Perwalian Haram Suci Razavi di acara pengormatan atas syuhada dan peziarah yang tewas mengatakan, serangan teror di kota Hilla, Irak membuktikan bahwa kubu imperialis sudah putus asa dan kalah.
Astan News melaporkan, Hujatulislam Sayid Ebrahim Raisi, Ahad (27/11) di acara malam wafatnya Rasulullah Saw dan kesyahidan Imam Hassan Mujtaba as, di Serambi Besar Imam Khomeini, Haram Suci Razavi, selain menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Rasulullah Saw dan syahidnya Imam Hassan as, juga memohonkan pengampunan dan magfirah untuk para syuhada dan korban tewas dalam ziarah dan mengutip ayat 24 Surat Al Anfal yang di dalamnya Allah Swt berfirman, “Ya Ayuhaladzina Amanu Astajibu lillah wa li Rasuli idza daakum lima yuhyikum wa’lamu annallaha yahulu bain al mar’i wa qalbihi wa annahu ilaihi tuhsyarun.”
Ia menerangkan, berdasarkan ayat suci ini, Allah Swt dan Rasulullah Saw menyeru manusia untuk menjalani hidup yang baik, kehidupan yang menjadikan umat manusia penyembah Tuhan dan membimbing manusia kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.
Anggota Dewan Tinggi Hauzah Ilmiah Khorasan menambahkan, para nabi adalah para pembawa hidayah dan Imam Maksum as datang agar manusia bergerak menuju Tuhan, dengan metode yang memungkinkan manusia meraih kebahagiaan dunia dan akhirat dengan kehidupan yang diwarnai nilai-nilai ketuhanan dan jika seorang manusia melangkah di jalan hidayah Tuhan, saat itu hidupnya terbebas dari niat dan tujuan orang-orang yang tersesat, dan tidak akan membiarkan kaum kafir, imperialis dan munafikin dunia menentukan jalan hidup yang harus ia jalani.
Di antara ajaran Nabi Muhammad Saw, menurut Raisi adalah mengajak kepada tauhid, penyembahan Tuhan, menjauhi sombong dan menyembah berhala, memerangi penjajah, mencintai sesama, berinfak, menerapkan keadilan sosial dan hidup dengan baik.
Dalam menjelaskan ciri-ciri zaman jahiliyah, Raisi menuturkan, zaman jahiliyah adalah masa dimana pemikiran, akhlak dan amal manusia dicemari kebodohan, sehingga tidak terdengar lagi kemanusiaan, pemikiran dan ketuhanan, akhlak mulia dan amal saleh, dan sifat-sifat hewan menguasai kemanusiaannya. Pembunuhan, perampokan, pembantaian, kesombongan dan mementingkan diri sendiri sudah menjadi hal lumrah dan nilai-nilai kemanusiaan diinjak-injak oleh nafsu binatang.
Anggota Staf Ketua, Dewa Ahli Kepemimpinan Iran itu mengatakan, jika umat manusia mendengar dan mengikuti seruan para nabi maka mereka akan mencapai kebahagiaan dan ia mempertanyakan, apa kewajiban umat Islam pasca meninggalnya Rasulullah Saw dan mengutip ayat 144 Surat Ali Imran dan menuturkan, umat Islam pasca wafatnya Rasulullah Saw di hadapkan pada dua jalan, pertama, jalan hidayah kepada Allah Swt dan mengikuti ajaran-ajaran nabi sampai terwujudnya kehidupan Rabbani dan kedua adalah jalan kemunduran dan kembali ke masa jahiliyah dan menolak risalah Nabi Muhammad Saw.
Menurut Raisi, munculnya semangat jahiliyah dan mengikuti jalan kemunduran di tengah masyarakat Islam adalah mengikuti kaum kafir dan munafikin.
Dengan mengutip ayat 149 Surat Ali Imran yang berbunyi, “Ya ayuhaladzina amanu in tutiu ladzina kafaru yaruddukum ala a’qabikum fatanqalibu khasirin”, Raisi menuturkan, Allah Swt dalam ayat mulia ini menyebut alasan Muslimin kembali ke masa jahiliyah pra-Islam adalah mengikuti dan mentaati kaum kafir. Masyarakat Islam jika mentaati dan mengikuti kaum kafir, penjajah dan orang-orang tidak bertuhan, dan menjauhkan ridha Allah Swt serta tidak mengikuti ajaran-ajaran nabi dan para pembawa hidayah, maka mereka akan kehilangan Islam dan kembali ke masa jahiliyah.
Hujatulislam Raisi menegaskan bahwa rahasia kemajuan dan kesempurnaan umat manusia terletak pada ketaatan pada Allah Swt dan waliyullah dan kunci kemunduran akhlak serta perilaku jahiliyah adalah ketaatan pada penjajah.
Ia juga menyinggung penjelasan Pemimpin Revolusi Islam Iran atau Rahbar terkait jihad akbar dan menuturkan, perang melawan penjajah dan melawan penindasan, adalah jihad akbar dan ini adalah prinsip Islam dan ajaran-ajaran Ahlul Bait as, masyarakat Islam tidak dapat menganggap diri sebagai Muslim, karena ia meninggalkan ajaran-ajaran Islam.
Rahasia Kemuliaan dan Kejayaan Pemerintahan Islam
Perwalian Haram Suci Razavi menyebut rahasia kemuliaan dan kejayaan Republik Islam Iran hari ini adalah ketaatan keada perintah Tuhan dan ajaran-ajaran Rasulullah Saw.
Ia menjelaskan, dengan memperhatikan sejarah negara-negara dunia dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir, kita memahami bahwa negara dan bangsa-bangsa dunia mengalami kerugian dan kemunduran, karena mereka lebih memprioritaskan untuk bersahabat dengan kaum kafir dan penjajah ketimbang Tuhan dan Rasulullah Saw.
Raisi menambahkan, hari ini ketika rezim Arab Saudi menjadi kepanjangan tangan strategi imperialis dunia di Timur Tengah, maka sepenuhnya berusaha memuaskan dan menggembirakan kubu imperiais dunia dan terus melakukan penindasan terhadap rakyatnya sendiri dan Muslimin negara-negara lain untuk memuaskan kaum kafir.
Hujatulislam Raisi di bagian lain pidatonya mengecam aksi teror di kota Hilla, Irak yang menewaskan sejumlah peziarah Imam Hussein as dan menganggap aksi semacam itu sebagai tindakan brutal yang disebabkan keputusasaan dan kekalahan.
Ia menerangkan, tangan-tangan kotor yang melakukan teror terhadap para peziarah Arbain Imam Hussein as di kota Hilla pada hakikatnya adalah tangan Amerika Serikat, rezim Zionis Israel dan rezim Al Saud yang keluar dari baju terorisme Takfiri.
Anggota Dewan Tinggi Hauzah Ilmiah Khorasan menilai kelompok teroris ISIS sebagai didikan Israel dan Amerika.
Ia menerangkan, sejumlah manusia jahil, bodoh dan tertipu Takfiri, menjadi alat Amerika dan Israel untuk menyulut perang, petumpahan darah, pembunuhan dan perpecahan di tengah masyarakat Islam, dari satu sisi melemahkan pasukan Muslim dan di sisi lain berusaha merusak citra Islam.
Menurut Raisi, Amerika dan Israel adalah satu-satunya pihak yang diuntungkan dari peristiwa Suriah, Irak dan Yaman.
“Konspirasi busuk Zionis tampak begitu jelas dalam pertumpahan darah dan kejahatan-kejahatan di Dunia Islam, dapat dipastikan masyarakat Islam dengan mengikuti Al Quran, teladan Rasulullah Saw, ajaran-ajaran Ahlul Bait as dan kesadaran, mampu bersatu, solid dan kokoh,” paparnya.
Anggota Dewan Ahli Kepemimpinan Iran itu juga mengatakan bahwa kemenangan dan pertolongan Allah Swt atas sebuah bangsa yang melakukan perlawanan di jalan Tuhan dan punya keberanian, akan menjadi medali Tuhan dalam bentuk kekuatan dan keunggulan negara.
Ia menjelaskan, perkataan kami kepada para penjajah dan musuh bangsa besar Islam ini adalah, kutipan syair Hafez Shirazi sebagai berikut:
“Ei Magas Arse-ye Simorgh na Joulangahi Tust, Arze Khud Mibari va Zahmate Ma Midari”
“Hai lalat, singgasana Simorgh bukan tempat terbangmu, bukan saja kau telah mempermalukan diri sendiri, tapi juga membuat kami tersinggung.”
Di bagian lain pidatonya, Perwalian Haram Suci Razavi menyinggung peristiwa menyedihkan tabrakan kereta api yang terjadi di rute Semnan-Mashhad yang menewaskan dan melukai sejumlah peziarah Imam Ridha as, dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban, juga rakyat Iran terutama warga berbahasa Azeri.
Hujatulislam Raisi mendoakan agar korban luka segera mendapat kesembuhan dan menuturkan, sisi kesamaan para korban tewas dalam peristiwa tabrakan kereta api dengan serangan teror di Hilla, adalah kecintaan berziarah dan meniti jalan cinta dan kasih kepada Ahlul Bait as.
(Astan-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar