Katib ‘Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf memandang ketegangan Saudi-Iran sengaja diciptakan oleh pihak Saudi. Gus Yahya menganggap Saudi membutuhkan situasi tegang sebagai pintu masuk untuk merekatkan kembali negara-negara sekutunya yang kini dirasa mengendur di tengah konflik panjang Timur Tengah.
“Saya menduga, Saudi memang sengaja memicu dan membangun skenario konflik ini. Masuknya Rusia dan Cina ke dalam pertarungan militer seputar Syiria telah mengubah peta secara dramatis sampai-sampai kepemimpinan dan arahan Saudi mulai diragukan oleh sekutu-sekutunya sendiri,” kata Gus Yahya dalam akun fesbuknya, Kamis (7/1).
Ia melihat barisan sekutu Saudi yang mengendur. Saudi tidak ingin kepercayaan sekutunya semakin memudar dan bergerak ke arah yang lebih parah. Makanya Saudi membutuhkan momentum untuk rekonsolidasi.
Dengan konflik belakangan ini dengan Iran, Saudi mencoba menggalang kebersamaan dari sekutunya. Lewat isu Suni-Syiah, Saudi menarik garis pemisah antara sekutu dan pesaingnya. Karenanya Saudi mencari jalan untuk bersitegang dengan Iran, kata Gus Yahya.
Konflik kedua negara bertetangga ini awalnya dipicu oleh eksekusi Al-Nimri yang disusul demonstrasi sampai lempar bom molotov ke gedung kedutaan Saudi.
Spekulasi Gus Yahya ini cukup beralasan. Menurutnya, Al-Nimri sudah bertahun-tahun mengumbar agitasi keras terhadap penguasa Saudi. Kalau mau, Saudi bisa dan punya alasan untuk memancungnya sejak dahulu.
“Kenapa sekarang? Apakah lemparan bom molotov sudah cukup jadi alasan pemutusan hubungan? Sepele amat? Kalau jadian betul perang Saudi-Iran, kekacauan di kawasan itu memang akan gila benaran,” tandas Gus Yahya.
(NU/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar