Wanita muda Israel berusia 19 tahun harus merasakan pahitnya penjara selama 20 hari karena menolak bergabung dengan militer yang melakukan kekerasan terhadap Palestina. Langkah Kaminer menuai prokontra, ada yang menyebut ia pengkhianat, namun tak sedikit yang memuji.
"Saya rasa ini merupakan langkah bodoh oleh pemerintah dan otoritas militer yang memaksa seeorang untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan keyakinannya," ujar ayah Kaminer kepada RT. "Remaja itu telah menyatakan menentang aksi pendudukan, dan ia ingin memilih alternatif lain yakni di penjara."
Kaminer sebelumnya pernah setahun terlibat dalam sukarelawan Pramuka Israel. Ia menjadi sukarelawan bersama anak-anak yang menderita perang Gaza. Pengalaman itu membuatnya membantah perintah Israel.
"Anak-anak yang tumbuh di jantung konflik memiliki pengalaman buruk dari masa muda. Hal itu yang memicu rasa benci mereka dan ini bisa dipahami," ujar Kaminer awal Januari lalu.
(Republika/Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar