Harian The Guardian Inggris menulis, keputusan raja Salman untuk mengeksekusi Syaikh Nimr, dimana raja Saudi sebelumnya tidak mau melakukannya menyiratkan sulitnya hubungan dengan Iran, peningkatan ketidakpuasan internal dan tidak adanya sebuah strategi koheren.
Menurut laporan IQNA, harian The Guardian Inggris menulis, keputusan Saudi untuk mengeksekusi rohaniawan Syiah, Syaikh Nimr Baqir al-Nimr, pada tanggal 2 Januari (yang bertepatan dengan liburan tahun baru), yakni suatu masa dimana dunia Barat benar-benar libur bertepatan dengan tahun baru.
Namun jika Saudi berharap bahwa dengan penjadwalan ini tidak menarik sedikit perhatian, maka benar-benar telah keliru. Eksekusi tersebut telah memperkeruh hubungan permusuhan Saudi dengan Iran dan kasus Nimr telah berubah menjadi kasus yang berbahaya, dimana telah meningkatkan konflik dua negara dan problem sektarian, itupun pada masa dimana Timur Tengah di Suriah dan Yaman sedang tertimpa peperangan dan di Irak dan Lebanon sedang terjadi ketegangan.
Pengambilan keputusan dalam pemerintah Saudi sangatlah tidak jelas. Meski demikian, setidaknya Riyadh sejak bulan November lalu secara terang-terangan mengafirmasikan niatnya untuk mengeksekusi tokoh terkemuka yang didukung oleh populasi tertindas Syiah Saudi dan akhirnya ia dengan (tiga Syiah lainnya) dan 43 muslim Ahlusunnah dieksekusi dengan tuduhan serangan teroris.
Syaikh Nimr sudah ditahan sejak tahun 2012 dan tidak ada ketergesa-gesaan untuk mengakhiri kasus tersebut. Ia dihukum dengan provokasi, ketidakpatuhan dan serangan bersenjata, meskipun membawa senjata dan upaya untuk menciptakan kekerasan sama sekali tidak dapat diterima.
Menurut sumber-sumber Saudi, raja Salman, yang sudah satu tahun naik tahta, mengeluarkan izin pengeksekusiannya dengan dalil tekanan oponi publik, sebuah kinerja yang sebelumnya tidak mau dikerjakan oleh raja Abdullah.
Meskipun sosial media Saudi menyaksikan pemikiran-pemikiran anti Syiah; namun klaim tersebut, yaitu tekanan opini umum menyebabkan negara tersebut mengeksekusi Syaikh Nimr adalah sebuah klaim yang tidak dapat diusut dan memperburuk problem sektarian.
Eksekusi Syaikh Nimr telah membuat kondisi menjadi rumit yang tidak mendukung, baik di dalam maupun luar negeri Saudi dan meningkatnya kekhawatiran tentang perang yang tidak dapat dimenangkan di Yaman.
Demikian juga, Saudi telah menanggung terhadap citra negatifnya dalam masyarakat internasional; sebuah gambar karena eksekusi dan ideologi ekstrem Salafi, yang menjadi sumber inspirasi teroris ISIS.
(IQNA/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar