Wakil Ketua Umum GP Ansor, Benny Ramdhani menunjukkan buku-buku ajar TK yang mengandung unsur radikalisme (Foto: Tribunnews)
Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) menemukan buku pelajaran untuk tingkat Taman Kanak-kanak (TK) yang berbau unsur radikalisme beredar di Depok, Jawa Barat. Buku ini dicetak di Solo, Jawa Tengah.
Wakil Ketua Umum GP Ansor Benny Rhamdani mengatakan, penemuan tersebut berdasarkan adanya laporan orangtua salah satu murid TK yang ada di Depok pada Selasa 19 Januari 2016 kemarin.
“Kami menemukan fakta dilapangan bahwa ada upaya pihak-pihak tertentu yang senantiasa menggunakan media sekolah untuk menyebarkan benih radikalisme ditengah masyarakat kita, salah satunya lewat buku ini. Ini patut diduga upaya mencuci otak kepada anak-anak terkait paham radikalisme,” kata Benny Rhamdani dalam siaran persnya di Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu Rabu 20 Januari 2016.
Benny menjelaskan buku berbau unsur radikalisme itu dikemas dalam bentuk metode belajar membaca praktis. Tulisan yang distabilo berbunyi ‘Selesai – Raih – Bantai – Kiyai’.
Didalam buku tersebut terdapat 32 kalimat yang mengarahkan kepada tindakan radikalisme di antaranya ‘sabotase’, ‘gelora hati ke Saudi’, ‘bom’, ‘sahid dimedan jihad’, hingga ‘cari lokasi di Kota Bekasi’. Kemudian ada juga kalimat dan kata-kata yang mengandung radikalisme seperti ‘rela mati bela agama’, ‘gegana ada dimana’, ‘bila agama kita dihina kita tiada rela’, ‘basoka dibawa lari’, ‘selesai raih bantai kiyai’, dan ‘kenapa fobia pada agama’.
“Berdasarkan informasi, TK yang menjadikan buku ini sebagai bahan pelajaran di Depok, kabarnya dijadikan tempat bimbingan dan konsultasi metode belajar membaca praktis. Dikhawatirkan dibeberapa wilayah lain buku ini juga tersebar,” katanya
“Ditangan kami ada 5 jilid. Buku ini dicetak pertama tahun 1999 kemudian tahun 2015 sudah mencapai cetakan ke-167. Penerbitnya dari Solo,” tambah Benny.
Sekjen GP Ansor Adung Abdurrochman mengungkapkan, penulis buku merupakan kerabat dari pimpinan kelompok radikal di Solo. Menurut dia, kelompok itu diduga menyebarkan paham radikalisme yang ideologinya berasal dari paham penganut Salafi Wahabi.
“Penulis juga memasukkan aspek ideologinya seperti dihalaman 18 buku jilid 4 disebutkan nama Bin Baz yang merupakan Syekh dari Salafi Wahabi. Nam pak didalam kalimat yang dipilih adalah mengorbankan jihad dalam tanda kutip radikalisme,” jelasnya.
Oleh karena itu, dia berharap seluruh wilayah di Tanah Air mewaspadai peredaran buku ini khususnya di kalangan anak-anak yang sedang memasuki pendidikan usia dini (PAUD). Buku itu tidak hanya bisa ditemukan peredarannya di toko buku, tetapi juga dapat dibeli melalui internet.
Ketua BPNU Bidang Pengkaderan, Nusron Wahid meminta pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) untuk menarik semua buku pelajaran anak TK atau PAUD yang didalamnya terdapat konten penyebaran paham radikalisme.
Buku-buku tersebut harus segera dicabut dari peredaran karena berpotensi menjadi sarana cuci otak agar generasi bangsa mulai tertanam paham radikalisme sejak dini.
“Ini sangat bahaya sehingga pemerintah harus bertindak cepat. Sisir semua daerah yang ada peredaaran buku itu dan segera tarik dari peredaaran. Pemerintah jangan membiarkan anak-anak kita dirusak pikirannya dengan penyelundupan paham radikalis seperti termuat dalam buku-buku itu,” kata Nusron Wahid, Kamis 21 Januari 2016.
Buku yang diberi judul ‘Anak Islam suka membaca’ dicetak pertama tahun 1999 kemudian tahun 2015 sudah mencapai cetakan ke 167. Penerbitnya Pustaka Amanah alamatnya di Jalan Cakra No. 30 Kauman, Solo dengan penulis Murani Musta’in. Menurut informasi yang didapatkan Sekjen GP Ansor Adung Abdurrochman, Murani Musta’in merupakan istri dari Ayip Syafruddin yang merupakan pimpinan kelompok Laskar Jihad di Solo.
(Tribun-News/Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar