Wakil Presiden Jusuf Kalla (kedua kiri) didampingi pengasuh Ponpes Tebuireng KH Salahuddin Wahid (kiri), pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang KH Maimun Zubair (kedua kanan) dan KH Jamaludin Ahmad (kanan) saat menghadiri Haul ke enam mantan Presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Ponpes Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Sabtu 26 Desember 2015 malam. – Foto; ANTARA
Ribuan umat Islam dari Jombang dan sekitarnya menghadiri Haul Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Peringatan ini dihadiri juga oleh sekitar 2.000 santri Pondok Pesantren Tebu Ireng.
Sejumlah tokoh yang hadir di acara haul Gus Dur yang ke-6 adalah Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Ketua Gerakan Pemuda Ansor Nusron Wahid dan Alwi Shihab, mantan Ketua Umum PBNU dan pernah menjadi Menteri Luar Negeri era Presiden Gus Dur.
Wapres JK tiba di Pesantren Tebuireng sekitar pukul 17.45 WIB dengan mengenakan pakaian muslim berwarna putih untuk kemudian disambut Pemimpin Pondok Pesantren Tebuireng Solahuddin Wahid.
Wapres hadir memberikan sambutan sebelum kembali ke Jakarta sekitar pukul 21.00 WIB dari Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur.
Dalam sambutannya, JK mengingatkan kepada bangsa Indonesia atas jasa besar Gus Dur, terutama di bidang pemikiran besarnya. Pemikiran Gus Dur dapat menjadi teladan atas pemikiran pluralisme dan persatuan untuk kemajuan Tanah Air.
Menurut Wapres, pemikiran yang dituangkan oleh Gus Dur telah memandang bagaimana cara menyatukan bangsa di masa depan. Pemikiran Gus Dur juga mengimplementasikan kepada bangsa Indonesia sebagai bangsa yang menghargai perbedaan.
“Gus Dur mengajak bangsa ini saling menghormati saat dunia saling berkonflik,” kata Wapres JK.
Sejumlah aktivitas digelar dalam rangka Haul Gus Dur ke-6 di PP Tebuireng Jombang. Di antaranya khataman Kitab Suci Al- Quran. Kegiatan itu diikuti para santri dan masyarakat umum.
Kegiatan khataman itu diselenggarakan di lokasi masjid yang ada di dalam pondok. Seluruh masyarakat dan santri dengan tertib mengikuti kegiatan tersebut. Selain khataman, sejumlah persiapan lain juga dimaksimalkan, seperti penataan lokasi.
Gus Dur wafat pada 30 Desember 2009 pada usia ke-69 di Jakarta. Dia lahir di Jombang pada 7 September 1940 sebagai anak pertama dari pasangan KH Wahid Hasyim dan Hj Sholehah.
(Satu-Islam/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar