Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying
China telah menyuarakan keprihatinannya atas meningkatnya ketegangan di Timur Tengah setelah Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, yang mengecam eksekusi Riyadh terhadap ulama Syiah terkemuka Sheikh Nimr al-Nimr.
“Seperti masyarakat internasional lainnya, Cina sangat prihatin dengan perkembangan ini dan mengungkapkan kekhawatirannya karena dapat mengintensifkan konflik di kawasan itu,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Hua Chunying dalam jumpa pers, Senin (4/1/16).
Dia lebih lanjut menyatakan “berharap pihak-pihak terkait tetap tenang dan menahan diri untuk menyelesaikan perbedaan melalui dialog dan konsultasi dan bersama-sama menjaga perdamaian dan stabilitas regional.”
Pada hari Minggu, Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik kerajaan dengan Iran. Dalam langkah serupa, Bahrain dan Sudan juga memutuskan hubungan dengan Iran, sementara Uni Emirat Arab juga menurunkan hubungan diplomatik dengan Republik Islam.
Langkah ini menyusul demonstrasi massa di depan Kedutaan Besar Saudi di Teheran dan konsulatnya di kota Masyhad yang mencela keluarga Al Saud atas eksekusi Nimr sebagai bagian dari tindakan keras terhadap Syiah yang berada di l Provinsi Timur kerajaan.
Beberapa orang memanjat dinding konsulat di Masyhad sementara perangkat pembakar dilemparkan di kedutaan Saudi di Teheran. Sekitar 50 orang ditahan atas pelanggaran tersebut.
Pada hari Senin, Jurubicara Kementerian Luar Negeri Iran Hossein Jaberi Ansari mengatakan pernyataan Saudi yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Republik Islam menunjukkan keyakinan bahwa kelangsungan hidup kerajaan bergantung pada meningkatnya ketegangan.
Rusia juga mengatakan pemutusan hubungan diplomatik bukan “langkah yang konstruktif” dan tidak akan membantu dalam usaha meningkatkan saling pengertian.
Eksekusi Nimr telah menarik reaksi publik dan politik yang kuat di seluruh dunia. Namun Monarki, menolak semua kritikan, dan menuduh kritikan sebagai turut campur dalam urusan dalam negeri.
Sheikh Nimr, seorang kritikus rezim Riyadh, ditembak oleh polisi Saudi dan ditangkap pada tahun 2012 di Qatif, tempat demonstrasi damai anti-rezim pada saat itu. Nimr didakwa dengan tuduhan menghasut kerusuhan dan merusak keamanan kerajaan. Namun Nimr menolak semua tuduhan sebagai tak berdasar. []
(Mahdi-News/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar