untuk beberapa hari lagi. Putus asa, Saudi juga dengan bodohnya terlibat dalam pengerahan militer masif sementara mereka masih bergantung sepenuhnya pada senjata impor untuk itu, dimana kebijakan aneh tersebut memastikan kebangkrutan lebih besar.
Mereka menyulut perang dengan isu gesekan sektarian di Timur Tengah dan dengan itu mereka telah membakar sendiri cadangan devisa dengan kecepatan konyol , yaitu sekitar 12 miliar dolar per bulan. Mereka tahu bahwa mereka terjebak dan mereka tahu nasib mereka habis sudah. Mereka bahkan juga tahu bahwa jika mereka mengakhiri perang sektarian yang mereka tabur, hal itu kini sudah terlambat.
Masalah kebangkrutan Saudi adalah pasti. Seperti yang dilaporkan IMF, kenyataannya saat ini cadangan Saudi akan turun menjadi 200 miliar dolar pada akhir 2018, hanya cukup untuk menjalankan industri kebencian Wahhabi mereka dalam jangka waktu terbatas.
Tambahan atas semua berita buruk bagi para pembuat kebijakan reyot di ibukota Monarki itu adalah, saat ini mereka tidak hanya harus berurusan dengan guncangan akibat perang sektarian mereka yang gagal di luar negeri, namun mereka juga akan harus berurusan dengan pemberontakan demokrasi yang mulai terjadi dalam internal kerajaan sendiri, dimana hal itu bisa dipastikan begitu nantinya kerajaan kehabisan uang untuk dibelanjakan pada “diplomasi “dan” hak asasi manusia “di PBB. Terancam oleh realitas baru ini, hari-hari House of Saud hanyalah tinggal hitungan waktu.
(Voa-Isslam-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar