Jika Imam Hasan as dan saudara-saudaranya tidak ada, maka tidak akan ada yang tersisa dari Islam.
Shabestan News Agency, bertepatan dengan hari syahidnya Imam Hasan Mujtaba as, salah seorang peneliti sejarah dan sirah Ahlul Bayt as, Muhammadullah Akbari menjelaskan bahwa Imam as mengirimkan tim untuk bernegosiasi dengan Muawiyah, sehingga walaupun memberikan pemerintahan kepada Muawiyah, Imam as tetap bisa mengambil keuntungan darinya.
Dan salah satu keuntungan terbesar dari keputusan ini ialah menjaga harta, nyawa dan kehormatan Syi’ah-syi’ah Imam Ali as, dimana mereka adalah orang-orang yang hadir dalam perang Jamal dan perang Shiffin.
Sebelumnya Muawiyah banyak menganiaya dan menelantarkan para pengikut Syi’ah, namun dengan adanya surat perdamaian dari Imam Hasan as mereka tetap terselamatkan, dan setelah adanya perdamaian ini Muawiyah tidak melakukan apapun kepada mereka, dan Syi’ah-syi’ah Imam Ali as yang hadir pada perang Jamal dan Shiffin harta dan nyawanya tetap terjaga.
Hujjatul Islam Muhammad Akbari lebih lanjut menuturkan, perdamaian Hudaibiyah yang dilakukan Rasulullah saww dengan Quraisy, pengorbanan Imam Ali as atas perampasan haknya, dan kebijaksanaan Imam Hasan as dengan Muawiyah di perang Shiffin, ini semua merupakan pelajaran berharga bagi pengikut Syi’ah dan kaum muslimin supaya kedepannya dapat mengambil teladan dari mereka untuk kebijkan politiknya.
Jika Imam Hasan as dan saudara-saudaranya tidak ada, maka tidak akan ada yang tersisa dari Islam, karena Muawiyah tidak hanya ingin menyingkirkan kekuasaan bani Hasyim, akan tetapi ia berencana untuk melenyapkan Islam dengan menebar penyimpangan dan kesesatan.
Dengan demikian harus ada orang-orang besar seperti Imam Hasan as dan Imam Husain as untuk menjaga Islam dengan menafsirkan Al-Qur’an dengan jelas sebagaimana yang diajarkan Rasulullah saww dan mengahdapi bid’ah-bid’ah yang dilakukan Muawiyah.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar