KH. Hasyim Asy’ari (Dok: Merdeka.com)
Seorang Kiai terkemuka, Abdurrahman Masud menyebut Hasyim Asy’ari sebagai ‘Master Plan Pesantren. Hal tersebut lantaran latar belakang Hasyim Asy’ari berasal dari keluarga santri dan hidup di pesantren sejak lahir.
Dia juga dididik dan tumbuh berkembang di lingkungan pesantren. Dia lahir di desa Gedang, wilayah timur Jombang pada tanggal 24 Dzulqodah 1287 H silam, bertepatan dengan 14 Februari 1871 M.
Asyari merupakan nama ayahnya yang berasal dari Demak dan juga pendiri pesantren keras di Jombang. Asy’ari dianggap sebagai guru dan dijuluki ‘Hadratus Syekh’ yang berarti Maha Guru
Kebangkitan besar golongan ulama yang menggunakan Nadlatul Ulama (NU) sebagai wadah pergerakan, tidak dapat dilepaskan dari peran KH. Hasyim Asy’ari. Beliau berkeyakinan, bahwa tanpa persatuan dan kebangkitan ulama, terbuka kesempatan bagi pihak lain untuk mengadu domba.
Baginya NU bertujuan untuk menyatukan kekuatan Islam dengan kaum ulama sebagai wadah untuk menjalankan tugas peran yang tidak hanya terbatas dalam bidang kepesantrenan dan ritual keagamaan belaka. Lebih dari itu, NU setidaknya juga fokus pada masalah sosial, ekonomi maupun persoalan kemasyarakatan
Dalam bidang pendidikan, perjuangannya diawali dengan mendirikan pesantren di daerah Tebuireng, daerah terpencil dan masih dipenuhi kemaksiatan. Berkat kegigihannya pesantren Tebuireng terus tumbuh dan berkembang serta menjadi innovator dan agent social of change masyarakat Islam tradisional di tanah tersebut.
Seperti diketahui kebanyakan orang, pesantren tersebut merupakan cikal bakal penggemblengan ulama dan tokoh-tokoh terkemuka sekaligus merupakan monumental ilmu pengetahuandan perjuangan nasional.
Hasyim yang terlibat dalam golongan klaum sarunga itu terilhami dakwah khas Wali Songo yang berhasil mengawinkan antara lokalitas budaya dengan universalitas agama (islam).
Melalui NU dia berupaya menebar benih-benih islam dalam wajah yang familiar atau mudah dipahami oleh kebanyakan. Dia memilih untul menghindari pendekatan negasional dalam mencari solusi permasalahan bangsa, menurutnya pluralisme menjadi bagian jati diri bangsa.
(Merdeka/Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar