ISIS Mau Ledakan Istana Presiden

Foto: Video Facebook Santoso

Setelah Paris, kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria atau ISIS kini meneror Indonesia. Mereka mengancam akan menyerang Istana Merdeka.

Sebuah video berisi rekaman suara yang disebut sebagai pemimpin Kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Santoso alias Abu Warda, beredar di Facebook.

Pada gambar diam yang diunggah oleh akun bernama Muhammad Bahrunnaim Anggih Tamtomo itu terdapat tulisan, ‘Seruan Sang Komandan, Abu Wardah Asy-Syarqi’.

Pada video tersebut terlihat kibaran bendera ISIS di bagian kiri gambar, dan sosok seorang pria yang diduga komandan kelompok Mujahidin Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah Asy-Syarqi Hafidzahullah.

Dalam rekaman suara berdurasi 9 menit 35 detik itu, dilontarkan juga ancaman kepada pemerintah dan Polda Metro Jaya.

“Karena kami adalah tentara Daulah Islam yang sedang mengingatkan kalian. Yang kalian percaya atau tidak percaya, suka atau tidak suka, rela atau tidak rela, panji hitam ini akan berkibar dengan izin Allah di atas Istana Merdeka dan akan kami hancurkan Polda Metro Jaya,” demikian bunyi seruan dalam video yang diunggah pukul 10.32, Minggu (22/11).

“Kalian jangan sombong, sungguh pejabat-pejabat di Irak telah diseru, kemudian mereka sombong Maka yang telah datang adalah pistol-pistol peredam, dan ranjau ranjau yang menghantam,” sambung seruan itu.

Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian akan melakukan konfirmasi terlebih dulu apakah benar itu suara Santoso atau tidak, seperti yang beredar di media sosial Facebook.

“Ya, saya sudah tahu. Tapi kita lagi mau konfirmasi apakah benar itu suara dia. Bisa saja kan orang buat rekaman seperti itu. Kita belum tahu apakah itu suara asli dia atau tidak,” ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian kepada di kantornya, Senin (23/11).

Meski demikian, mantan Kepala Detasemen Antiteror (Densus) 88 itu mengaku bahwa pihaknya tidak ingin kecolongan. “Yang jelas kita pasti tingkatkan pengamanan, bukan hanya pengamanan tapi kelompok di Jabodetabek akan kita monitor ketat sekali,” tandas dia.

Sekadar diketahui, tim gabungan TNI dan Polri saat ini sedang menggelar Operasi Camar Maleo Keempat di Poso, untuk menangkap Santoso dan kelompoknya.

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Saud Usman Nasution mengatakan pihaknya telah mengambil langkah-langkah terkait keberadaan video tersebut.

“Kami perlu telusuri asli atau tidak, siapa yang buat, motivasinya apa,” kata Saud, Senin (23/11).
Tak sampai di situ, BNPT telah mengajukan pemblokiran video tersebut kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika. “Setelah itu penegak hukum akan menelusuri untuk melakukan tindakan lebih lanjut,” ujar Saud.

BNPT juga meminta masyarakat tidak terpengaruh oleh keberadaan video tersebut. Sedangkan, Staf Ahli Deputi Pencegahan BNPT Wawan Purwanto mengatakan orang dalam rekaman video tersebut diduga memang Santoso.

Namun begitu, kepastiannya masih harus diverifikasi oleh tim forensik. “Dugaan awal iya itu memang Santoso,” ujarnya.

Wawan menuturkan ancaman seperti itu bukan hal baru di Indonesia. Bahkan, kata dia, ledakan bom pun masih menjadi ancaman bagi masyarakat.

“Karena itu harus disadari ancaman itu selalu ada, dan kami juga terus berkoordinasi karena ini menyangkut pencegahan,” kata Wawan.

Di tempat berbeda, pengamat intelijen, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati mengatakan, segala peristiwa yang berkaitan dengan teror tentunya memunculkan berbagai kemungkinan bahwa teror tersebut akan terus berkembang.

“Kemungkinan selalu ada, mirror effect, efek pantulan kaca. Itu bisa terjadi di mana saja, bukan hanya di Indonesia saja,” tutur Susaningtyas di Jakarta, baru-baru ini.

Terkait di Indonesia, kata dia, gerakan ISIS bukan lagi sesuatu hal yang baru. “Dalam sejarahnya, Indonesia pernah berkembang paham sejenis dengan Daulah Islamiyah (dalam lingkup nasional), yaitu gerakan Darul Islam dan atau Negara Islam Indonesia (NII) yang pernah melahirkan berbagai gerakan pemberontakan di masa lalu,” jelas dia.

Wanita yang akrab disapa Nuning itu mengatakan, suatu fakta bahwa aspiran DI / NII masih hidup di antara kalangan masyarakat. Kemudian apa yang disuarakan ISIS dapat mereka terima yang kemudian didukung, bahkan dianggap sebagai panggilan jihad.

“Hal inilah yang dikampanyekan Abu Bakar Ba’asyir dan Ustadz Aman Abdurrahkman kepada para pengikut dan kader saat membesuk keduanya di LP (lembaga pemasyarakatan),” ungkapnya.

Berawal dari perjalanan sejarah itu, lanjut Nuning, maka pergerakan WNI ke Suriah atau Irak pun sulit dihindarkan. Hal ini serupa dengan pergerakan jihadis semasa konflik Afganistan yang kemudian melahirkan gerakan Jamaah Islamiyah maupun pergerakan jihadis ke Filipina Selatan.

“Apa yang dialami Indonesia pun juga dialami oleh negara negara di kawasan yang bahkan diklaim dan dikampanyekan ISIS sebagai bagian dari kekhalifahannya,” tuntas dia.

ISIS Ancam Komunitas Ustadz Yusuf Mansur?

Sebelumnya, acara ‘One Day One Juz’ (ODOJ) yang digagas oleh Ustadz Yusuf Mansur menjadi incaran bom ISIS. Hal itu terungkap di internet terkait serangan ISIS di sejumlah negara termasuk Indonesia.

Grup aktivis hacker yang bernama Anonymous mengungkap rencana serangan ISIS ke sejumlah negara. Di antara negara-negara tersebut muncul nama Indonesia.

Diberitakan International Business Times, Minggu (22/11), kabar ini pertama kali dilansir oleh sub kelompok Anonymous, OpParisIntel. Mereka mengklaim sudah menemukan detail informasi terkait serangan ISIS, setelah teror berdarah di Paris pada 13 November lalu.

Sejumlah lokasi yang diincar adalah beberapa lokasi di Paris, acara WWE di Atlanta Amerika Serikat, acara di Milan, Libanon dan Indonesia. Khusus di Indonesia, titik yang disebutkan menjadi target adalah acara ODOJ di Masjid Al Jihad Karawang yang digelar Minggu (22/11). Seperti diketahui, program ODOJ merupakan besutan Ustadz Yusuf Mansur.

Menanggapi hal ini, panitia ODOJ mengaku sudah mendengar kabar rencana serangan ISIS. Mereka pun mengantisipasi dengan meningkatkan pengamanan. Acara berjalan lancar.
Panitia yang mendengar kabar dari internet soal rencana serangan ISIS, segera mengontak aparat keamanan setempat.

Menurut Deni, ada sekitar ratusan petugas dari kepolisian yang dikerahkan Polres Karawang. Mereka berjaga di lokasi hingga acara selesai. Ternyata, rencana serangan itu tidak terbukti. “Jumlah pesertanya ada 600 orang dari Bekasi, Bogor, Bandung, dan warga Karawang. One Day One Juz ini program besar kami,” terangnya.

Sementara Perwakilan Bidang Promosi dan Hubungan Masyarakat ODOJ, Nashir mengimbau kepada ODOJ di seluruh daerah jangan takut terhadap ancaman ISIS.

“Mengimbau kepada semua pengurus dan anggota Komunitas One Day One Juz di daerah dan di luar negeri untuk tetap melanjutkan dakwah ODOJ tanpa perlu merasa khawatir terhadap ancaman pihak luar, sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pelindung,” tulis Nashir, dalam keterangannya, kemarin.

Nashir menjelaskan, ODOJ bukan merupakan bagian dari kelompok manapun, bukan bagian dari organisasi tertentu. ODOJ membuka diri kepada seluruh umat Islam yang ingin bergabung tanpa memandang latar belakang kelompok Islam tertentu.

Komunitas One Day One Juz adalah komunitas pengajian online yang memotivasi anggotanya untuk membaca Al Quran sebanyak 1 juz per hari (khatam dalam 1 bulan), di mana tiap anggota dikumpulkan dalam 1 grup BBM atau WhatsApp yang terdiri dari 30 anggota.

ODOJ tetap berkomitmen untuk menyampaikan dakwah dengan menampilkan Islam yang menjadi rahmat bagi semesta alam.

(Koran-Nonstop/ABNS)

Ditulis Oleh : Unknown ~ Pada Sabtu, 16 Januari 2016

Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel kami yang berjudul ISIS Mau Ledakan Istana Presiden. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Anda dipersilakan copy paste berita ini dengan mencantumkan url sumber : http://abnsnews.blogspot.com/2016/01/isis-mau-ledakan-istana-presiden.html

Subscribe for latest Dunia Penuh Berita


0 komentar:

PROFIL ABNS