Sebuah survei baru terhadap lebih dari 18.000 orang Arab di 12 negara Timur Tengah mendapati bahwa mayoritas besar dari mereka memiliki pandangan negatif terhadap kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS yang telah banyak meneror negara mereka.
Pusat Arab untuk Penelitian dan Kebijakan yang berbasis di Doha, Qatar, mengatakan bahwa 80 persen dari responden yang disurvei melalui wawancara tatap muka di seluruh Timur Tengah menyatakan pandangan yang negatif terhadap kelompok ISIS yang telah memproklamirkan kekhalifahan di Irak dan Suriah.
Sementara 9 persen lainnya mengatakan bahwa mereka melihat kelompok ISIS memiliki sisi negatif "pada batas-batas tertentu."
Survei itu dilakukan di 12 negara antara bulan Mei hingga September tahun ini, di antaranya untuk mengukur sentimen publik terhadap kelompok militan dan perang saudara yang sudah berlangsung hampir lima tahun di Suriah.
Hasil survei itu "tidak menunjukkan korelasi yang signifikan antara dukungan terhadap ISIS dengan sentimen keaagamaan," para peneliti menjelaskan pada website lembaga di Doha tersebut.
"Pandangan responden yang positif terhadap ISIS bisa ditemukan di kalangan responden yang 'sangat religius' dan mereka yang 'tidak religius' secara merata. Demikian juga antara mereka yang mendukung negara syariah (berdasarkan hukum agama) dengan pendukung negara sekuler," kata para peneliti.
Para peneliti menyimpulkan bahwa dukungan terhadap organisasi-organisasi ekstremis radikal di dunia Arab, berakar pada keluhan terhadap situasi politik dan konflik di negara-negara Arab, dan bukan berakar pada ideologi agama.
Para peneliti juga mengatakan bahwa secara keseluruhan pandangan negatif responden terhadap kelompok militan ISIS dengan persentase tertinggi ada di Lebanon (99 persen), disusul oleh Yordania dan Irak (97 persen), Tunisia (96 persen), Arab Saudi (95 persen) dan Kuwait (90 persen).
Hasil survei menunjukkan pandangan negatif terhadap ISIS yang "terendah" dari 12 negara yang disurvei ada di Mauritania (74 persen), Aljazair dan Maroko (keduanya 83 persen), Mesir dan Sudan (keduanya 84 persen) dan Palestina (87 persen).
(Kompas/Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar