Foto Bahrun Naim, ia diduga kuat sebagai dalang penyerangan teror bom di jalan Thamrin di kawasan Sarinah, Jakarta. (Foto: Twitter)
Salah satu warga negara Indonesia yang diduga kuat telah bergabung dengan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS (Islamic State of Iraq and Syria), Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo alias Bahrun Na’im.
Menurut informasi yang berhasil Mzochim rangkum dari Siaran Pers, Jum’at 15 Januari 2016. Bahrun Naim diduga kuat sebagai otak di balik serangan teror bom dan penembakan di jalan Thamrin dan beberapa titik di kawasan Sarinah, Jakarta, Kamis 14 Januari 2016. Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian mengatakan, teror serangan bom dan penembakan di kawasan Sarinah merupakan langkah manivestasi perebutan kekuasaan antara anggota kelompk ISIS, mereka saling bersaing untuk menjadi pemimpin jaringan ISIS di Asia Tenggara.
Siapa Bahrun Naim?
Pada September 2008 Bahrun Naim tercatat bergabung dengan Jamaah Anshorut Tauhid, nama Bahrun Naim lalu muncul kepermukaan pertama kali ketika ditangkap oleh Densus 88/Anti-Teror di Solo, Jawa Tengah, saat itu Bahrun Naim ditangkap bersama sejumlah barang bukti ratusan butir amunisi ilegal.
Pada 2010, diketahui Bahrun Naim berprofesi sebagai teknisi komputer dan internet. Saat penangkapan, selain ditemukan dua kota amunisi jenis peluru AK 349 beserta sarung senjata api, ditemukan juga 6 buah CPU, satu laptop, serta sejumlah keping CD berserta buku-buku juga ikut diamannkan sebagai barang bukti.
Meskipun Bahrun Naim berhasil ditangkap dan di persidangkan di Pengadilan Negeri Surakarta, Bahrun Nain tidak berhasil dijerat UU Terorisme, Ia hanya dijerat dengan Darurat No. 12/1951, tenteng kepemilikan peluru amunisi ilegal.
Bahrun Nain menjalani sidang atas kepemilikan peluru amunisi. (Foto: Twitter)
Pria kelahiran Pekalongan, 6 September 1983 ini, akhirnya di vonis hukuman 2 tahun 6 bulan oleh Pengadilan Negeri Surakarta pada 12 Juni 2011.
Hijrah ke Suriah
Pada 2014, nama Bahrun Naim kembali muncul kepermukaan, ia dikabar sebagai warga Indonesia pertama yang bergabung dengan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), setiap kali ada warga Indonesia pro-ISIS yang tertangkap aparat kepolisian, nama Bahrun Naim selau disebut sebagai orang yang terlibat.
Nama Bahrun Naim semakin kuat disebut terkait hilangnya Siti Lestari, seorang mahasiswi semester akhir di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), pada Maret 2015 lalu. Diberitakan, orang tua Siti Lestari membenarkan anaknya menjalin hubungan dengan Bahrun Naim yang hendank dijadikan istri, namun keluarga tidak satuju.
Foto Bahrun Naim dan Siti Lestari (Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta). (Foto: Twitter)
Siti Lestari, mahasiswi UMS yang berasal dari daerah Demak, Jawa Tengah, terakhir kali berkomunikasi dengan keluarga, meninta uang sebesar Rp 3,5 juta untuk biaya perkuliahan, namun hingga kini Siti Lestari justru menghilang dan tak diketahui keberadaannya.
Keterkaitan dengan jaringan Santoso alis Abu Wardah
Dalam sebuah video acaman yang dilakukan ketua jaringan teroris, Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Santoso alias Abu Wardah. Video yang mengancam akan menyerang Istana Negara dan Kepolisian itu diunggah oleh akun bernama Bahru Naim.
Nama Bahrun Nain pun kemudia dikait-kaitkan dengan kelompok Mujahiddin Indonesia Timur (MIT), yang dipimpin oleh Santoso alias Abu Wardah. MIT diketahui sebagai jaringan kelompk teroris di Indonesia yang menyatakan dukungan kepada ISIS. Bahrun Naim disebut-sebut sebagai penghubung utama MIT yang bermarkas di Sulawesi, Indonesia, dengan ISIS yang bermarkas di Timur Tengah.
(Mzochim/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar