Karena krisis kekurangan pemasukan dari minyak, kini Arab Saudi sedang berusaha untuk menaikkan pemasukannya dari ibadah haji.
Haji adalah sumber pemasukan terbesar kedua Arab Saudi setelah tambang minyak dan gas alam yang dimilikinya. Setiap tahunnya sekitar 2 juta peziarah haji mendatangi kota Makkah dari luar negeri. Diperkirakan hingga tahun 2007 tiap tahunnya bakal ada 2.7 juta peziarah yang naik haji.
Menurut analisa para pakar ekonomi, ibadah haji tamattu’ dan umrah memiliki potensi yang cukup besar untuk menciptakan lahan pekerjaan dan menopang ekonomi Saudi. Pemasukan dari haji dan umrah secara berurutan menambahkan nilai 22.6 milyar dollar dan 12 milyar dollar pada penghasilan negara.
Abdullah Khatib seorang pakar ekonomi menjelaskan, “40 persen pemasukan haji umrah Saudi dihasilkan dari akomodasi, 15 persen dari pembelian oleh-oleh, 10 persen dari makanan dan minuman, dan selebihnya dari layanan-layanan lainnya.”
Arab Saudi sedang menghadapi defisit anggaran sebesar 87 milyar dollar. Pemasukan dari minyak yang merupakan 90 persen pemasukan negara mengalami penurunan drastis.
Konon 70 persen penduduk Saudi adalah para pemuda berusia di bawah 30 tahun. Sedangkan penurunan pendapatan Saudi dari minyak ini membuat para pemuda tersebut juga menurunkan harapan keuangan mereka dari orang tua.
70 persen tenaga kerja Arab Saudi adalah karyawan pemerintah dan kebanyakan perusahaan swasta juga bergantung pada pendanaan negara. Oleh karena itu penurunan pendapatan negara dari Minyak secara tidak langsung akan mendesak Saudi untuk menaikkan pendapatannya dari sumber-sumber lainnya, termasuk ibadah haji dan umrah.
(Press-TV/Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar