Media Italia Il Giornale sebagaimana dilaporkan oleh Sputnik menyebutkan, seharusnya Eropa mulai berani dan tegas terhadap Amerika Serikat (AS), sekaligus melihat dunia global lebih realistis.
Untuk itu, Eropa harus membantu menyadarkan AS bahwa Rusia bukanlah musuh, melainkan sekutu yang nyata dalam pertempuran melawan terorisme.
“AS berperang melawan Saddam Hussein, Qaddafi, dan Assad hanya untuk menyadari bahwa rezim sekuler yang digulingkan akan digantikan dengan kelompok-kelompok teroris,” tulis surat kabar tersebut.
Dikutip dari RBTH, alih-alih memerangi kelompok radikal tersebut, beberapa negara Arab yang berusaha dijadikan AS untuk menghadapi ancaman baru ini justru diketahui ikut mendanai gerakan-gerakan Islam radikal.
Ironisnya, Il Giornale menulis, di tengah situasi yang demikian, pemerintah Barat bukannya bersatu mengatasi ancaman tersebut, justru terus memperuncing ketegangan dengan Rusia, yang sebenarnya merupakan ‘sekutu Barat yang paling nyata’.
Harian tersebut berpendapat, sanksi sepihak yang dijatuhkan AS terhadap Rusia dan negara-negara Eropa lainnya yang dipaksa untuk mendukung kampanye ini secara efektif mengasingkan Rusia yang selama ini selalu menjadi bagian budaya dan politik Eropa.
Il Giornale menyatakan, daripada terus melayani (memenuhi semua ‘keinginan’) AS, negara-negara Eropa harus mengakhiri iklim ketidakpercayaan kepada Rusia dan menggantinya dengan menjalin hubungan dengan Kremlin. Media Italia itu juga menyerukan agar Eropa membentuk semacam front persatuan persahabatan dan kepercayaan.
Untuk melakukan hal tersebut, Eropa harus mencabut sanksi terhadap Rusia, memfasilitasi dialog antara Rusia-Ukraina, dan membantu Ukraina mengadopsi konstitusi baru yang akan memberikan otonomi yang lebih besar kepada daerah-daerah di negara itu.
“Mari kita semua bekerja sama untuk memulihkan perdamaian antara AS, Eropa, dan Rusia,” tulis Il Giornale menyimpulkan.
Pada 2014 lalu, Uni Eropa, AS dan sekutu-sekutunya memberlakukan serangkaian sanksi ekonomi terhadap Rusia karena Moskow dianggap telah ikut campur dalam urusan internal Ukraina dan meningkatkan krisis militer di negara itu.
Menanggapi tuduhan tersebut, Rusia berulang kali membantah terlibat dalam konflik bersenjata di timur Ukraina, dan memperingatkan bahwa sanksi Barat terhadap Rusia bersifat nonproduktif.
(Satu-Islam/Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar