Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan mayoritas masyarakat Indonesia menginginkan calon presiden 2014 yang mampu menjaga keragaman atau toleransi agama, etnis dan ideologi.
Dari enam Presiden RI, hanya dua presiden yang mampu menjaga keragaman di Indonesia.
Berdasarkan hasil survei LSI, dua Presiden RI yang dianggap mampu menjaga keragaman yakni Presiden Soekarno (Bung Karno) dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
“Dua presiden itu dianggap berhasil menjaga keragaman karena dari hasil survei menunjukkan angka di atas 50%. Dan SBY ada di tingkat paling rendah,” ujar Peneliti LSI, Ardian Sopa, di kantor LSI, Jakarta, Selasa (22/4/2014).
Hasil survei LSI dari tingkat kesuksesannya menjaga keragaman yakni Soekarno sebesar 65,30%, Soeharto 45,50%, BJ Habibie 48,70%, Abdurrahman Wahid 57,80%, Megawati Soekarnoputri 44,40% dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebesar 39,80%.
Alasan survei mengenai presiden yang sukses menjaga keragaman di Indonesia, dilakukan karena mayoritas publik menginginkan Capres 2014 mampu menjaga keragaman.
Sebesar 87,60%, masyarakat menilai sangat penting memilih seorang capres yang mampu menjaga keragaman agama, etnis, ideologi dan Indonesia.
“Sedangkan masyarakat yang menilai tidak penting kriteria capres yang mampu menjaga keragaman sebesar 10%,” tambahnya.
Pada tempat yang sama, pengajar di Universitas Paramadina Novrianto Kahar mengatakan, dengan persentase yang besar 87,6%, artinya masyarakat menginginkan pemimpin yang mempunyai karakter dalam menjaga keberagaman.
“Jadi coba bayangkan, dengan persentase yang besar, seharus parpol dapat memanfaatkan platform untuk lebih mendukung kebijakan antidiskriminasi. Persentase yang besar jika parpol dapat mengawal publik yang menyatakan ingin pemimpin yang dapat menjaga keberagaman,” ujarnya.
Survei LSI tersebut dilakukan dari 15 hingga 18 April 2014 dengan metode multistage random sampling untuk 1.200 responden di 33 provinsi seluruh Indonesia dan margin of error 2,9%.
(Inilah/Liputan-6/Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar