Kapal selam kelas Dolphin buatan Jerman tiba di pelabuhan militer di utara wilayah Palestina yang diduduki pada tanggal 12 Januari 2016. (Foto: AFP)
Rezim Israel telah menerima kapal selam yang kelima dari Jerman, di tengah tekanan terhadap Berlin untuk menghentikan pengiriman persenjataan modern dengan hulu ledak nuklir.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa (12/1/16) menyambut baik pengiriman kapal selam canggih kelas Dolphin di pelabuhan Haifa utara dari wilayah Palestina yang diduduki.
Kapal selam itu, dikatakan mampu menyelam hingga tujuh hari, bisa dilengkapi dengan senjata rudal dengan hulu ledak nuklir.
Rezim Tel Aviv mengejar ‘kebijakan ambiguitas’ arsenal nuklirnya, yang secara luas diyakini memiliki hingga 400 nuklir.
Kapal selam baru ini menelan biaya sekitar 500 juta euro (US 540 juta), dimana pemerintah Jerman membayar sepertiga dari biayanya. Berlin juga akan memberikan kapal selam keenam dalam dua atau tiga tahun.
Banyak yang mengkritik Jerman atas penjualan peralatan militer canggih ke Israel.
Pemerintah Kanselir Jerman Angela Markel mengklaim Jerman memiliki kewajiban untuk menjamin keamanan Israel.
Media Jerman mengatakan pengiriman empat kapal selam kelas Dolphin sebelumnya telah membebani para pembayaran pajak Jerman lebih dari 1 milyar euro (US 1,12 miliar).
Kementerian Israel urusan militer mengumumkan Mei 2015 bahwa mereka telah mencapai kesepakatan dengan sebuah perusahaan pembuatan kapal Jerman untuk membangun empat kapal perang besar untuk rezim Tel Aviv.
Dikatakan pemerintah di Berlin akan membayar seperempat dari kesepakatan itu, lebih dari 400 juta euro.[]
(Mahdi-News/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar