Ali Akbar Dhiya’i mengatakan, syahadah Ayatullah Syaikh Baqir al-Nimr laksana pengumuman perang Āl Saud dengan semua oposisi dan lampu hijau kepada para pendukung ekstremis dan gerakan-gerakan takfiri untuk memasuki fase pembunuhan Syiah, pasca fase Syiahpobia.
Ali Akbar Dhiya’i, Konsultan Kebudayaan Iran di Malaysia saat wawancara dengan IQNA, dengan mengucapkan belasungkawa atas syahadah Ayatullah Nimr Baqir al-Nimr kepada umat muslim dunia, khususnya orang-orang Syiah teraniaya Saudi dan keluarga syuhada ini mengungkapkan, Rasulullah (Saw) dalam sebuah hadis bersabda, "Tidak ada keutamaan yang lebih tinggi dari kesyahidan di jalan Allah”. Syahadah Syaikh Nimr menunjukkan ketidakbecusan rezim Āl Saud dalam pemerintahan dan pengorganisasian yang kacau yang muncul dari konflik dalam pelbagai front Yaman, Irak dan Suriah.
Dia dengan menjelaskan bahwa kesyahidan Syaikh Nimr di Saudi akan menyingkap tirai koalisi rezim tersebut untuk memerangi terorisme menambahkan, melawan terorisme berdasarkan kamus Saudi adalah pembuangan fisik para pendukung hak-hak manusia dan para penentang kebijakan Āl Saud. Penyidangan Ayatullah Nimr dalam persidangan lalim Saudi sama sekali tidak selaras dengan undang-undang internasional hukum; syahadah pejuang politik ini laksana pengumuman perang dengan semua oposisi rezim Āl Saud dan lampu hijau bagi para pendukung ekstremis dan gerakan-gerakan takfiri untuk memasuki fase pembunuhan Syiah, pasca fase Syiahpobia.
Konsultan Kebudayaan Iran di Malaysia dengan mengisyaratkan aksi rezim Al Saud atas eksekusi Ayatullah al-Nimr mengatakan, koalisi Saudi untuk memerangi terorisme, telah memperkuat praduga tersebut antara para pendukung takfiri rezim Saudi, yang melemahkan pendukung finansial dan politik kelompok-kelompok takfiri, namun Saudi dengan mengeksekusi Ayatullah Nimr telah mengirimkan pesan penyemangat untuk gerakan-gerakan takfiri dan mengesahkan sikap-sikap sektarian dan takfirinya.
Dhiya’i menjelaskan rezim ini dengan aksi tersebut berupaya menunjukkan dirinya dengan sekutu kelompok takfiri di seluruh penjuru dunia. "Bersamaan dengan pensyahidan Syaikh Zakzaky di Nigeria dengan pelaksanaan eksekusi Ayatullah Nimr menunjukkan pengorganisasian internasional gerakan takfiri untuk memasuki fase kekerasan sektarian di seluruh penjuru dunia,” lanjutnya.
Dia mengungkapkan, kesalahan prediksi Saudi dalam eksekusi Ayatullah Nimr adalah mujtahid Syiah ini adalah seorang tokoh politik yang memiliki kedudukan positif internasional dan sama sekali tidak memiliki kesalahan kecuali mengkritik kinerja rezim Āl Saud yang telah mengoyak-ngoyak hak-hak minoritas pelbagai agama seperti mazhab-mazhab Syiah, Ismailiyah, Zaidiyah, Maliki, Hanafi dan pelbagai tarikat aliran di kawasan Hijaz dan pengeksekusiannya hanya karena kesalahan keyakinan dan politik dan ini merupakan permulaan untuk melawan semua penuntut kebebasan di seluruh penjuru dunia dan termasuk para remaja Saudi, yang lebih tahu dengan hakikat pemerintahannya dan mengambil keputusan untuk masa depan politik negara Hijaz.
"Kesalahan Saudi dalam eksekusi politik ini adalah peremehan opini umum Saudi, khususnya generasi remaja yang mencari negara demokrasi dengan kriteria dan ciri-ciri sebuah negara Islam yang berdasarkan pendapat-pendapat umum masyarakat dan aksi-aksi penghapusan semacam ini dalam ruang politik Saudi telah menyiapkan ranah bagi para penentang sipil pelbagai segmen negara ini,” ucap Konsultan Kebudayaan Iran.
Dia menjelaskan, tidak hanya komunitas Syiah dan minoritas agama yang murka atas aksi Saudi tersebut, bahkan semua penuntut kebebasan para remaja Saudi juga menghadapi tantangan besar; eksekusi ini menunjukkan bahwa rezim Saudi di hadapan keinginan-keinginan masyarakat dan sosial hanya berlindung dengan senjata kekuatan, paksaan dan kematian.
Di penghujung, Dhiya’i mengingatkan, pengalaman-pengalaman sejarah rezim otoriter dunia menunjukkan bahwa penggunaan penghapusan fisik bagi para oposisi politik adalah tahap terakhir rezim tersebut untuk memasuki perubahan-perubahan mendasar dalam struktur politik.
(IQNA/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar