Aljazeera meliput sulitnya kehidupan muslim di Belanda menyusul semakin parahnya gelombang Islamfobia dan penyerangan terhadap masjid–masjid serta umat Islam di Belanda.
Penyerangan terhadap masjid–masjid, pusat–pusat ke-Islaman, ancaman terhadap warga Muslim dan imam jamaah, coretan–coretan di tembok serta surat berisi ancaman adalah sebagian dari permasalahan yang dihadapi oleh umat Islam di Belanda. Namun demikian mereka menyikapinya dengan tetap membuka pintu masjid bagi non–Muslim dan tetap berpartisipasi dalam berbagai kegiatan nasional sebagai upaya mengurangi efek Islamfobia yang mereka saksikan.
Ajazeera dalam laporannya menulis Sharif Islimani, imam masjid di kota Rozendaal Belanda pada dini hari 14 November menuju masjid lebih awal untuk mempersiapkan khotbah Jumat, malam itu ia tidak dapat tidur setelah mendengar kabar penyerangan di Paris dan memutuskan pergi ke masjid untuk mempersiapkan materi khotbah Jumat yang sesuai dengan kejadian tersebut.
Namun saat ia tiba di masjid, ia mendapati bergalon–galon bensin telah dituangkan ke lantai masjid dan siap dibakar, tapi usaha ini gagal karena kedatangannya. Tidak ada kerugian berarti dalam kejadian ini, namun hal ini cukup untuk membuat ketakutan warga muslim di kawasan tersebut.
Sepertiga dari masjid – masjid di Belanda dalam sepuluh tahun terakhir telah menjadi sasaran Islamphobia baik berupa surat – surat ancaman, upaya pembakaran, atau dengan meletakkan kepala babi di depan pintu masuk masjid.
Pada tanggal 27 Februari di kota di kota Ensikhde, seorang pria 33 tahun melemparkan bom ke masjid saat sholat berlangsung. Dua hari sebelumnya, Azaluddin Karat, imam masjid tersebut menerima surat berisi ancaman.
Kepada Aljazeera Karat mengungkapkan kekhawatirannya terhadap seluruh Muslim dan stabilitas negara. Ia juga meyakini ancaman dan serangan semacam ini adalah hasil dari kekhawatiran non–Muslim mengikuti peristiwa serangan Paris.
Dilaporkan sekitar 220 warga Belanda telah melakukan perjalan ke Timur Tengah untuk bergabung dengan ISIS, hal ini memicu ketakutan sekembalinya mereka akan terjadi berbagai serangan teror di Belanda.
(Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar