Keserakahan Riyadh di Selatan Yaman


Putaran baru agresi Saudi ke Yaman adalah dengan harapan dapat mengembalikan Manshur Hadi ke tampuk kekuasaan dan menguasai daerah-daerah selatan Yaman.

Serangan-serangan “Badai Mematikan” koalisi selama sebulan tidaklah memberikan hasil yang diinginkan olehkeluarga kerajaan Saudi. Akhirnya Washington menekan Muhammad bin Salman, Menteri Pertahanan dan Pangeran menghentikan sementara serangan ke Yaman.

Tapi sekali lagi Pangeran mengeluarkan perintah serangan ke Yaman yang diberi nama operation “Pemulihan Harapan" dan kali ini Saudi memusatkan tujuan-tujuan tertentu.

Salah satu tujuannya adalah mengembalikan pemerintahan Manshur Hadi yang sedang berada dalam pengasingan dengan berupaya menempatkannya di Aden dan mendominasi selatan Yaman. Dengan alasan ini, serangan koalisi Arab Saudi dilancarkan secara kuat terhadap wilayah-wilayah Laj dan Aden supaya tercipta kondisi untuk kembalinya Manshur Hadi ke selatan Yaman.

Tujuan selanjutnya, menguasai bandar strategis Aden, karena bandar ini sebagai tempat transit barang-barang dari Turki dan negara-negara tetangga Yaman ke bandar Ilat di pusat tanah terjajah Palestina. Ankara dan Riyadh berada di balik layar persaingan jangka pendek dalam upaya mendominasinya.

Regional dan manik-manik di sekitar perhatiannya pada Yaman terampil merakit.

Riyadh dalam upaya mementahkan solusi-solusi politik dengan melemparkan tuduhan kepada Jamal bin Umar, utusan khusus PBB untuk penerapan kandungan kesepakatan perdamaian dan persatuan yang sebelumnya ditanda tangani oleh Ansharullah dan Manshur Hadi, supaya opsi politik tidak menjadi fokus perhatian dan pion-pionnya dapat ditempatkan secara strategis di dalam kekuasaan Yaman.

Hautsi tentunya masih bersikeras terhadap gencatan senjata sebelum memulai negosiasi politik dan mengalami kemajuan yang luas di medan Ta’iz dan Aden.

Menurut keyakinan para analis masalah-masalah Timur Tengah, pengarahan pemimpin Ansharullah akan mengantarkan Yaman ke dalam suatu kondisi kritis seperti yang terjadi di Suriah dan Libya, hal ini karena sifat keras kepala Saudi untuk terus memukul mundur dan memusnakan milisi-milisi rakyat. Dengan demikian, mustahil dapat berharap menyelesaikannya dalam masa yang singkat.

(Shabestan/ABNS)

Ditulis Oleh : Unknown ~ Pada Minggu, 20 Desember 2015

Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel kami yang berjudul Keserakahan Riyadh di Selatan Yaman. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Anda dipersilakan copy paste berita ini dengan mencantumkan url sumber : http://abnsnews.blogspot.com/2015/12/keserakahan-riyadh-di-selatan-yaman.html

Subscribe for latest Dunia Penuh Berita


0 komentar:

PROFIL ABNS