Ritual Khutbah Malam Kesyahidan Imam Ridha as


Tradisi khutbah di malam kesyahidan Imam Ridha as atau “Khotbeh Khani” di tengah kesedihan dan duka cita para pelayan dan peziarah Makam Suci Imam Ridha as, digelar dengan penuh kekhusyuan dan suasana spiritualitas di halaman Enghelab Eslami, Haram Suci Razavi.

Astan News melaporkan, ritual Khotbeh Khani digelar malam ini, setelah tenggelam matahari di tanggal 29 Shafar setelah shalat maghrib dan isya berjamaah di halaman Enghelab Eslami, Haram Suci Razavi dengan dihadiri oleh Ayatullah Allamul Huda, Wakil Wali Fakih di Khorasan Razavi, Hujatulislam Raisi, Perwalian Haram Suci Razavi, Alireza Rashidian, Gubernur Khorasan Razavi, Sayid Morteza Bakhtiari, Wakil Perwalian Haram Suci Razavi dan para pegawai serta pelayan Haram Suci Razavi.

Dalam khutbah malam kesyahidan Imam Ridha as di malam ke 30 Shafar 1438 Hq, Makam Suci Imam Ridha as yang semerbak harum kesyahidan dan pengorbanan, untuk pertama kali didatangi oleh keluarga syuhada Perang Pertahanan Suci dan pembela Haram Suci, veteran perang yang cacat dan famili orang-orang yang meninggal saat menuju Makam Suci Imam Ridha as.

Ritual ini dimulai dengan pembacaan ayat suci Al Quran oleh Javad Panahian, salah satu qari terkemuka Iran dan pelayan Haram Suci Razavi, setelah itu Perwalian Haram Suci Razavi menyampaikan ceramahnya dan menilai kesempatan berziarah ke Makam Suci Imam Ridha as sebagai kesempatan berharga untuk membangun diri dan meningkatkan derajat spiritualitas seseorang, menurutnya Haram Suci Razavi adalah madrasah besar untuk membangun manusia dan meningkatkan kapasitas.

Ia menuturkan, para peziarah di Makam Suci ini di samping Imam Ridha as melakukan upaya peningkatan kapasitas dan menambah makrifatnya. Haram suci Razavi adalah madrasah besar untuk membangun manusia yang di dalamnya Imam Ridha as menjadi gurunya dan seluruh pecinta Ahlul Bait as sebagai murid-muridnya.

Raisi menambahkan, di madrasah ini, apa yang menjadi syarat kesempurnaan, pertumbuhan dan kemajuan manusia adalah perjalanan menuju Allah Swt yang diperoleh dengan bantuan dari kedudukan agung Imam Ridha as. Di halaman ini dan tempat penuh suasana maknawiah ini, seorang peziarah belajar tentang penghambaan dan pengorbanan di bawah kerinduan pada Allah Swt, dari yang diziarahi.

Anggota Dewan Tinggi Hauzah Ilmiah Khorasan itu juga menyinggung ritual khutbah malam kesyahidan Imam Ridha as dan mengatakan, khutbah ini sama sekali bukan acara seremonial, tapi bersumber dari keyakinan kokoh dan keimanan di hati. Keyakinan dan kepercayaan terhadap Tauhid, Kenabian, Imamah, Wilayah dan Maad dijelaskan dalam khutbah ini.

Menurut Raisi, pemerintahan Republik Islam Iran adalah sebuah sistem yang terbentuk berlandaskan Al Quran dan ajaran-ajaran Nabi Muhammad Saw.

“Dengan bersyukur atas nikmat pemerintahan Islam, di dalam khutbah malam ini kita akan mendoakan pendiri Republik Islam Iran dan keselamatan serta kesehatan bagi pewarisnya,” imbuh Raisi.

Anggota Staf Ketua, Dewan Ahli Kepemimpinan Iran di bagian lain ceramahnya menyinggung soal tujuh arahan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar dan menuturkan, di dalam teladan kehidupan Imam Ridha as dan kakek-kakeknya yang mulia, selalu ditekankan untuk memperhatikan kaum fakir miskin, lemah dan tertindas, oleh karena itu para pelayan Haram Suci Razavi sebagai simbol orang-orang yang mendapat pengajaran dan pendidikan di Haram Suci Imam Ridha as, akhlak, perilaku, tindakan dan perkataannya harus mencerminkan pemikiran dan teladan Razavi.

Perwalian Haram Suci Razavi meminta bantuan kepada Imam Ridha as agar kesulitan masyarakat dan kaum fakir miskin teratasi, ia juga menekankan pentingnya hubungan maknawiah antara Haram dan harim (urusan privat).

Ia mengungkapkan, dalam budaya menjamu para peziarah, kita harus berperilaku sedemikian rupa sehingga seolah-olah masalah Haram Suci dan harim adalah satu ruang, bukan hanya kota suci Mashhad dan Provinsi Khorasan Razavi, tapi seluruh Iran harus menjadi manifestasi dan irama Razavi.

Dalam acara itu, para pelayan Haram Suci Razavi membawa lilin bercahaya di tangan mereka dan mengelilingi halaman Enghelab Eslami, sebagian pelayan Razavi berada di barisan-barisan yang teratur berdiri di tengah lingkaran, mereka membacakan syair-syair duka dan mengucapkan belasungkawa atas kesyahidan Imam Ali bin Musa Al Ridha as kepada Imam Zaman af.

Kemudian acara dilanjutkan dengan pembacaan khutbah malam syahadah Imam Ridha as oleh Mohammad Movahed. Khutbah ini meliputi tema kesaksian atas keesaan Tuhan, hamd dan syukur atas Tuhan dan salam atas Rasulullah Saw, juga salam untuk para Imam Maksum as, syuhada dan Imam Khomeini dan doa keselamatan serta panjang umur untuk Rahbar.

Setelah pembacaan khutbah, para pelayan Makam Suci Imam Ridha as serentak bersama Ahmad Vaezi dan dengan lilin yang menyala melantunkan kidung duka dan meneteskan air mata. Salah satu acara lain dari ritual khutbah malam kesyahidan Imam Ridha as adalah pembacaan syair duka dalam tiga bahasa, Arab, Farsi dan Azeri.

Ritual khusus khutbah malam kesyahidan Imam Ridha as di Haram Suci Razavi dilakukan dua kali dalam setahun yaitu di malam kesyahidan Imam Ridha as dan hari Asyura.

(Astan-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Ditulis Oleh : Unknown ~ Pada Sabtu, 03 Desember 2016

Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel kami yang berjudul Ritual Khutbah Malam Kesyahidan Imam Ridha as. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Anda dipersilakan copy paste berita ini dengan mencantumkan url sumber : https://abnsnews.blogspot.com/2016/12/ritual-khutbah-malam-kesyahidan-imam.html

Subscribe for latest Dunia Penuh Berita


0 komentar:

PROFIL ABNS