Paranoid Terhadap Syi’ah, Siapa Yang Ajari Anda? Berikut Ulasannya


Ini adalah tulisan kedua saya di rubrik Humaniora Kompasiana. Jika sebelumnya hampir semua tulisan saya ada di rubrik Politik khususnya membahas geopolitik Timur Tengah, disini rasanya saya ingin menumpahkan curahan hati saya mengenai Fenomena Paranoia sebagian muslim Indonesia terhadap sebuah mazhab islam yang bernama Syi’ah.

Saya selalu bingung dengan orang-orang yang ngakunya beragama tapi sibuk mengurusi “kesesatan” orang lain. Orang-orang yang mengaku mendapat petunjuk tapi ketakutan hingga paranoid terhadap orang-orang yang (katanya) tidak mendapat petunjuk.

Pengikut Syi’ah yang jumlahnya hanya SUPER MINORITAS di negeri ini begitu ditakuti oleh orang-orang paranoid ini seakan mereka adalah setan demit yang ada dimana-mana.

Kampanye-kampanye dan slogan-slogan penyesatan anti-Syi’ah oleh mereka dipropagandakan di seluruh penjuru mulai dari membuat parade besar-besaran hingga bungkus roti. Dan mereka bangga mengeluarkan dana besar untuk mega proyek pengkafiran terhadap sebuah mazhab yang diakui sebagai bagian dari islam dalam Deklarasi Amman yang ditandatangani lebih 500 ulama besar dunia.

Pengikut Syi’ah yang jumlahnya hanya seupil ini dianggap begitu menakutkan dan sangat mengancam hingga keberadaan mereka harus diberantas dengan dalih “menjaga aqidah umat.”

Memang terlihat sekali kaum paranoid ini SANGAT TIDAK BERIMAN DENGAN AYAT-AYAT ALLAH atau setidaknya telah menunjukkan diri bahwa mereka adalah kaum yang lemah iman. Orang-orang yang ketakutan dengan ajaran orang lain sebenarnya tidak beragama, tidak bertuhan bahkan layak disebut pendusta ayat-ayat Tuhan.

Ya anggap saja Syi’ah sesat, lalu sejak kapan Allah menyuruh kalian takut hingga paranoid terhadap orang-orang sesat? Bukankah Allah berfirman “La yadhurrukum man dholla idzah tadaytum” ->> Tiadalah orang yang sesat itu akan memberikan mudharat kepada kalian apabila kalian telah mendapat petunjuk.

Sungguh lucu kelakuan orang-orang ini. Di satu sisi mereka begitu menggebu dalam agama, berteriak-teriak kembalilah pada Qur’an dan sunnah, berteriak sesat dan kafir kepada golongan lain seakan mereka adalah orang-orang yang paling benar dan lurus. Tapi di sisi lain mereka begitu paranoid berteriak “waspadalah!” atau “awas!” dengan aliran ini dan aliran itu, bikin aliansi anti-ini anti-itu seakan-akan mereka tidak percaya dengan janji Allah tersebut. Apakah orang yang mendapat petunjuk harus ketakutan terhadap orang-orang sesat?

Logikanya justru seharusnya orang-orang sesat itu yang ketakutan terhadap orang yang mendapat petunjuk bukan? Eh jangan-jangan justru mereka yang sesat?

Saya jadi teringat dengan sindiran Syaikh Ahmad Deedat ketika melihat masih ada saudara-saudaranya sesama Sunni yang bersikap over-lebay terhadap Syi’ah. Beliau berkata “Kita penganut Sunni adalah 90% dari jumlah muslim dunia, sedangkan Syi’ah itu hanya 10%. Mereka yang minoritas ini menyerukan persatuan dengan anda dengan berkata “La Syi’ah La Sunniyah Wahdah Islamiyah” tapi kalian yang mayoritas malah ketakutan. Mereka yang seharusnya ketakutan.”

Apa orang-orang yang demen teriak kafir dan sesat itu mengingkari janji Tuhan? Tentu! Karena Allah sudah bersumpah kepada orang-orang yang telah mendapat petunjuk dengan kalimat “La yadhurrukum” yang menandakan orang yang mendapat petunjuk tidak perlu takut dengan orang-orang sesat dan tidak perlu paranoid teriak sesat kesana-kemari dengan dalih “menjaga aqidah”. Allah telah menjamin sedikitpun yang sesat takkan mengancam dan membawa mudharat bagi orang-orang yang mendapat petunjuk, ya kecuali memang mereka tidak mendapat petunjuk.

Allah tidak pernah menyuruh hamba-Nya ketakutan terhadap kesesatan orang-orang yang sesat. Jangankan terhadap orang sesat, terhadap Iblis yang merupakan Raja dirajanya segala kesesatan pun Allah tidak pernah mengajari kita untuk takut.

Bahkan dalam Qur’an diabadikan peristiwa ketika Iblis “mengancam” Allah bahwa ia akan menyesatkan segenap manusia, Allah hanya menjawab “Inna ‘ibaadii laysa laka ‘alayhim sulthonun illaa manittaba’aka minal ghaawiin” ->> Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat.

Hamba Tuhan yang mendapat petunjuk tidak pernah risau dengan kesesatan orang-orang yang sesat. Karena mereka percaya terhadap janji Tuhan “La yadhurrukum” dan “Laysa laka ‘alayhim sulthonun”. Yang pantas risau itu hanya orang-orang yang ragu dan ingkar.

Orang-orang ini sebenarnya menderita gangguan psikologis paranoia akut. Sebagaimana orang yang takut akan sakit sebenarnya sudah sakit, orang yang takut akan mati sebenarnya sudah mati sebelum mati, orang yang takut terhadap kesesatan orang lain sebenarnya sudah sesat sendiri tanpa disadarinya.

Orang-orang yang lemah keyakinan memang selalu takut dengan tiap pandangan yang berbeda dari apa yang diyakininya. Sebagaimana orang yang tinggal di gubuk bambu akan selalu ketakutan dengan hujan sehingga angin semilir pun cukup membuatnya paranoid. Sementara orang yang tinggal dalam rumah beton dan pondasi kuat tidak pernah khawatir dengan hujan bahkan badai sekalipun.

Memang benar kalimat bijak yang berkata “Orang yang ketakutan terhadap keyakinan orang lain sebenarnya tidak yakin dengan apa yang sedang diyakininya.”

(Satu-Islam/Shabestan/ABNS)

Ditulis Oleh : Unknown ~ Pada Minggu, 31 Januari 2016

Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel kami yang berjudul Paranoid Terhadap Syi’ah, Siapa Yang Ajari Anda? Berikut Ulasannya. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Anda dipersilakan copy paste berita ini dengan mencantumkan url sumber : https://abnsnews.blogspot.com/2016/01/paranoid-terhadap-syiah-siapa-yang.html

Subscribe for latest Dunia Penuh Berita


0 komentar:

PROFIL ABNS