Gawat, Banyak warga DKI Ngikut Aliran ISIS Dan ISIS Rekrut ABG DKI Buat Dijadikan Algojo


Gawat, Banyak warga DKI Ngikut Aliran ISIS

Aliran Islamic of Iraq and Syria (ISIS) terus menjalar. Di DKI Jakarta, banyak warga yang sudah bergabung dengan aliran Islam garis keras tersebut.

Warga yang tergabung dalam ISIS sedang diburu. Polda Metro Jaya saat ini sudah menyebar pasukan intelejen untuk menangkapi para anggota ISIS.

Masuknya ISIS di Jakarta, ternyata dari sebuah masjid yang berada di kawasan Bekasi, Jawa Barat. Di masjid tersebut, warga yang hendak bergabung dibai’at atau disumpah agar tetap setia.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Dwi Priyatno tidak membantah kalau ISIS sudah menjalar ke ibukota. Aliran yang dicap sebagai kelompok teroris itu saat ini sedang diselidiki polisi.

“Intelijen Polda Metro memback-up Densus 88 Polri untuk menyelidiki atau mengintai jaringan tersebut. Ini sedang kita cari,” terang Dwi Priyatno kepada wartawan, Selasa (5/8).

Dwi menyatakan, saat ini anggota ISIS yang ada di Jakarta dan Bekasi sudah terdeteksi. “Sudah kita diidentifikasi. Saat ini sedang kita lakukan pengejaran bersama Densus 88,” lanjutnya.

Mantan Kapolda Jawa Tengah ini melanjutkan, seruan ISIS telah menyebarkan permusuhan dan kebencian yang dilarang oleh negara. “Para anggota ISIS bisa dikenakan pasal 160 KUHP dengan ancaman hukuman 6 tahun penjara,” ungkapnya.


Bendera ISIS di Bekasi

Masjid Muhajirin di Pulo Sirih, Pekayon Jaya, Bekasi Barat, Jawa Barat kini menjadi sorotan polisi. Di masjid inilah disebut-sebut aliran ISIS dideklarasikan.

Bahkan, bendera ISIS juga sempat dikibarkan. Hal ini ditegaskan Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Polresta Bekasi Kota AKP Siswo. “Sedang kita awasi pergerakannya,” ungkapnya.
Terungkap, deklarasi ISIS digelar pada Minggu (3/8). Acara mereka terpantau lengkap tim intelijen daerah Bekasi Kota. Mereka yang hadir juga sudah teridentifikasi. “Orang-orangnya sudah teridentifikasi,” kata Ketua Komite Intelijen daerah Bekasi Kota Maryono, Selasa (5/8).

Maryono mengungkapkan acara di masjid itu mulanya ceramah. Tak lama, kemudian sang penceramah mengobarkan semangat mendukung ISIS, yang disambut 50-an orang yang hadir. “Mereka kebanyakan orang luar bukan warga Bekasi. Jumlahnya ada 50 orang,” tukasnya.

50 orang itu tambah Maryono, diduga juga tergabung dalam kelompok bernama Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) yang dipimpin oleh Syamsudin Uba.

“Saat mereka berikrar, anggota JAT juga melakukan pengibaran bendera ISIS di halaman Masjid Muhajirin. Setelah membuat ikrar, jemaah tersebut menamakan kelompok mereka dengan nama Khilafah Ibrahim,” tambahnya.

Setelah diprotes dan dicibir, akhirnya Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) akhirnya memblokir video terkait ISIS di YouTube. Akses untuk 7 video yang berisi propaganda ISIS dipastikan telah ditutup oleh Google sebagai pemilik situs berbagi video YouTube.

Konfirmasi pemblokiran dilontarkan Menteri Kominfo Tifatul Sembiring melalui akun Twitter-nya, Selasa (5/8) pukul 12.41 WIB. “Ini 7 situs -source asli- video ISIS yg sudah di-remove dari youtube dg 20 flags. Yg lain menyusul,” tulis Tifatul sembari memberikan tangkapan gambar e-mail jawaban dari Google.

Dalam screenshot tersebut, tertulis tujuh tautan video YouTube yang berkaitan dengan ISIS, yang telah diblokir oleh Google Indonesia. Anehnya, saat Nonstop, coba membuka ketujuh video ISIS pada 22.30 WIB ternyata masih bisa dibuka.

Presiden SBY sebelumnya telah menginstruksikan Kemenkominfo untuk memblokir video yang berkaitan dengan ISIS. Instruksi itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto.

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mencatat, sebanyak 30 warga negara Indonesia (WNI) berangkat ke Suriah. Mereka dikhawatirkan bisa membawa paham Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) masuk ke Indonesia.

“Katanya disebutkan ada 56 orang, tapi BNPT lebih kurang 30 orang. Ini berdasarkan hasil penyelidikan. Mereka ini mengkhawatirkan karena mereka hanya tahu jihad ke Suriah, tapi nggak tahu ISIS,” ucap Kepala BNPT Ansyaad Mbai.

Mereka yang berangkat ke Suriah, lanjutnya, ada yang baru saja keluar dari penjara dan ada pula yang menjadi buron kepolisian. Ansyaad meminta agar pihak Keimigrasian bisa menyeleksi ketat para WNI yang akan kembali pulang ke Tanah Air.

Data dari Polresta Bekasi menyebutkan, pengikut ISIS di Bekasi yang melakukan ikrar di Masjid Muhajirin dulunya adalah jemaah yang tergusur dari Masjid Muhammad Ramadhan karena pengajiannya diprotes warga. Masjid Muhammad Ramadhan merupakan masjid yang sudah diambil alih oleh Pemerintah Kota Bekasi.

Ketika melakukan ikrar dukungan terhadap ISIS di Masjid Muhajirin, para anggota JAT juga merencanakan merebut kembali kepengurusan Masjid Muhammad Ramadhan yang hanya berjarak 500 meter dari Masjid Muhajirin. Semua aktivitas mereka tersebut dilakukan secara diam-diam. Hal ini agar mereka tidak terdeteksi oleh polisi.

Sebelumnya, Warga Pekayon, Bekasi, resah dengan kegiatan kajian agama yang sering diadakan di Masjid Muhammad Ramadhan. Pengurus Masjid Muhammad Ramadhan, Dahlan, mengatakan, warga menganggap kajian agama yang dilakukan oleh bukan warga sekitar itu ekstrem.
Menurut Camat Bekasi Selatan Abi Hurairah, pengambilalihan tersebut dilakukan karena dua hal. Pertama, lahan masjid menggunakan tanah fasum dan fasos milik pemerintah kota. Kedua, karena adanya keresahan warga akan aktivitas kajian agama yang dilakukan di masjid tersebut.


Muslim Perkotaan Jadi Incaran ISIS.

Wajar jika warga muslim di ibukota menjadi bidikan ISIS. Karena, gerakan Islam garis keras itu telah menyasar ke muslim perkotaan.

Yang disasar ISIS adalah para anak muda yang baru mengenal dan belajar soal Islam. Hal ini diketakan Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Nusron Wahid.

Ia mengatakan, Negara Islam Irak dan Syiria (ISIS) sebenarnya belum terlalu kuat. Meski begitu, menurut dia, pemikiran model ISIS sebenarnya sudah mengakar dan berkembang di kalangan muslim perkotaan.

“Kalau dilihat dari model pemikiran ini, sebenarnya sudah mengakar dan banyak di Indonesia, terutama di kalangan ‘santri baru’. Yaitu anak muda yang baru belajar agama, tapi baru kulitnya. Belum substansinya,” tulis Nusron melalui siaran pers, Selasa (5/8).

Nusron mengatakan, akar pemikiran tersebut adalah cita-cita untuk mendirikan negara, khilafah, atau daulah Islamiyah. “Salah satu ciri pemikiran itu berupaya menjadikan agama Islam sebagai sumber hukum formal negara,” terang anggota DPR terpilih dari Golkar ini.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin sebelumnya menyatakan, aksi-aksi pengikut ISIS di Indonesia telah menghina Pancasila sebagai simbol negara. Dia menambahkan, aksi pengikut ISIS sudah melampaui kebebasan berpendapat meski berlangsung damai.

Diketahui, ISIS menghina lambing negara Indonesia yakni Garuda Pancasila sebagai berhala. “Ini harus diproses hukum. Biarkan aparat kepolisian yang mengusutnya,” terang Lukman.


ISIS Rekrut ABG DKI Buat Dijadikan Algojo

Dikenal sebagai negara Muslim terbanyak di dunia, Indonesia bakal dijadikan ‘lumbung’ kaderisasi oleh kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Mereka bahkan mulai mengincar ABG Jabodetabek untuk dijadikan algojo.

Belum lama ini, aparat Turki menangkap lima orang warga negara Indonesia (WNI) asal Ciamis, Jawa Barat, yang diduga terlibat dalam kelompok radikal ISIS. Setelah didata, ternyata, salah satu di antara mereka ada seorang remaja bernama Muhamad Ihsan Rais.

Ihsan diketahui pernah mengenyam bangku sekolah dasar di SD Kertahayu 1, Kecamatan Pamarican. Dia bersekolah di sana hanya sampai kelas V semester I. “Tahun 2010/2011, kelas V pas mau masuk semester II dia pindah,” ujar mantan wali murid Ihsan, Tatang, baru-baru ini.

Dalam surat keterangan pindah, kata Tatang, Ihsan menyatakan melanjutkan pendidikan ke pondok pesantren di Tasikmalaya. Namun alamat pondok pesantren tersebut tidak dicantumkan. “Hanya ke ponpes,” tukasnya.

Menurut Tatang, Ihsan anak yang cerdas dan berprestasi. Hanya, dia agak pendiam. Dia juga selalu mendapat peringkat pertama di sekolahnya. “Biasanya ranking satu atau dua. Dari kelas I sudah bagus, berprestasi,” ucapnya.

Beberapa pekan lalu, Tatang menuturkan, pihak sekolah kedatangan petugas kepolisian dari Kepolisian Daerah Jawa Barat. Petugas tersebut meminta data identitas Ihsan dari sekolah. “Saya beri sebatas data yang ada,” katanya.

Petugas sempat meminta foto Ihsan, tapi sekolah tidak memilikinya. “Dari rapor juga tidak ada, kan dibawa saat mutasi ke Tasikmalaya,” ujar Tatang.

Lebih lanjut Tatang mengaku tidak mengetahui tujuan polisi meminta data Ihsan. “Petugas hanya berkata, ‘untuk selamatkan bumi kita’. Saya tidak tahu apa artinya,” katanya.

Peristiwa itu semakin membuat para orangtua di Tanah Air ketakutan karena khawatir anak-anak mereka direkrut ISIS untuk dijadikan algojo mereka. Apalagi, kabarnya jaringan teroris tersebut sudah menyebar di Jakarta dan sekitarnya untuk mencari ‘bibit’ muda.

Mereka membidik para remaja baik di sekolah swasta atau negeri di DKI Jakarta, yang baru belajar agama Islam. Selain itu, tak menutup kemungkinan anggota ISIS mengincar para santri di pondok pesantren sebagai bentuk pengabdian kepada agama.

Sebelumnya juga sempat beredar video berjudul “Cahaya Tarbiyah di Bumi Khilafah” di YouTube. Tayangannya bercerita tentang anak-anak di bawah 15 tahun yang diduga berasal dari Indonesia sedang dilatih berperang oleh jaringan teroris ISIS.

Video tersebut diposting pada 15 Maret 2015 oleh FT Video, dengan keterangan, “Cahaya Tarbiyah di Bumi Khilafah I Film Gambaran Bagaimana Pendidikan Anak-Anak Daulah Islamiyah”.

Di salah satu tayangan memperlihatkan di sebuah ruangan anak-anak itu diberikan pelajaran teori. Di tayangan lainnya, di luar ruangan dilatih memanggul senjata dan menembak.

Ada juga tayangan percakapan antara anak-anak itu dengan seorang pria dewasa. Mereka didoktrin untuk tidak takut dengan bom dan melawan orang-orang kafir.

Ulama dari Jordania, Syeikh Ali Ibnu Hasan mengungkapkan pemimpin ISIS sengaja membaiat (pengukuhan) anak muda untuk melukai Islam. Bahkan, anak muda tersebut dibaiat secara khusus terkait aturan agama saat terjadi kekosongan intelektual.

ISIS, kata Syeikh Ali, melakukan baiat tersebut dengan menumbuhkan pemikiran ekstrem. “Tugas kita melihat, siapapun, dimana pun, harus mengisi kekosongan intelektual itu dengan hal positif,” ujar Syeikh Ali saat ditemui menjadi pembicara seminar yang bertajuk ‘International Conference on Terrorism and ISIS’, di Jakarta International Expo, Jakarta, Senin (23/3).

Ia menyebut, peran orangtua untuk mengajarkan ideologi ISIS sangat membodohi pemikiran intelektual sang anak. Bahkan, Syeikh Ali menyindir orangtua yang tidak menerapkan kasih sayang dan lebih mengedepankan akidah yang buruk.

Ia pun menegaskan, gerakan radikalisme ISIS bukanlah gerakan yang bersumber dari Islam. Ideologi ini muncul akibat penyimpangan pemikiran yang mengatasnamakan Islam. “Mereka memperlihatkan sikap keberagaman. Padahal, mereka jauh dari hal itu, masalah keberagaman itu. Oleh karena itu tidak boleh kita katakan gerakan mereka (ISIS) itu bersumber dari Islam,” tutur Syeikh Ali.

Meski menyindir jaringan ISIS yang mayoritas berada di Timur Tengah, Syeikh Ali memuji sikap bangsa Indonesia sebagai bangsa dengan jumlah umat muslim di dunia tidak terpengaruh akan ideologi tersebut. Menurutnya, bangsa Indonesia telah menerpakan ajaran Islam dengan tepat, sehingga paham tersebut tidak menyebar dengan mudah.

Di tempat yang sama, pengamat politik dan peneliti senior RAND Corporate USA, Angel M Rabasa menilai ideologi ISIS sangat mudah merasuki remaja. Sebab remaja memiliki jiwa yang mudah bergejolak.

“Ideologi ISIS sangat mungkin diterima anak muda karena biasanya selalu ingin menolak aturan yang umum. Mereka selalu ingin menentang orang tuanya,” kata Angel di JI Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (24/3).

Hal itu, menurut Angel, dimanfaatkan dengan sangat baik oleh para militan ISIS. Mereka menyebarkan video propaganda yang disebarkan melalui situs YouTube. “Ini tidak mungkin dihentikan dan ini merupakan operasi yang sangat efektif,” ucapnya.

Selain remaja, ISIS juga menyasar kelompok yang masih berusaha mencari identitas. Salah satunya adalah kelompok mualaf yang belum banyak mengenal Islam secara utuh. “Ini mudah dimanfaatkan para ekstrimis,” ucap Angel.

Sebab itu, kata Angel, remaja perlu dibentengi ilmu agama yang kuat agar tidak terjebak dalam pengaruh ISIS. ?”Karena ancaman teroris ISIS lebih besar dari Al-Qaeda,” tandas dia.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Martinus Sitompul meminta kepada pihak RT dan RW agar melaporkan ke pihak kepolisian, jika ada aktivitas yang mencurigakan seperti bergabungnya warga ke ISIS di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

“Kami imbau kepada RT/RW agar mengetahui aktivitas orang yang mengajak gabung ke ISIS, dan itu dapat dilaporkan ke aparat kepolisian. Diinfokan kepada Babinkamtibnas, Camat, dan Lurah,” ujar Martinus kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, kemarin.

Saat ini, lanjut dia, pihaknya berkomunikasi dengan Satgas Anti Teror Densus 88 Mabes Polri, untuk mencegah adanya perekrutan ISIS di wilayah hukum Polda Metro Jaya. “Wilayah hukum Polda Metro Jaya menjadi basis melakukan rekrutmen, mereka melakukan upaya penggalangan, kami berkomunikasi dengan satgas anti teror,” ujar Martinus.

“Kejadian pelaku-pelaku melakukan aktivitas, dan tindakan teror di DKI Jakarta. Mereka melihat Jakarta jadi sasaran, mereka patut diwaspadai terus menerus,” sambung dia.


Wapres Yakin Indonesia Mampu Atasi ISIS

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) berpendapat banyak warga yang tertarik masuk ISIS karena tergiur tawaran masuk surga oleh kelompok radikal tersebut. JK mengimbau untuk berhati-hati atas tawaran tersebut.

“Daya tarik Jannah (surga) yang dimainkan. Tidak mungkin orang mau datang ke negeri yang super panas. Ini yang mendasari hal tersebut,” kata JK di Kemayoran, Jakarta Pusat, kemarin.

“Apa yang dikejar idoelogi seperti itu? Secara mudah adalah Jannah (Surga) yang murah dijual oleh pemimpinnya. Kalau kejar harta tidak ingin bunuh diri, kejar kedudukan tidak ingin bunuh diri, mereka ingin kejar surga dengan mudah diberikan pemimpinnya hanya itu yang dijual,” lanjutnya.

JK menuturkan, di dalam ajaran Islam juga mengenal hukum perang. Namun dalam hukum perang itu ditegaskan tidak dapat melakukan pembunuhan kepada orang-orang yang tidak berdosa. “Kalau dalam aturan itu seseorang tidak boleh membunuh perempuan, membunuh anak-anak serta menebang pohon apalagi membunuh yang tidak bersalah,” ujarnya.

JK mengingatkan agar masyarakat berhati-hati dalam menerima tawaran seperti itu. Dia menjelaskan selain soal surga, masuknya paham ISIS dan radikalisme disebabkan oleh lemah dan lumpuhnya pemerintahan. “Sehingga menyebabkan mudahnya virus masuk (ISIS),” imbuh JK.

Sebuah ideologi lalu menjadi gerakan yang menakutkan tentu harus dihindari. Pikiran soal ISIS tentunya terhubung dengan gerakan ekstrim, gerakan Islam fundamentalis, dan bertindak secara brutal dan berbahaya.

Lebih lanjut JK mengatakan, keberadaan ISIS di Indonesia tentunya memberikan bahaya tersendiri, namun begitu, baginya sejauh ini masih bisa ditangani. “Pasti (ISIS) ada bahayanya, tapi kita masih bisa atasi,” tegas JK.

Ia juga menyatakan bahwa saat ini tidak perlu diberlakukan darurat teroris di Indonesia. “Nggak perlu itu (darurat teroris),” ujarnya.

Menurut JK, penanggulangan dan pencegahan terorisme hanya bisa dilakukan dengan tiga pendekatan. “Ada ideologis, ada sekuriti dan juga ada stabilitas politik nasional,” kata JK.


JK Optimistis Indonesia Mampu Atasi ISIS

Wakil Presiden RI, Muhammad Jusuf Kalla menyampaikan pidatonya pada acara Konferensi Internasional tentang Terorisme dan ISIS di Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (23/3/2015).

Menurutnya, keberadaan ISIS di Tanah Air tentunya memberikan bahaya tersendiri , namun baginya sejauh ini masih bisa ditangani. “Pasti (ISIS) ada bahayanya, tapi kita masih bisa atasi,” kata JK.

Sebagaimana diketahui, aparat Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap lima orang terduga partisipan ISIS di lokasi yang berbeda kemarin. Keberadaan mereka pun meresahkan lokasi sekitar penangkapan.

Namun JK menyatakan, tidak perlu diberlakukan darurat teroris di Indonesia. “Enggak perlu itu (darurat teroris),” ujarnya.

JK menyatakan, penanggulangan dan pencegahan terorisme hanya bisa dilakukan dengan tiga pendekatan. “Ada ideologis, ada sekuriti dan juga ada stabilitas politik nasional,” imbuh JK.

Pemerintah, kata JK, terus gencar meningkatkan pengawasan terhadap ISIS di seluruh Indonesia. Termasuk di Poso yang diduga masih menjadi tempat persembunyian kegiatan terorisme di Indonesia. “Itu (Poso) sudah, tentara dan polisi sudah operasi di sana,” tandasnya.


JK: Masyarakat Tergiur Tawaran Surga oleh ISIS

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) berpendapat banyak warga yang tertarik masuk ISIS karena tergiur tawaran masuk surga oleh kelompok tersebut. JK mengimbau untuk berhati-hati atas tawaran tersebut.

“Daya tarik Jannah (surga) yang dimainkan. Tidak mungkin orang mau datang ke negeri yang superpanas. Ini yang mendasari hal tersebut,” ujar JK dalam sambutannya pada pembukaan International Conference on Terorism and ISIS, di JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (23/3/2015).

“Apa yang dikejar idoelogi seperti itu? Secara mudah adalah jannah (Surga) yang murah dijual oleh pemimpinnya. Kalau kejar harta tidak ingin bunuh diri, kejar kedudukan tidak ingin bunuh diri, mereka ingin kejar surga dengan mudah diberikan pemimpinnya hanya itu yang dijual,” tambahnya.

JK mengatakan di dalam ajaran Islam juga mengenal hukum perang. Namun dalam hukum perang itu ditegaskan tidak dapat melakukan pembunuhan kepada orang-orang yang tidak berdosa. “Kalau dalam aturan itu seseorang tidak boleh membunuh perempuan, membunuh anak-anak serta menebang pohon apalagi membunuh yang tidak bersalah,” terangnya.

JK mengingatkan aagar masyarakat berhati-hati dalam menerima tawaran seperti itu. Dia menjelaskan selain soal surga, masuknya paham ISIS dan radikalisme disebabkan oleh lemah dan lumpuhnya pemerintahan. “Sehingga menyebabkan mudahnya virus masuk (ISIS),” kata JK.

Sebuah ideologi lalu menjadi gerakan yang menakutkan tentu harus dihindari. Pikiran soal ISIS tentunya terhubung dengan gerakan ekstrim, gerakan Islam fundamentalis, dan bertindak secara brutal dan berbahaya.


JK Soal ISIS di Indonesia: Masih Bisa Diatasi

Partisipan atau simpatisan ISIS satu per satu mulai ditangkap oleh Densus 88. Kata Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), keberadaan ISIS di Tanah Air berbahaya, namun sejauh ini masih bisa ditangani.

“Pasti (ISIS) ada bahayanya, tapi kita masih bisa atasi,” kata JK usai memberikan pidatonya dalam acara ‘Konferensi Internasional tentang Terorisme dan ISIS’ di Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (23/3/2015).

Pada 20 Maret lalu, Densus 88 menangkap 5 orang terduga partisipan ISIS di lokasi yang berbeda-beda. Keberadaan mereka pun meresahkan lokasi sekitar penangkapan. Namun JK menyatakan, tidak perlu diberlakukan darurat teroris di Indonesia.

“Ndak perlu (darurat teroris),” ujar JK.

JK menyatakan, penanggulangan dan pencegahan terorisme hanya bisa dilakukan dengan 3 pendekatan. “Ada ideologis, ada sekuriti dan juga ada stabilitas politik nasional,” imbuh JK.

Ditambahkan JK, pemerintah tengah gencar meningkatkan pengawasan terhadap ISIS di seluruh Indonesia. Termasuk di Poso yang diduga masih menjadi tempat persembunyian kegiatan terorisme di Indonesia.

“Itu (Poso) sudah, tentara dan polisi sudah operasi di sana,” jawab JK.

//////////////////
Video berjudul “Cahaya Tarbiyah di Bumi Khilafah” muncul di YouTube. Tayangannya bercerita tentang anak-anak di bawah 15 tahun yang diduga berasal dari Indonesia sedangkan dilatih berperang oleh kelompok radikal Islamic State Iraq and Syria (ISIS).

Video tersebut diposting pada 15 MAret 2015 oleh FT Video, dengan keteranga, “Cahaya Tarbiyah di Bumi Khilafah I Film GAmbaran Bagaimana Pendidikan Anak-Anak Daulah Islamiyah”.

Hingga Selasa (17/3), video berdurasi 2 menit 11 detik itu sudah ditonton oleh 240 orang.

Di salah satu tayangan memperlihatkan di sebuah ruangan anak-anak itu diberikan pelajaran teori. Di tayangan lainnya, di luar ruangan dilatih memanggul senjata dan menembak.

Ada juga tayangan percakapan antara anak-anak itu dengan seorang pria dewasa. Mereka didoktrin untuk tidak takut dengan bom dan melawan orang-orang kafir.

////////////////////////

Kepolisian Daerah Metro Jaya bersama Detasemen Khusus Anti Teror Mabes Polri menangkap lima orang yang diduga terlibat dalam jaringan terorisme Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Sabtu, 21 Maret 2015. Mereka adalah M. Fachri, Aprimul, Jack alias Engkos Koswara, Amin Mude, dan Furqon.

////////////////////////////

Waspada, Jakarta jadi Target Perekrutan ISIS

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Martinus Sitompul menegaskan kepada pihak RT dan RW agar melaporkan ke pihak kepolisian, jika ada aktivitas yang mencurigakan seperti bergabungnya warga ke ISIS di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

“Kami imbau kepada RT/RW agar mengetahui aktivitas orang yang mengajak gabung ke ISIS, dan itu dapat dilaporkan ke aparat kepolisian. Diinfokan kepada Babinkamtibnas, Camat, dan Lurah,” ujar Martinus kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Senin (23/3/2015).

Saat ini, kata dia, pihaknya berkomunikasi dengan Satgas Anti Teror Densus 88 Mabes Polri, untuk mencegah adanya perekrutan ISIS di wilayah hukum Polda Metro Jaya.

“Wilayah hukum Polda Metro Jaya menjadi basis melakukan rekrutmen, mereka melakukan upaya penggalangan, kami berkomunikasi dengan satgas anti teror,” lanjutnya.

“Kejadian pelaku-pelaku melakukan aktivitas, dan tindakan teror di DKI Jakarta. Mereka melihat Jakarta jadi sasaran, mereka patut diwaspadai terus menerus,” sambungnya.


Mau Gabung ISIS Remaja Ciamis Ini Juara Kelas

Salah satu warga negara Indonesia asal Ciamis yang berniat bergabung dengan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) bernama Muhamad Ihsan Rais. Dia termasuk satu di antara lima WNI asal Ciamis yang ditangkap di Turki saat akan melintas ke Suriah.

Berdasarkan penelusuran Tempo, Ihsan pernah mengenyam bangku sekolah dasar di SD Kertahayu 1, Kecamatan Pamarican. Dia bersekolah di sana hanya sampai kelas V semester I. “Tahun 2010/2011, kelas V pas mau masuk semester II dia pindah,” kata mantan wali murid Ihsan, Tatang, Rabu, 18 Maret 2015.

Dalam surat keterangan pindah, kata Tatang, Ihsan menyatakan melanjutkan pendidikan ke pondok pesantren di Tasikmalaya. Namun alamat pondok pesantren tersebut tidak dicantumkan. “Hanya ke ponpes,” katanya.

Menurut Tatang, Ihsan anak yang cerdas dan berprestasi. Hanya, dia agak pendiam. Dia juga selalu mendapat peringkat pertama di sekolahnya. “Biasanya ranking satu atau dua. Dari kelas I sudah bagus, berprestasi,” katanya.

Sekitar dua minggu lalu, Tatang mengatakan, pihak sekolah kedatangan petugas kepolisian dari Kepolisian Daerah Jawa Barat. Petugas tersebut meminta data identitas Ihsan dari sekolah. “Saya beri sebatas data yang ada,” ujarnya.

Petugas sempat meminta foto Ihsan, tapi sekolah tidak memilikinya. “Dari rapor juga tidak ada, kan dibawa saat mutasi ke Tasikmalaya,”.

Tatang mengaku tidak mengetahui tujuan polisi meminta data Ihsan. Petugas hanya berkata, “‘Untuk selamatkan bumi kita.’ Saya tidak tahu apa artinya,” katanya.


JK Optimistis Indonesia Mampu Atasi ISIS

Wakil Presiden RI, Muhammad Jusuf Kalla menyampaikan pidatonya pada acara Konferensi Internasional tentang Terorisme dan ISIS di Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (23/3/2015).

Menurutnya, keberadaan ISIS di Tanah Air tentunya memberikan bahaya tersendiri , namun baginya sejauh ini masih bisa ditangani. “Pasti (ISIS) ada bahayanya, tapi kita masih bisa atasi,” kata JK.

Sebagaimana diketahui, aparat Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap lima orang terduga partisipan ISIS di lokasi yang berbeda kemarin. Keberadaan mereka pun meresahkan lokasi sekitar penangkapan.

Namun JK menyatakan, tidak perlu diberlakukan darurat teroris di Indonesia. “Enggak perlu itu (darurat teroris),” ujarnya.

JK menyatakan, penanggulangan dan pencegahan terorisme hanya bisa dilakukan dengan tiga pendekatan. “Ada ideologis, ada sekuriti dan juga ada stabilitas politik nasional,” imbuh JK.

Pemerintah, kata JK, terus gencar meningkatkan pengawasan terhadap ISIS di seluruh Indonesia.

Termasuk di Poso yang diduga masih menjadi tempat persembunyian kegiatan terorisme di Indonesia. “Itu (Poso) sudah, tentara dan polisi sudah operasi di sana,” tandasnya.

///////////////////////////////////

Syeikh Ali Beberkan Alasan Jaringan ISIS Baiat Anak Muda

Ulama dari Jordania, Syeikh Ali Ibnu Hasan menegaskan gerakan radikalisme Islam State Iraq and Syria (ISIS) bukanlah gerakan yang bersumber dari Islam. Ideologi ini muncul akibat penyimpangan pemikiran yang mengatasnamakan Islam.

“Mereka memperlihatkan sikap keberagaman. Padahal, mereka jauh dari hal itu, masalah keberagaman itu. Oleh karena itu tidak boleh kita katakan gerakan mereka (ISIS) itu bersumber dari Islam,”ujar Syeikh Ali saat menjadi pembicara seminar yang ertajuk “International Conference on Terrorism and ISIS,” di Jakarta International Expo, Jakarta, Senin (23/3/2015).

Syeikh Ali mengungkapkan pemimpin ISIS sengaja membaiat (pengukuhan) anak muda untuk melukai Islam. Bahkan, anak muda tersebut dibaiat secara khusus terkait aturan agama saat terjadi kekosongan intelektual. ISIS melakukan baiat tersebut dengan menumbuhkan pemikiran ekstrim.

“Tugas kita melihat, siapapun dimana pun harus mengisi kekosongan intelektual itu dengan hal positif,”kata Syeikh Ali.

Ia menyebut, peran orangtua untuk mengajarkan ideologi ISIS sangat membodohi pemikiran intelektual sang anak. Bahkan, Syeikh Ali menyindir orangtua yang tidak menerapkan kasih sayang dan lebih mengedepankan akidah yang buruk.

Meski menyindir jaringan ISIS yang mayoritas berada di Timur Tengah, Syeikh Ali memuji sikap bangsa Indonesia sebagai bangsa dengan jumlah umat muslim di dunia tidak terpengaruh akan ideologi tersebut.

Menurutnya, bangsa Indonesia telah menerpakan ajaran Islam dengan tepat sehingga paham tersebut tidak menyebar dengan mudah.


Kata Din, Waspadai Eks ISIS yang Pulang ke Indonesia

Propaganda ideologi Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) terus dilakukan oleh kelompok radikal di Indonesia.

Bahkan, diduga kuat beberapa warga negara Indonesia yang telah bergabung dengan ISIS dan menantang Indonesia.

Mengantisipasi hal itu, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin menyarankan pemerintah untuk menyusun langkah-langkah antisipasi untuk menghadapi ancaman tersebut.
Bahkan, jika ideologi itu dipaksakan untuk diterapkan di Indonesia maka pemerintah harus mengambil langkah-langkah hukum yang tegas.

“Ketegasan dilakukan oleh negara, tapi kan manusia itu berubah dari waktu ke waktu. Boleh jadi dengan sentuhan lembut dan hati nurani mereka bisa sadar. Kan, tidak sedikit yang sadar jadi bekas kelompok radikal itu, ini kan harus dikombinasi,” kata Din usai menghadiri acara “International Conference on Terrorism and ISIS,” di Jakarta International Expo, Jakarta, Senin (23/3/2015).

Din mengingatkan pemerintah agar mewaspadai warga negara Indonesia yang berangkat ke negara yang menjadi sentra kelompok ISIS.

Menurutnya, langkah pemerintah tak hanya mewaspadai warga negara Indonesia yang pulang ke Indonesia.

“Jangan kemudian kita memadamkan api dari kebakaran yang sudah terjadi. Coba kalau 1.000-2.000 yang ?pulang kan nggak mudah. Ini sama dengan Afganistan dulu yang saya dapat informasi anak-anak muda Islam tahun 70-80 untuk melawan Uni Soviet yang komunis,” ucap Din.

Meski mengingatkan pemerintah terkait kepulangan WNI yang diduga ikut bergabung dengan ISIS, Din tak setuju dengan saran pencabutan warga negara jika mereka terbukti bergabung.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammdiyah ini mengusulkan adanya pendekatan yang lebih persuasif kepada mereka yang terlibat.

“Mereka berperang dan berjuang membela negara lain, sudah menjadi negara lain, jika itu ada alasan hukumnya ya silahkan saja. Saya bukan pakar hukum,” kata Din.


Indonesia Bukan Tempat yang Subur Bagi Perkembangan Radikalisme

Pakar Sejarah Azyumardi Azra menegaskan peredaran ideologi Islam State Iraq dan Syria (ISIS) sama sekali tidak ada hubungannya dengan demokrasi di Indonesia.

Berdasarkan sejarah radikalisasi berkembang lebih cenderung terjadi akibat pemerintahan yang otoriter.

“ISIS tidak terkait demokrasi. Kalau semakin otoriter negara maka semakin radikalisasi. Untung kita punya Pancasila,”ujar Azyumardi setelah menghadiri acara “International Conference on Terrorism and ISIS,” di Jakarta International Expo, Jakarta, Senin (23/3/2015).

Mantan Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah ini menyatakan potensi ISIS memang bisa berkembang di Indonesia. Namun, perkembangan ISIS hanya akan berkembang yang didominasi oleh pemain lama.

“Peluang ISIS tak ada di Indonesia tapi kita harus waspadai ekonomi buruk dan politik yang ambruk. Kita harus menjaga stabilitas ekonomi dan politik,”ucap Azyumardi.

Azyumardi menuturkan sebagai negara yang menganut ideologi Pancasila, Indonesia bukanlah tempat yang tepat bagi paham radikal.

Ia menganalogikan tempat yang subur bagi perkembangan ISIS karena Indonesia selalu mengendepankan integrasi dengan berbagai perbedaan baik suku, agama dan ras.

“Kalau di luar itu lebih teranealisasi dan tak sensitif pada budaya lokal. Kalau kita selalu saling berbagi dan tradisi yang dipertahankan,” ujar Azyumardi.

//////////////////////////

Pengamat: ISIS Diterima Anak Muda Karena Mereka Ingin Menentang Orangtuanya

Pengamat politik dan peneliti senior RAND Corporate USA, Angel M Rabasa menilai ideologi ISIS sangat mudah merasuki remaja. Sebab remaja memiliki jiwa yang mudah bergejolak.

“Ideologi ISIS sangat mungkin diterima anak muda karena biasanya selalu ingin menolak aturan yang umum. Mereka selalu ingin menentang orang tuanya,” kata Angel dalam acara International Conference of Terrorism and ISIS di JI Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (24/3/2015).

Hal itu, menurut Angel dimanfaatkan dengan sangat baik oleh para militan ISIS. Mereka menyebarkan video propaganda yang disebarkan melalui situs youtube.

“Ini tidak mungkin dihentikan dan ini merupakan operasi yang sangat efektif,” ucapnya.

Selain remaja, ISIS juga menyasar kelompok yang masih berusaha mencari identitas. Salah satunya adalah kelompok mualaf yang belum banyak mengenal Islam secara utuh.

“Ini mudah dimanfaatkan para ekstrimis,” ucapnya.

Oleh karena itu, remaja perlu dibentengi ilmu agama yang kuat agar tidak terjebak dalam pengaruh ISIS. ?”Karena ancaman teroris ISIS lebih besar dari Al-Qaeda,” tuturnya.


Menkominfo Blokir Situs ISIS Tak Semudah Situs Porno

Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara menilai, pemblokiran situs radikalisme berbau ISIS di Indonesia sulit dilakukan.Tapi bukan berarti tak mustahil lantaran pemerintah, turut membutuhkan peran aktif masyarakat.

“Situs radikalisme itu berbeda dengan situs porno. Situs porno itu kalau di sana (luar negeri) merupakan konten mencari keuntungan. Misalnya xxx dan porn. Kalau situs radikalisme misalnya, alamatnya adakadabra isinya radikal. Kita membutuhkan peran masyarakat untuk melaporkan,”kata Rudiantara di BPPKI Yogyakarta, Senin ( 23/3/2014).

Dijelaskannya masyarakat dapat melaporkan mengenai konten yang tidak layak ke “aduankonten@mail.kominfo.co.Id”. Pihaknya menjamin akan segera menindaklanjuti.

“Misalnya yang kasus (video ISIS) anak-anak kemarin, masuk ke saya (kemenkominfo) masuk jam 2 pagi. Kita kerjasama dengan Youtube, dan siangnya langsung hilang, “jelasnya.

Sejauh ini, ia mengaku telah mendapatkan aduan cukup banyak. Setidaknya ada 30 situs tersebut yang telah ditutup. Seperti video ISIS yang beredar beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut, Menteri Rudiantara mengatakan pihak Kemenkominfo juga akan melakukan beberapa hal untuk mempercepat pemblokiran situs radikalisme. Yakni menggunakan dua cara yakni dari sisi pemerintah dengan membentuk tim panel yang terdiri dari tokoh masyarakat seperti Din Syamsudin, Gus Sholah, serta Romo Benny, dan secara teknis.

“Saat ini pemblokiran hanya bisa dilakukan oleh ISP atau provider seluler. Ke depan pemerintah bisa memblokir secara langsung, tetapi tidak se-radikal China,”jelasnya.


Pemerintah Harus Antisipasi Kelompok Teroris di Indonesia Ikuti ISIS

Peneliti dan pengamat politik dari RAND Corporate USA, Angel M Rabasa memaparkan kemungkinan penyebaran ISIS di Indonesia. Angel menyebut, strategi ISIS sangat mungkin akan ditiru oleh kelompok teroris Santoso.

“Strategi ISIS mengikuti Abu Bakar al Naji (anggota Al-Qaeda) yang mengusulkan bahwa para militan harus menciptakan kekacauan di negaranya,” kata Angel dalam International Conference of Terrorism and ISIS di JI Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (24/3/2015).

Para militan tersebut, kata Angel, memunculkan sendiri tokoh yang mereka inginkan. Mereka juga berupaya membentuk negara seperti yang mereka harapkan.

“Ini strategi yang akan diikuti oleh kelompok Santoso di Poso,” ucapnya.

Angel menjelaskan, kelompok Santoso memulai penyerangan dengan menghancurkan kepolisian. Di mana polisi adalah lembaga pertahanan lapis pertama.

“Jadi yang terjadi di sini sangat berbahaya sekali,” ujarnya.

Maka ia menyarankan agar pemerintah Indonesia menanggulangi pesan tersebut. Pemerintah harus menggagalkan jika para ekstrimis hendak menciptakan alternatif.

“Indonesia memiliki sumber yang penting sendiri yang dalamnya ada mazhab berbasis kapasitas, akar rumput dan juga orgnaisasi,” tuturnya.

Indonesia merupakan negara yang menyediakan pendidikan agama yang demokratis. Maka Angel yakin, Indonesia akan mampu menanggulangi masuknya paham radikal tersebut.

“Indonesia bisa mengatasi gelombang pertama Al-Qaeda. Saya yakin, Indonesia juga bisa mengatasi serangan kedua ini,” tutup Angel optimistis.


Ansyaad Mbai Soal ISIS: Pendekatan Halus Tak Efektif, Harus Ditindak

Kepala Desk Koordinasi Pemberantasan Terorisme Kemenko Polhukam Ansyaad Mbai menilai penanganan terorisme dan partisipan ISIS di Indonesia tidak cukup hanya dengan pendekatan secara halus atau soft approach. Ia menilai perlu juga tindakan represif.

“?Betul, masih ada yang kurang, aksi nasional, stakeholder lebih komprehensif. Cara-cara kekerasan di lapangan, di antara tindakan fisik dan persuasif, bukan pilihan salah satu,” kata Ansyaad.

Ansyaad menyampaikan hal ini usai acara Konferensi Internasional tentang Terorisme dan ISIS yang diselenggarakan Hendropriyono Strategic Consulting di Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (23/3/2015). Ia pun menilai soft approach tak selalu memberikan hasil positif.

“Soft approach ini dilakukan bertahun-tahun kan gagal terus. Kita harus tangkap. Kita kan harus tatap muka, kan harus ditangkap oleh Densus 88,” ujar Ansyaad.

Mantan kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ini menambahkan, pendekatan secara halus hanya bagus di atas kertas tapi tak efektif di lapangan. Hal ini karena keresahan masyarakat terancam meningkat jika tak ditangani secara cepat.

“Pendekatan secara halus di atas kertas bagus sekali, tapi kalau soft saja itu tidak efektif. Hadist dan ayatnya sama tetapi pemahamannya berbeda. Harus ditindak kalau sudah meresahkan masyarakat,” ucap Ansyaad.

Selain itu, Ansyaad juga membahas soal adanya video propaganda ISIS menayangkan sejumlah anak-anak Indonesia menjalani pelatihan militer. Menurutnya, anak-anak memang diincar oleh ISIS untuk direkrut karena lebih mudah untuk proses doktrinisasi.

“Video anak-anak di bawah umur itu bukan kebetulan. ISIS memang merekrut anak-anak karena masih kosong dan bisa dimasukkan paham ISIS. Apalagi yang senang game perang-perangan. Pendidikan kita harus diajarkan, jangan masuk paham-paham seperti ini,” imbuh Ansyad.

?Video tersebut diketahui menayangkan anak-anak diduga dari Indonesia dengan logat Melayu. Mereka tampak menenteng senapan serbu AK-47 dan berbaris seperti latihan militer. Video ini disebarkan melalui internet seperti situs berbagi video Youtube.


Mantan Waka BIN Imbau Masyarakat Tak Panik Hadapi Penyebaran ISIS

Paham radikal ISIS kini semakin merajalela termasuk di Indonesia. Namun masyarakat diimbau tidak perlu panik.

Mantan Wakil kepala BIN, As’ad Said Ali mengatakan, biasanya paham radikal hanya menyebar kepada orang-orang yang keluarganya memiliki sejarah bergabung dengan paham radikal sebelumnya. Paham ini tidak serta merta mengincar masyarakat umum.

“Yang radikal itu sebenarnya siapa sih? Ya bapaknya orang yang radikal itu. Kakeknya, tetangganya,” kata As’ad usai mengikuti International Conference of Terrorism and ISIS di JI Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (24/3/2015).

Sebab menurut As’ad, proses perekrutan biasanya dilakukan secara tatap muka. Mereka memulai dari salah satu anggota keluarga.

“Jadi nggak perlu takut-takut. Paling ya keluarganya saja, atau tetangganya (yang terpengaruh paham radikal),” ucapnya.

Namun demikian ia mengatakan, pemerintah dan rakyat Indonesia harus bersama-sama mencegah masuknya ISIS. Indonesia adalah negara demokrasi yang tidak mentolerir adanya tindakan radikal.

“ISIS ini tau akidah tapi diselewengkan. ISIS tidak boleh diberi ruang di Indonesia. Ini tanggung jawab bersama,” tegasnya.


Ini Kata Muhammadiyah Soal Motif Bergabungnya WNI ke ISIS?

Polri dan jajaran terkait lainnya mulai menindak WNI yang diduga berafiliasi dengan ISIS. Menurut Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, motif WNI itu bisa saja karena ekonomi karena mereka hidup miskin di negara sendiri.

“Itu tidak bisa digeneralisir, mungkin karena ada faktor ekonomi. Karena tidak bisa hidup di tanah sendiri, mati kelaparan lalu kenapa tidak mati saja di medan perang. Kan ada yang nekat seperti itu,” kata Din.

Ia mengatakan hal itu usai acara Konferensi Internasional tentang Terorisme dan ISIS yang diselenggarakan oleh Hendropriyono Strategic Consulting di Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (23/3/2015).

“Walau pun tak selalu motif ekonomi, kan ada ideologis. Tapi kenapa ini yang harus kita sikapi? Saya pernah minta BNPT dan Polri, sejak dulu, agar nama yang pulang dari Afghanistan, ada ribuan itu, bisa kita bina,” tambahnya.

WNI yang disebutkan berada di Afghanistan itu berdasarkan informasi yang diterima Din. Informasi itu menyebutkan perekrutan WNI untuk berperang melawan Uni Soviet pada tahun 1970-1980an tersebut mencapai 1.000an orang.

“Jangan (mereka) dikejar-kejar lalu meninggal. Sayangnya, penanganan teroris kita banyaknya yang meninggal daripada ditangkap hidup. Belum tentu bersalah tapi sudah meninggal itu bisa 7 keturunannya memendam dendam kesumat,” ujar Din.

“Ini yang saya sebut pelestarian terorisme dengan cara Densus 88 main tembak, belum proses hukum. Ini pelanggaran HAM berat dan menimbulkan dendam kesumat ke saudara-saudaranya. Ini yang menyuburkan terorisme,” tambahnya.

Oleh karena itu, Din menilai upaya penangkapan terduga teroris di Indonesia yang diwarnai baku tembak akan membuat ‘lingkaran’ dan terus memunculkan para pelaku terorisme baru. Ia pun yakin penindakan terorisme saat ini tak bisa menghapus kegiatan terorisme di Indonesia.

“Saya ingin menyampaikan, kalau masih cara seperti sekarang ini ditempuh, haqul yakin tidak akan bisa (diselesaikan). Ini ideologi, pikiran, tidak akan bisa kecuali mau jadikan ini sebagai proyek permanen,” tutupnya.


Hendropriyono Soal ISIS: Selamatkan Bangsa, Jangan Sadar tapi Sudah Terlambat

Mantan Kepala BIN Hendropriyono meminta pemerintah dan masyarakat bersama-sama menanggulangi ancaman ISIS dan terorisme di Indonesia. Ia tidak ingin Indonesia terlambat menyadari bahaya ISIS.

“Siapa saja yang sadar, mari kita berdiri bergandengan tangan. Apa yang dilakukan pemerintah, biar dilakukan pemerintah. Cuma satu poin, selamatkan bangsa ini jangan sadar tapi sudah terlambat,”? kata Hendro.

Hendro menyatakan itu usai acara Konferensi Internasional tentang Terorisme dan ISIS yang diselenggarakan oleh Hendropriyono Strategic Consulting di Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (23/3/2015).

Hendro menambahkan, penerapan pidana untuk partisipan ISIS menjadi ranah pemerintah. Namun ia tak menampik penindakan pidana tersebut akan menuai diskusi berkepanjangan.

“Saya kira itu (pidana) pekerjaan rumah pemerintah. Karena bagaimana pun hukum ditegakkan, baru mau ditegakkan, sudah banyak diskusi dan memakan waktu. Daripada berlama-lama, siapa saja yang sadar mari kita berdiri,” ujar Hendro.

“Semua eksekutif pelaksana seperti BIN, Polri, TNI, Kejaksaan dan penegak hukum serta pimpinan kita silakan dengan semua rencana dan nilai sebagai bangsa. Jangan pelaksanaan praktik yang ngawur. Karenanya, kita satukan visi baru bagi-bagi misi,” tambahnya.

Hendro juga menyatakan pembubaran organisasi yang diduga berafiliasi dengan ISIS atau kelompok teroris internasional tak bisa menjadi andalan. Ia hanya melihat pembubaran organisasi seperti itu hanya bisa dilakukan jika ada kesadaran dari dalam.

“Saya kira kalau organisasi dilarang kita sudah alami. Bukan dilarang tapi semuanya membubarkan diri, kita lebih mengharapkan begitu. Bukan karena larangan eksternal,” ucap Hendro.


PPATK Temukan Aliran Dana Rp 7 Miliar, Diduga untuk Kegiatan Terorisme

Pusat Pelaporan dan Analisia Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan sejumlah aliran dana yang diduga untuk pembiayaan kegiatan terorisme di Indonesia. Salah satu aliran dana jumlahnya cukup besar, yaitu mencapai Rp 7 miliar.

Hal tersebut disampaikan Wakil Kepala PPATK Agus Santoso usai menghadiri konferensi internasional tentang ISIS dan Teroris di Ruang Semeru, Jiexpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (23/3/2015). Menurut Agus, selain itu mereka (terduga anggota jaringan terorisme) juga merambah sejumlah lahan bisnis.

“Perkembangan terakhir untuk Indonesia atau lokal, sudah ada yang cukup besar, ada yang mencapai Rp 7 miliar. Jaringannya sudah merambah ke bisnis. Ada yang jual buku, herbal, bahkan yang bahaya itu ada yang usaha kimia,” jelas Agus.

Dana yang diduga untuk kegiatan terorisme juga berasal dari luar negeri. Hanya saja Agus belum bisa menyebut jumlahnya.

“Sudah kita temukan (dari luar negeri). PPATK bekerjasama dengan PPATK-nya Australia. Jadi ada dukungan pembiayaan dari pihak Australia untuk jaringan Indonesia. Kita tidak bisa menyampaikan secara detail,” jelas Agus.

“Tapi PPATK sudah menyampaikan itu ke teman-teman di sana. Saya tidak bisa menyebut angka lah. Tapi untuk pembiayaan kegiatan terorisme kita duga. Sudah kita serahkan ke aparat penegak hukum,” tutupnya.


Ini Alasan Hendropriyono Gelar Konferensi Internasional tentang ISIS

Hendropriyono Strategic Consultant menggelar acara konferensi internasional tentang ISIS dan terorisme. Menurut Hendro, acara itu digelar karena ia melihat potensi hilangnya Islam khas Indonesia.

“Acara ini bertujuan untuk semangat pelaksanaan dari action plan masyarakat sipil dalam menghadapi ISIS,” kata Hendro usai acara Konferensi Internasional tentang Terorisme dan ISIS di Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (23/3/2015).

Mantan Kepala BIN itu menambahkan, beberapa pembicara menilai telah terjadi perang pikiran di dunia maya. Sehingga ia menyimpulkan adanya potensi perang sipil yang harus dicegah.

“Kesimpulan saya, kita diambang perang sipil. Kita semua harus bahu membahu menanggulangi ancaman terorisme. Kita tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah, keamanan kita tanggungjawab kita sendiri,” ujar Hendro.

?”Tentu tidak terlepas dengan harapan pemerintah memayungi upaya-upaya kita ini. Pikiran dan fisik bangsa kita yang pergi ke medan di Suriah dan Irak sana untuk pulang. Pulang kembali ke Tanah Air, bangun ketahanan kita,” tambahnya.

Hendro pun menyarankan WNI di wilayah konflik di Timur Tengah untuk pulang dan bangun Indonesia sesuai Pancasila. Selain itu, membangun Islam khas Indonesia yang dikenal dunia sebagai Islam dengan wajah moderat.

“Kita perlu mengembalikan Islam kita, Islam Indonesia karena itu kita tidak bisa terbawa arus dunia global. Kalau tidak ada yang berbuat, kita akan hancur sama-sama,” ucap Hendro.

“Kehancuran suatu negara bangsa tidak disebabkan segelintir orang tapi orang yang diam saja. Karena itu, sudah waktunya kita bergerak sebagai kekuatan mayoritas mengajak kembali yang tersesat,” tutupnya.


Tangkal ISIS Via Internet, Menko Tedjo: Kita Akan Resmikan Badan Cyber Nasional

Internet dimanfaatkan oleh ISIS untuk merekrut calon anggotanya. Salah satu upaya agar tidak banyak WNI yang terpengaruh yaitu dengan membentuk dan meresmikan Badan Cyber Nasional.

Hal tersebut disampaikan Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno usai menghadiri konferensi internasional tentang ISIS dan Teroris di Ruang Semeru, Jiexpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (23/3/2015).

Menurutnya, Presiden Joko Widodo sudah setuju dengan akan diresmikannya Badan Cyber Nasional ini. “Ini akan jadi masukan bagi Kominfo untuk segera bagaimana caranya bisa terhapus (web terkait ISIS) akan segera diresmikan Badan Cyber Nasional,” ujar Tedjo.

“Mereka (ISIS) masuk ke website tertentu sehingga tidak bisa langsung dihapus. Untuk itu, kita menginginkan juga adanya laporan dari masyarakat,” lanjutnya.

Menurut Tedjo, ada beberapa produk hukum untuk mengatasi gerakan ISIS ini. Meski begitu, sejauh ini ISIS belum masuk dalam kategori terlarang sehingga masih belum bisa ditindak lebih jauh.

“Kita belum secara jelas menyatakan ISIS sebagai organisasi terlarang. Kalau sudah, baru kita bisa memberikan sanksi kepada mereka karena telah tergabung dalam organisasi terlarang,” jelas Tedjo.


Wakapolri Sebut Ada 8 WNA Terkait ISIS di Indonesia

Wakapolri Komjen Pol Badrodin Haiti menyatakan, ada warga negara asing (WNA) di Indonesia yang diduga terkait ISIS. Namun ia tidak menyebutkan aktivitas WNA di Indonesia ini, apakah terkait perekrutan atau radikalisasi.

“Dari hasil lidik kita tak sampai (18 orang). Mungkin ada 8 WNA, nggak sampai 10 orang,” kata Badrodin usai acara Konferensi Internasional tentang Terorisme dan ISIS yang diselenggarakan oleh Hendropriyono Strategic Consulting di Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (23/3/2015).

Badrodin engggan menyebutkan negara asal para WNA yang terkait ISIS INI. Berhembus kabar salah satu dari WNA itu berasal dari Tiongkok.

“Saya nggak sebutkanlah (negara asal mereka),” ujar Badrodin.

Sementara itu, Badrodin berharap para pemuka agama di Indonesia mengajak anak muda Indonesia mempelajari ajaran agama secara baik. Tujuannya, agar terhindar dari pemahaman radikal ISIS.

“Saya mohon pemuka agama juga memberikan pemahaman yang benar terhadap paham yang bisa menolak ISIS seperti itu,” ucap Badrodin.

Lalu, apakah motif ekonomi menjadi alasan utama WNI yang bergabung ke ISIS? “Paling utama itu ideologi lebih banyak daripada pertimbangan ekonomi,” jawab calon Kapolri ini.


Penyandang Dana ISIS Masih Diperiksa Polri, Dicari Tahu Sumber Uangnya

Polri menangkap 5 orang yang diduga terkait ISIS di Indonesia pada 20 Maret lalu. Wakapolri Komjen Badrodin Haiti menyatakan ia punya waktu satu minggu untuk mengungkap siapa penyandang dana mereka.

“Ini (penyandang dana) sedang dalam pemeriksaan. Saya punya waktu satu minggu,” kata Badrodin usai acara Konferensi Internasional tentang Terorisme dan ISIS yang diselenggarakan oleh Hendropriyono Strategic Consulting di Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (23/3/2015).

Untuk mendapatkan petunjuk, Badrodin menyatakan masih dilakukan pemeriksaan terhadap 5 orang yang diduga simpatisan ISIS tersebut. Walau belum diketahui sumber dana ISIS di Indonesia.

“Kami lakukan penggeledahan dalam upaya bukti-bukti lain dalam upaya mendapatkan keterangan dari mereka. Belum tahu (sumber dana mereka),” ujar Badrodin.

Tim gabungan Satgas Khusus Anti Teror, Densus 88 Polri dan Polda Metro Jaya telah menangkap 5 orang terkait ISIS di 4 lokasi berbeda, yakni Petukangan, Jaksel; Tambun, Bekasi; Pamulang, Tangsel dan Cibubur, Jaktim. Selain itu, 16 WNI ditahan oleh otoritas Turki karena hendak menyeberang ke Suriah dan diduga akan bergabung dengan ISIS.


Wakapolri: Supaya Dasar Hukumnya Jelas, Segera Buat Perppu ISIS

Wakapolri Komjen Badrodin Haiti menyarankan agar pemerintah segera membuat Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) terkait kelompok ISIS. Menurutnya Perppu itu perlu untuk menangani permasalahan adanya WNI yang bergabung dengan ISIS.

“Kita menggunakan hukum positif yang ada di kita, apakah terkait UU antiteror atau Tipidum yang ada di KUHP, apakah itu masuk perbuatan pidana itu tergantung pada perbuatannya. Selama ini kalau memang mereka melakukan aksi teror yang masuk dalam ketentuan UU antiteror ya kita proses, jadi lebih leluasa,” kata Badrodin.

Pernyataan itu disampaikan Badrodin kepada wartawan usai pembukaan acara Rapat Kerja Teknis Fungsi Lalu Lintas Polri di Rupatama Mabes Polri, Senin (23/3/2015).

“Saran kami memang sebaiknya segera dibuat Perppu bagaimana menanggulangi ISIS ini atau revisi UU antiteror ini yang diperluas,” sambung Badrodin menegaskan.

Badrodin beralasan, pembuatan Perppu itu bertujuan agar ada hukum yang jelas dalam melarang gerakan ISIS di Indonesia.

“Supaya dasar hukum kita jelas. Ini melarang ISIS, tapi dasar hukumnya kan belum ada,” pungkasnya.

?Sebelumnya, pemerintah menggagas mengeluarkan Perppu yang mengatur WNI yang terlibat dalam gerakan ISIS. Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana meminta pemerintah mengurungkan niatnya itu.

Aturan soal jeratan hukum kepada WNI yang terlibat dalam aktivitas ISIS sebenarnya telah diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). “Bagi WNI yang berangkat untuk berniat bergabung dengan ISIS dan dikembalikan ke Indonesia serta mereka yang mendanai mereka yang akan bergabung dapat dijerat dengan pasal-pasal yang ada dalam KUHP,” ujar Hikmahanto dalam keterangan persnya, Jumat (20/3/2015).

Dalam Buku 2 Bab 3 KUHP diatur tentang Kejahatan-kejahatan terhadap Negara Sahabat dan Terhadap Kepala Negara Sahabat serta Wakilnya.

Semisal dalam Pasal 139a disebutkan, “Makar dengan maksud melepaskan wilayah atau daerah lain dari suatu negara sahabat untuk seluruhnya atau sebagian dari kekuasaan pemerintah yang berkuasa di situ, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun”.

Pasal ini dapat digunakan bagi WNI yang behubungan dengan ISIS mengingat ISIS memerangi pemerintahan yang sah di Irak dan Suriah. Dua negara ini merupakan negara sahabat Indonesia.

“Oleh karenanya kepolisian atau pemerintah tidak perlu menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti UU untuk menjerat WNI yang melakukan kegiatan yang berhubungan dengan ISIS,” kata Hikmahanto.


Menko Tedjo: Ratusan WNI Gabung ISIS karena Ekonomi dan Ideologi

Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan banyak Warga Negara Indonesia (WNI) yang bergabung dengan ISIS karena alasan ideologi dan ekonomi. Kata Menteri Tedjo, jumlah mereka diprediksi mencapai ratusan.

“Satu, masalah ideologi. Kedua, mereka mau mendapat kehidupan lebih baik di sana. Mereka dijanjikan mendapat gaji,” ujar Tedjo dalam konferensi internasional tentang ISIS dan terorisme di Ruang Semeru, JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (23/3/2015).

Menurutnya, banyak WNI yang ingin mendapat kehidupan lebih baik di ISIS. “Dia ingin mendapat kehidupan lebih baik menurut Syariat Islam. Ada motif ekonomi pasti, dan ideologi ada,” lanjutnya.

Tedjo mengatakan sejauh ini belum ada jumlah pasti berapa WNI yang menjadi anggota ISIS. Meski begitu ia memperkirakan ada ratusan WNI yang berada di Irak dan Suriah yang tergabung dalam ISIS.

“Ya ratusan. Di sana ratusan, di sini juga ada. Jumlah pastinya sedang ditelusuri,” jelas Tedjo.

“Keterpengaruhan itu ada yang nyata dan ada yang tidak nyata, jadi fixnya itu belum. Hanya dari perkiraan-perkiraan yang disampaikan BIN maupun kepolisian itu yang kita anggap acuan,” imbuhnya.


Indonesia Bisa Jadi Ujung Tombak Perlawanan terhadap ISIS

Bahaya gerakan ISIS di Indonesia menjadi perhatian sejumlah pihak. Indonesia sebagai negara dengan penghuni umat muslim terbesar di dunia dianggap bisa menjadi ujung tombak perlawanan terhadap ISIS.

Hal tersebut disampaikan akademisi Universitas Nanyang Singapura, Rohan Gunaratna, dalam konferensi internasional tentang ISIS dan Teroris di Ruang Semeru, Jiexpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (23/3/2015). Menurutnya kesempatan Indonesia sangat terbuka untuk melakukan itu.

“Saya yakin Indonesia bisa menjadi ujung tombak khususnya di Asia. Karena Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia,” kata Rohan.

Menurut Rohan, semangat Islam di Indonesia sangat modern. Jika ada muslim Indonesia yang terlibat ISIS itu karena ia merupakan anggota kelompok tertentu yang terkait dengan kelompok di Timur Tengah.

“Saya yakin semangat islam yang sesungguhnya ada di Indonesia saat ini. Dari Indonesia lah kekuatan untuk melawan ekstrimisme berasal,” jelas Rohan.

Rohan memaparkan, pergerakan ISIS terutama melalui media sosial di internet. Maka dari itu Indonesia perlu membentuk landasan internet yang kuat.

“Jangan beri kesempatan web ekstrimis untuk berkembang. Indonesia dan negara-negara Aseka suka sekali menggunakan media sosial,” paparnya.

Rohan menambahkan, untuk melawan ISIS harus dilakukan dengan cara lunak hingga keras. Selain itu pemerintah juga diharapkan bisa membantu melalui aturan-aturan yang dikeluarkannya.

“Kita tidak bisa melawan terorisme dengan senjata saja. Kita bisa membawa ulama. Ulama ini lah yang harus menjadi ujung tombak perlawanan ini,” jelas Rohan.

“Saya juga meminta hakim-hakim di sini, dan dari kementerian Hukum dan HAM untuk memberikan bantuan dalam melawan ISIS,” tutupnya.


JK: Munculnya ISIS Karena Faktor Ekonomi

Dari mana awalnya muncul gerakan ISIS di Irak dan Suriah? Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai munculnya ISIS diawali oleh perebutan sumber ekonomi. Ideologi ISIS dapat diredam dengan ideologi islam moderat.

“Kenapa ekonomi? Ada sumber ekonomi yang diperebutkan banyak negara. Tidak ada organisasi teroris yang sekaya ISIS. mereka puya kemampuan membeli banyak hal. Dari berbagai data, mereka punya US$ 2 milliar dari minyak dan merampok,” kata JK dalam sambutannya pada pembukaan International Conference on Terorism and ISIS, di JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin(23/3/2015).

“Kita harus bersatu memperbaiki bangsa negara sehingga tidak mudah dimasuki ISIS. Apalagi melemahkan ekonomi sehingga tidak mudah menimbulkan ideologi masuk. Bangsa harus bersatu memperbaiki iklim ekonomi dan politik,” tambahnya.

Bagaimana mencegah ideologi ini masuk? JK mengatakan ideologi hanya dapat dilawan dengan ideologi. “Pikiran harus diubah dengan pikiran, dengan ideologi yang benar. Tanpa mengubah ideologi dengan ideologi yang lebih benar, sulit menghabisi atau meredam idelogi tersebut,” kata JK.

JK mencontohkan, gerakan Arab spring, otoritarianisme dan krisis ekonomi menjadi salah satu penyebab meluasnya gerakan ISIS di wilayah Arab. “Suatu gerakan yang besar dapat tumbuh karena memperebutkan sumber ekonomi. Pada akhirnya itulah apa yang terjadi,” ujarnya.

Untungnya, lanjut JK, tradisi Islam di Indonesi adalah sejarah Islam yang moderat. Hal ini memberikan sumbangsih terciptanya stabilitas negara.

“Kita tidak punya sejarah kependudukan. Kita punya sejarah harmonis dan moderat,” pungkasnya.


JK: Virus ISIS Masuk karena Lemahnya Negara

Gerakan ISIS menjadi sorotan di dunia saat ini setelah melakukan tindakan kekerasan atas nama agama di berbagai tempat. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) berkata, masuknya ISIS di sebuah negara disebabkan oleh lemahnya negara itu sendiri.

Menurut JK, ISIS adalah gerakan yang paling cepat dan paling menakutkan. ISIS berkembang secara formal dalam kurun waktu 3 sampai 4 tahun, bahkan tahun lalu berkembang jadi IS (Islamic State).

“Ini berulang kembali bahkan lebih brutal dari Al-Qaeda. Sejarah kebangkitan banyak sebab dan banyak pihak yang bertanggungjawab kenapa ini bisa terjadi,” ujar JK dalam sambutannya pada pembukaan International Conference on Terorism and ISIS, di JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin(23/3/2015).

Dia merunut kembali, lahirnya Al-Qaeda karena ingin melepaskan diri Rusia. Sehingga, kala itu gerakan Al-Qaeda didukung oleh banyak negara. Lambat laun, gerakan Al-Qaeda tersusupi idelogi dan berubah menjadi idelogi menakutkan, termasuk menakutkan bagi negara yang pernah membantu Al-Qaeda.

“ISIS terjadi seperti itu. Kita tahu semua. Apa yang terjadi sebelumnya adalah bagaimana negara arab 10 tahun lalu, atau 5 tahun lalu terjadi Arab Spring,” terangnya.

Bagi JK, ISIS berkembang setelah revolusi negara Arab atau lebih dikenal sebagai Arab Spring. Di negara-negara Arab terjadi ekonomi dan otoritarianisme, dan pelanggaran HAM. Revolusi tersebut berlanjut di Suriah.

“Banyak negara membantu Suriah waktu itu dengan bantuan materil. Kita tahu Suriah terpecah dan menjadi negara berkeping-keping dan menjadi negara yang luas,” kata JK.

“Masalah ISIS bukan masalah idoelogis tapi gabungan masalah politik dan ekomomi, tanpa politik dan bagian dari tindakan sebelumnya. Seperti ISIS adalah buah lemahnya negara,” tambahnya.

Dia mengibaratkan ISIS sebagai sebuah virus. Virus dapat masuk ke badan jika kondisi tubuh saat itu lemah. Seperti itupula yang terjadi kepada negara.

“Karena melemahkan pemerintahan yang sah. pelemahan ini menyebabkaan tidak terkendalinya pemerintahan dan idelogi mudah masuk,” ucapnya.


JK: Masyarakat Tergiur Tawaran Surga oleh ISIS

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) berpendapat banyak warga yang tertarik masuk ISIS karena tergiur tawaran masuk surga oleh kelompok tersebut. JK mengimbau untuk berhati-hati atas tawaran tersebut.

“Daya tarik Jannah (surga) yang dimainkan. Tidak mungkin orang mau datang ke negeri yang superpanas. Ini yang mendasari hal tersebut,” ujar JK dalam sambutannya pada pembukaan International Conference on Terorism and ISIS, di JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (23/3/2015).

“Apa yang dikejar idoelogi seperti itu? Secara mudah adalah jannah (Surga) yang murah dijual oleh pemimpinnya. Kalau kejar harta tidak ingin bunuh diri, kejar kedudukan tidak ingin bunuh diri, mereka ingin kejar surga dengan mudah diberikan pemimpinnya hanya itu yang dijual,” tambahnya.

JK mengatakan di dalam ajaran Islam juga mengenal hukum perang. Namun dalam hukum perang itu ditegaskan tidak dapat melakukan pembunuhan kepada orang-orang yang tidak berdosa. “Kalau dalam aturan itu seseorang tidak boleh membunuh perempuan, membunuh anak-anak serta menebang pohon apalagi membunuh yang tidak bersalah,” terangnya.

JK mengingatkan aagar masyarakat berhati-hati dalam menerima tawaran seperti itu. Dia menjelaskan selain soal surga, masuknya paham ISIS dan radikalisme disebabkan oleh lemah dan lumpuhnya pemerintahan. “Sehingga menyebabkan mudahnya virus masuk (ISIS),” kata JK.

Sebuah ideologi lalu menjadi gerakan yang menakutkan tentu harus dihindari. Pikiran soal ISIS tentunya terhubung dengan gerakan ekstrim, gerakan Islam fundamentalis, dan bertindak secara brutal dan berbahaya.


JK Soal ISIS di Indonesia: Masih Bisa Diatasi

Partisipan atau simpatisan ISIS satu per satu mulai ditangkap oleh Densus 88. Kata Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), keberadaan ISIS di Tanah Air berbahaya, namun sejauh ini masih bisa ditangani.

“Pasti (ISIS) ada bahayanya, tapi kita masih bisa atasi,” kata JK usai memberikan pidatonya dalam acara ‘Konferensi Internasional tentang Terorisme dan ISIS’ di Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (23/3/2015).

Pada 20 Maret lalu, Densus 88 menangkap 5 orang terduga partisipan ISIS di lokasi yang berbeda-beda. Keberadaan mereka pun meresahkan lokasi sekitar penangkapan. Namun JK menyatakan, tidak perlu diberlakukan darurat teroris di Indonesia.

“Ndak perlu (darurat teroris),” ujar JK.

JK menyatakan, penanggulangan dan pencegahan terorisme hanya bisa dilakukan dengan 3 pendekatan. “Ada ideologis, ada sekuriti dan juga ada stabilitas politik nasional,” imbuh JK.

Ditambahkan JK, pemerintah tengah gencar meningkatkan pengawasan terhadap ISIS di seluruh Indonesia. Termasuk di Poso yang diduga masih menjadi tempat persembunyian kegiatan terorisme di Indonesia.

“Itu (Poso) sudah, tentara dan polisi sudah operasi di sana,” jawab JK.

(Koran-Nonstop/ABNS)

Ditulis Oleh : Unknown ~ Pada Sabtu, 16 Januari 2016

Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel kami yang berjudul Gawat, Banyak warga DKI Ngikut Aliran ISIS Dan ISIS Rekrut ABG DKI Buat Dijadikan Algojo. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Anda dipersilakan copy paste berita ini dengan mencantumkan url sumber : http://abnsnews.blogspot.com/2016/01/gawat-banyak-warga-dki-ngikut-aliran.html

Subscribe for latest Dunia Penuh Berita


0 komentar:

PROFIL ABNS