Syaikh Khaled al-Mala mengatakan, eksekusi Syaikh Nimr Baqir al-Nimr oleh Saudi menunjukkan lembaran lain irasionalitas Al Saud dan memperkuat krisis dan penentangan, dengan berpengaruh negatif pada kondisi regional.
Syaikh Khaled al-Mala, Ketua Himpunan Ulama Ahlusunnah Irak saat wawancara dengan IQNA mengatakan, pertama-tama aku ucapkan bela sungkawa yang mendalam kepada seluruh umat muslim sedunia atas eksekusi Syaikh Nimr Baqir al-Nimr, rohaniawan Syiah Saudi.
"Meski banyak sekali para tokoh, politisi, dan lembaga-lembaga internasional seperti PBB dan demikian juga sebagian negara-negara Islam seperti Irak telah meminta untuk tidak dilaksanakannya hukum tersebut, namun pemerintah Saudi masih bersikeras menjalankan hukum eksekusi rohaniawan Syiah ini,” tambahnya.
Ketua Himpunan Ulama Ahlusunnah Irak mengungkapkan, sekarang ini, proyek untuk menciptakan konflik dan ketegangan sektarian di kawasan sedang berlangsung, dimana tujuannya adalah menciptakan perang dan konflik di tengah-tengah umat Islam dan tidak diragukan lagi bahwa eksekusi rohaniawan Syiah ini akan berpengaruh pada kondisi regional dan memperkuat penentangan dan krisis. Namun ironisnya, nampaknya kebijakan pemerintah Saudi adalah untuk menciptakan konflik, huru-hara dan memperkuat sektarianisme di regional.
Perselisihan Pendapat, Bukan Alasan untuk Eksekusi
Ketua Himpunan Ulama Ahlusunnah Irak menerangkan, Syaikh Nimr dieksekusi, sementara hanya karena memiliki perselisihan pendapat dan pandangan dengan pemerintah Saudi dan perselisihan pandangan ini adalah hal yang benar-benar wajar, yang bisa jadi dimiliki oleh setiap individu.
"Syaikh Nimr, bukanlah tokoh teroris sebagaimana yang diklaim oleh kementerian negara Saudi dan beliau tidak membawa senjata dan pendapat serta pemikiran-pemikiran fikihnya sangatlah bernilai,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Syaikh Khaled al-Mala dengan mengisyaratkan bahwa semua orang bebas dalam memiliki pendapat, pandangan, memilih agama dan mazhab, mengharap bahwa aksi dan kebijakan-kebijakan salah pemerintah Saudi tidak menyebabkan tendensi para remaja muslim menuju konflik sektarian.
Statemen Ulama Tinggi Saudi Tidak Bernilai
Ketua Himpunan Ulama Ahlusunnah Irak dengan mengingatkan statemen dewan ulama tinggi Saudi dalam menyambut pelaksanaan hukuman eksekusi Syaikh Nimr menambahkan, statemen ini benar-benar tidak berharga dan jauh dari kebenaran, karena ulama tinggi Saudi ini mendeskripsikan hukuman eksekusi Syaikh Nimr sebagai sebuah rahmat bagi para hamba dan menyebutnya sebagai manifestasi pelaksanaan keadilan, syariat Ilahi dan melawan kekacauan!.
Lebih lanjut dia menganggap salah pengeluaran statemen tersebut dari pihak ulama tinggi Saudi dan mengatakan, di pekan pada hari kelahiran penuh bahagia Rasulullah (Saw) dan umat Islam harus berupaya mengkonsolidasikan dan memperkuat persatuan Islam, berita eksekusi Syaikh Nimr telah membuat umat muslim dan ulama dunia Islam terkejut.
Lebih lanjut, Ketua Himpunan Ulama Ahlusunnah Irak menganggap persatuan umat Islam sebagai hal yang sangat signifikan dan mengatakan, Zionis satu-satunya orang yang memanfaatkan kondisi kacau balau regional dan perang di Yaman, Suriah dan Irak.
Di penghujung, Syaikh Khaled al-Mala menyebut pengambilan sikap bersatu dan terpadu adalah hal yang sangat urgen dan mengatakan, ulama Syiah dan Sunnah harus merespon indisen ini dengan mengambil sikap yang jelas nan gamblang dan tidak mengizinkan eksekusi Syaikh Nimr sebagai faktor untuk memperkuat krisis di regional, karena tujuan Saudi atas pelaksanaan hukuman ini adalah peningkatan krisis dan ketegangan.
Pengaruh Kebijakan-kebijakan Salah Saudi atas Kondisi Regional
Syaikh Khaled al-Mala menjelaskan, kebijakan-kebijakan yang salah dari pihak Saudi telah berpengaruh secara langsung dalam memperburuk kondisi ketegangan, krisis di kawasan regional, dan kondisi krisis-krisis yang ada di Irak, Suriah, Yaman dan sebagian negara merupakan hasil dari kebijakan-kebijakan salah tersebut dan sejatinya eksekusi Syaikh Nimr Baqir al-Nimr adalah lembaran lain dari aksi-aksi irasionalitas pemerintah Saudi, yang akan memberikan pengaruh negatif pada kondisi regional.
(IQNA/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar