Tidak ada yang ragu bahwa selama ini Turki adalah salah satu negara yang selalu memberikan dukungan kepada teroris-teroris ISIS di Suriah. Lalu bagaimana mungkin Turki menuduh ISIS sebagai pelaku serangan teror yang terjadi berkali-kali?
Sebuah analisa yang diberikan oleh New Eastern Outlook, sebuah portal online, cukup menarik untuk disimak.
Ledakan bom yang terjadi di Istanbul terakhir kali setidaknya menewaskan 10 orang dan melukai 15 lainnya. Kasus tersebut membuat banyak orang berbelas kasih kepada Turki yang menjadi serangan teror ISIS.
Padahal selama ini siapa lagi yang paling getol mendukung ISIS selain Turki dan beberapa negara sejawatnya?
Dukungan Turki terhadap ISIS tidak hanya terbukti dari satu sumber sisi, namun dari banyak sisi telah terbuktikan secara jelas. Turki adalah salah satu anggota NATO yang mendukung perang Suriah dan mensupport teroris-teroris ISIS untuk menggulingkan pemerintahan Assad.
Sebagaimana terbukti Amerika yang berperan dalam lahirnya teroris Al-Qaeda pada tahun 1980-an, Turki pun terbukti jelas berperan dalam mewujudkan ISIS.
Pada tahun 2012 Amerika, Turki dan Arab Saudi yang dibantu intelijen Amerika untuk mengangkut ratusan ton persenjataan ke sepanjang perbatasan Turki dengan Suriah untuk diselundupkan ke negeri Syam dan digunakan para teroris ISIS membantai siapapun yang mereka temukan di jalanan.
The New York Times pada tahun 2013 memberitakan bahwa beberapa negara Arab dan Turki dengan bantuan CIA gencar mengirimkan persenjataan kepada pihak oposisi Suriah.
The Guardian sendiri terang-terangan pada tahun 2015 dalam artikel yang diterbitkannya menyebutkan, "Kebutuhan-kebutuhan ISIS dipenuhi oleh salah satu anggota NATO yaitu Turki."
Namun kebanyakan media-media Barat menampilkan Turki sebagai sebuah daulat yang sedang memerangi ISIS. Jelas itu hanyalah pencitraan agar semua orang mengira Turki termasuk sasaran ISIS dengan bukti beberapa kasus teror yang baru-baru ini terjadi.
Mungkin masih banyak yang ragu untuk mengatakan Turki bisa saja mengorbankan rakyatnya sendiri untuk menjadi sasaran teror demi pencitraan tersebut.
(New-Eastern-Outlook/Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar