Pekerja konstruksi di Arab Saudi (Foto: english.alarabiya.net)
Melemahnya perekonomian Arab Saudi telah berdampak pada pemutusan kerja yang terpaksa dilakukan sejumlah perusahaan setempat terhadap para buruh.
Seperti dilaporkan laman CNBC, Minggu 1 Mei 2016, perusahaan konstruksi terbesar di Arab Saudi, Binladin terpaksa mem-PHK 50.000 karyawannya karena pemerintah saat ini telah mengurangi subsidi untuk bisa bertahan di tengan merosotnya harga minyak.
Perusahaan Binladin yang bergerak di sejumlah bidang termasuk konstruksi itu pun terkena dampaknya. Dari 200.000 karyawannya, Grup Binladin mengurangi karyawannya sebanyak 50.000 orang. Banyak karyawannya yang berasal dari berbagai negara seperti Nepal, Banglades, India, dan Indonesia.
Akan tetapi, kebijakan itu ditanggapi kemarahan oleh para buruh konstruksi di perusahaan milik salah satu orang terkaya di Arab Saudi tersebut.
Surat kabar Saudi al-Watan yang dikutip CNBC menyebutkan, ke-50.000 staf yang kontraknya diputus sepihak itu semuanya berasal dari luar Arab Saudi. Mereka telah diberikan visa untuk segera meninggalkan Saudi karena sudah tak ada pekerjaan lagi untuk para pekerja migran tersebut. Masalahnya, perusahaan Binladin tak membayarkan hak-hak mereka. Bahkan sebagian dilaporkan tak menerima gaji selama empat bulan. Hal itu memicu para buruh konstruksi Binladin mengamuk.
(Al-Arabiya/CNBC/Pikiran-Rakyat/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar