Sekjen PBB dalam laporan yang ia sampaikan di pertengahan bulan Desember mengatakan bahwa ada 34 kelompok teroris dunia yang bergabung dengan ISIS dan di tahun 2016 jumlahnya akan bertambah.
Ban Ki-moon selaku sekjen PBB memperingatkan bahaya serangan-serangan teroris yang bergabung dengan ISIS di berbagai negara seperti Filipina, Uzbekistan, Libya dan Nigeria.
Dalam laporan tersebut juga dikatakan, “Pengaruh ISIS di kawasan cukup kuat begitu juga di Afrika dan Asia Tenggara.”
Menurut penjelasan Ban Ki-moon perkembangan jaringan teroris ISIS selama 18 bulan terakhir sangat pesat.
Seken PBB juga menyebut kelompok teroris ISIS sebagai kelompok teroris terkaya sedunia. Tahun 2015 saja mereka menghasilkan 400 sampai 500 juta dolar Amerika dalam penjualan minyak secara ilegal.
Di Iraq saja setelah diinvestigasi oleh PBB terbukti jumlah uang tunai yang disedot oleh ISIS dari bank-bank yang mereka jarah senilai 1 milyar dolar Amerika.
Ban Ki-moon percaya ISIS terus berusaha menjaga kekuasaan mereka di Iraq dan Suriah, dan bahkan melebarkan kekuasaan mereka ke negara-negara sekitar.
Daulah Islam mendapatkan setidaknya satu juta dolar AS per hari dari minyak mentah yang didapat di Suriah dan Irak, kata David Cohen, pejabat kementerian keuangan Amerika Serikat yang mengurusi informasi intelejen sumber finansial terorisme, lapor AFP.
Selain dari minyak mentah, Daulah Islam juga memperoleh sumber keuangan dari penarikan pajak warga di wilayah yang dikuasainya dan juga dari uang tebusan tawanan.
Karena diversifikasi sumber pendapatan itulah Amerika Serikat kesulitan untuk menghambat aliran dana ke kelompok Daulah Islam.
"ISIS adalah organisasi teroris dengan sistem keuangan terbaik yang pernah kami hadapi," kata Cohen.
Sementara itu Marwan Muasher, wakil kepala organisasi Carnegie Endowment for International Peace mengatakan bahwa Daulah Islam saat ini "dinilai sebagai organisasi teroris paling kaya dengan sistem finansial paling rumit di dunia."
Tidak seperti Al-Qaeda, Daulah Islam tidak mendapatkan uang dari sumbangan sukarela orang-orang kaya di negara-negara Arab.
(AFP/Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar