Ayatullah Ramadhani dengan mengisyaratkan ayat-ayat Al-Quran dalam memperkenalkan kepribadian dan kedudukan Nabi Isa (As) mengatakan, Al-Quran memperkenalkan utusan Allah ini dengan bentuk yang terbaik.
Menurut laporan IQNA, Ayatullah Ramadhani, Direktur Markas Islam Hamburg, Kamis (31/12) dalam acara memperingati hari kelahiran Nabi Isa al-Masih (As) yang diselenggarakan di markas tersebut, dengan mengisyaratkan kedudukan Nabi Isa (As) dalam Al-Quran mengatakan, menurut keyakinan mayoritas umat Kristiani, tanggal 25 Desember merupakan hari kelahiran Al-Masih (As); saya ucapkan selamat atas hari besar ini kepada seluruh ahli tauhid yang ada di alam ini, khususnya para pengikut Nabi mulia ini.
Dia dengan menerangkan bahwa Nabi Isa (As) termasuk salah seorang Nabi Ulul Azmi yang memiliki syariat khusus untuk dirinya menambahkan, menurut ajaran-ajaran Islam dan Al-Quran, seorang muslim sejati harus mengimani dan meyakini semua para utusan Allah dan bahkan tidak dapat mengingkari salah satu dari utusan-Nya. Dalam hal ini Allah dalam Al-Quran telah berfirman, "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, tidaklah benar ketika mengatakan, kami mengimani sebagian dan tidak mengimani sebagian lainnya.
Direktur Markas Islam Hamburg dengan mengisyaratkan ayat-ayat Al-Quran dalam memperkenalkan kepribadian dan kedudukan utusan Allah ini, menjelaskan, kelahiran suci, utusan Allah, anak manusia, Al-Masih (penyelamat), wajah Allah yang tidak terlihat, kalimat Allah, anak Allah dll termasuk kalimat-kalimat yang dikemukakan dalam perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dalam memperkenalkan Nabi Isa (As); namun Al-Quran memperkenalkan beliau dengan sebaik-baiknya bentuk.
Dia mengatakan, dalam surat Maryam, dalam memperkenalkan Nabi Isa (As) Allah berfirman, Gulaman Zakiyya, seorang anak laki-laki yang suci; Āyatan lin Nāsi, "Sebuah tanda dan ayat”; Rahmatan minna, "Rahmat dari kami (Allah)”; Wa Kāna Amran Maqdhiyyan, "Sebuah perkara yang pasti dan tidak dapat diingkari”; Qāla inni Abdullah, "Isa berkata, aku adalah hamba dan makhluk Allah”.
Ramadhani melanjutkan, Ātāniya al-Kitāb wa Ja’alani Nabiyyan, Al-Quran menyebut Nabi Isa (As) sebagai pemilik syariat dan adapun sebagian orang yang menganggap bahwa agama Kristen tidak memiliki syariat adalah hal yang menyalahi ayat-ayat Al-Quran. Wa ja’alani Mubarakan, Al-Quran memperkenalkan beliau sebagai seorang bayi yang diberkahi, yang sangat menghormati ibundanya, Wa Barra bi Walidati.
Dia mengungkapkan, demikian juga dalam surat Al Imran, beliau diperkenalkan dengan ungkapan-ungkapan seperti, Innallah Yubasysyiruki bi Kalimātin minhu, ia adalah kalimat Allah; Ismuhu al-Masih Isa ibnu Maryam, Allah menamainya dengan Isa dan Masih; Wajīhan fi al-Dunya wa al-Ākhirah, yang memiliki kedudukan di dunia dan akhirat; Wa min al-Muqarrabin, termasuk orang-orang yang mendekatkan diri; Wa Yukallimu al-Nasa fi al-Mahdi wa Kahlan, yang berbicara saat masih dalam buaian, yang mana termasuk salah satu dari mukjizat beliau; Wa min al-Shālihīn, ia termasuk orang-orang yang salih; Wa Yu’allimuhu al-Kitab wa al-Hikmah wa al-Taurat wa al-Injil, Allah mengajarinya hikmat, kitab Taurat dan Injil.
Ketua Aliansi Eropa Ulama dan Teolog Syiah dalam bagian lain ceramahnya dengan bersandar pada ayat-ayat Al-Quran menjabarkan cerita kelahiran Nabi Isa (As) dan kedudukan Sayidah Maryam dan mengatakan, saat Al-Quran berbicara tentang penciptaan Nabi Isa (As), Al-Quran juga memperkenalkan kepribadian Sayidah Maryam (Sa).
Dia dengan mengisyaratkan nama Sayidah Maryam disebutkan sebanyak 33 kali dalam Al-Quran mengatakan, dalam seluruh Al-Quran tidak ada satupun wanita yang disebutkan namanya secara terang-terangan dan hanya nama beliau saja; meskipun penggunaan satu nama tidaklah dikategorikan sebuah keutamaan, sebagaimana nama Fir’aun juga disebutkan dalam Al-Quran namun yang menyebabkan keutamaan adalah sifat-sifat kepribadian.
Dalam Al-Quran berbicara tentang para wanita mukmin dan non mukmin dan menuturkan sifat-sifat mereka. Tentang Sayidah Fatimah (Sa) dituturkan dalam surat Tathhir, ayat Mubahalah, ayat surah Al-Insan, surah Al-Kautsar dll yang selaras dengan kepribadian beliau. Dan juga disebutkan kriteria-kriteria terkait dengan ibu dan saudari Nabi Musa (As) dan lain-lainnya.
Direktur Markas Islam Hamburg mengintroduksikan, mungkin salah satu dalil dikemukakannya nama Sayidah Maryam (Sa) dalam Al-Quran dalam bentuk khusus adalah Al-Quran ingin memperkenalkan kemanusiaan (makhluk) Nabi Isa (As).
Dia dengan menjelaskan bahwa Al-Quran dalam pelbagai surat telah mengisyaratkan cerita kelahiran Nabi Isa (As) menambahkan, kita membaca dalam surat Maryam, 16- Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al-Quran, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, 17- maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. 18- Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa.”
Ramadhani menambahkan, 19- Ia (jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci.” 20- Maryam berkata: "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!” 21- Jibril berkata: "Demikianlah”. Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan.”
Lebih lanjut, Ketua Aliansi Eropa Ulama dan Teolog Syiah dengan mengisyaratkan ayat 22-29 surah Maryam mengatakan, Nabi Isa (As) adalah pemilik syariat, namun ironisnya dalam beberapa masa syariat beliau telah diubah oleh sebagian orang.
Nasihat dan petuah-petuah beliau sangatlah indah dan bahkan sebagian petuah tersebut dituturkan dalam buku-buku hadis dan jika sekarang ini nasehat-nasehat tersebut diterangkan, karena alur dan tujuan para utusan Allah adalah satu, maka akan dapat diterima.
Dia mengungkapkan, terkait dengan wafatnya Nabi Isa (As), orang-orang Yahudi bahkan meyakini bahwa beliau meninggal akibat ulah salah satu dari para pengikutnya. Umat Kristiani meyakini bahwa Nabi Isa (As) wafat dengan disalib dan setelah itu mereka menguburkan beliau dan setelah tiga hari beliau keluar dari kubur dan naik ke langit. Namun umat muslim meyakini bahwa umat Kristiani telah menyalib orang lain yang menyerupai Nabi Isa (As) dan naiknya Nabi Isa (As) adalah naiknya manusia yang sempurna dan beliau akan kembali.
Direktur Markas Islam Hamburg mengatakan, dalam riwayat dinukilkan bahwa Nabi Isa (As) akan datang di akhir zaman. Beliau hidup selama 40 tahun, beliau menikah dan memiliki keturunan dan beliau mengikuti Imam Zaman (Af) dan keikutsertaan ini yang menyebabkan banyak sekali orang-orang yang memeluk Islam.
(IQNA/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar