TEHNIK PENGALIHAN INFORMASI


Dalam dunia intelijen dan politik ada yang namanya tehnik dis-informasi, atau memberikan informasi seolah-olah benar padahal kenyataannya tidak seperti itu.

Dan biasanya tehnik dis-informasi ini dilakukan melalui media massa, karena banyak orang selalu menjadikan media massa sebagai patokan informasi. Tidak mudah memang mengenali apakah yang kita baca itu adalah informasi yang benar atau sekedar dis-informasi.

Mungkin karena senang membaca novel-novel spionase seperti Tom Clancy, Frederick Forsyth dan Sidney Sheldon, saya selalu suka menganalisa sesuatu itu dari “apa yang tidak terlihat”. Informasi di media massa itu hanya sebagai tambahan informasi saja, tetapi bukan menjadi patokan.

Karena itulah ketika melihat apa yang dilakukan JK dalam strategi politiknya, saya kadang suka kagum. JK selalu menjadi seolah-olah bertentangan dengan Jokowi dalam setiap langkahnya. Ia pengalih perhatian yang handal, bergerak menempati posisi yang tepat, merapat pada lawan-lawan Jokowi seolah-olah bersahabat dengan mereka dan bertentangan dengan Jokowi.

Faktanya, kehancuran yang dibuat JK sungguh parah. Golkar terbelah, PPP terbelah. Dengan terbelahnya kedua partai anggota KMP itu, maka tidak ada lagi alasan utk mempertahankan koalisi yang “kurang” permanen itu. Apalagi ditambah PAN yang pragmatis dan mendingan merapat ke pemerintah daripada cuman koar2 mengkritik tapi gak ngapa2in.

Kalau ada yang benci dengan JK, saya malah menganggapnya sebagai kesuksesan permainan mereka.

Tehnik dis-informasi yang paling menakjubkan adalah apa yang dilakukan oleh Iran. Kalau melihat peta dimana saja letaknya pangkalan militer AS, maka akan terbaca dengan jelas bahwa Iran dikepung dari segala penjuru. Pertanyaannya, kenapa Iran tidak segera diserbu, entah dengan cara militer spt yg dilakukan AS terhadap Saddam Hussein atau dengan menggerakkan pasukan jihadis seperti yang mereka lakukan di Suriah ?

Salah satu jawabannya ada di cara Iran bermain “gertakan”.

Seorang Jenderal Iran pernah ditanya seorang wartawan, “bagaimana seandainya pesawat2 Israel dikerahkan untuk membumi-hanguskan Iran ?” Jawaban sang Jenderal sangat meyakinkan, “Silahkan saja, dan pesawat2 tidak bisa kembali menemukan pangkalannya..” Artinya, Israel sudah lenyap dari peta dunia.
Permainan gertakan ini sudah lama dimainkan oleh mantan Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad. Dengan memanfaatkan media, Ahmadinejad terus menerus memprovokasi Israel dengan lecehan-lecehannya. Padahal sejatinya, Iran sedang bermain dengan maut.

Iran sendiri meski terlihat kuat secara persenjataan, tidaklah sekuat seperti yang terlihat. Mereka masih harus terus mengembangkan teknologi persenjataannya. Embargo ekonomi termasuk peralatan militer sejak 1979, membuat Iran harus mulai dari awal utk menciptakan berbagai teknologi militer. Tapi dasarnya mereka memang bangsa yang pintar ( Iran itu bangsa Persia bukan Arab ), maka mereka cepat sekali mengadopsi teknologi militer yg ada.

Teknik dis-informasi yang dilakukan Iran adalah dengan memastikan bahwa musuh mereka hanya AS dan Israel, AS sebagai tubuh ular sedangkan Israel adalah kepalanya. Maka hancurkan kepalanya, dan tubuhnya akan lumpuh.

Dengan memanfaatkan media dan non media, Iran sukses mempengaruhi kepercayaan AS bahwa seluruh rudal Iran dan Hezbollah – salah satu sayap militer luar negerinya – hanya mengarah ke Israel. Diserang siapapun, Iran hanya akan menghancurkan Israel. Ini tehnik yang bisa mengulur waktu sampai Iran benar-benar siap berperang.

AS jelas gamang, karena hanya dengan Iran-lah mereka tidak mampu mengukur kekuatan persenjataan sebenarnya. Seluruh informasi Iran tertutup rapi, dan yang keluar hanya yang ingin diperlihatkan. AS sendiri tidak mau mengambil resiko besar. Kekalahan mereka saat revolusi tahun 79 dan perang Iran – Irak ( Saddam dipasok senjata oleh AS dan sekutunya ) membuat AS harus memperoleh data yg akurat dulu jika ingin menyerang.

Permainan dis-informasi sangatlah mengasyikkan. Kudu tajam memahami pergerakan dan menganalisa, bukan cuman berbekal data saja. Gerakan2 bayangan yang dilakukan para pemain2 catur kawakan memberi banyak ilmu dalam menganalisa. Seperti menaruh buah catur dalam posisi terbuka, tapi sebenarnya ketika lawan terjebak, maka ia akan dimakan.

Membaca informasi di media cukup hanya dengan secangkir kopi. Tetapi menyusun puzzle2 dari yang tidak kelihatan itu membutuhkan bercangkir2 kopi. Sudah siang, selamat makan dan selamat ngopi….

Kopi Panas – DENNYSIREGAR

(Denny-Siregar/Mahdi-News/ABNS)

Ditulis Oleh : Unknown ~ Pada Kamis, 14 Januari 2016

Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel kami yang berjudul TEHNIK PENGALIHAN INFORMASI. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Anda dipersilakan copy paste berita ini dengan mencantumkan url sumber : http://abnsnews.blogspot.com/2016/01/tehnik-pengalihan-informasi.html

Subscribe for latest Dunia Penuh Berita


0 komentar:

PROFIL ABNS