Gedung Putih mulai khawatirkan korban-korban perang Yaman terus berjatuhan. Kasak-kusuk perundingan damai Yaman pun mulai didengar.
Gedung Putih menyampaikan sebuah pernyataan yang berbunyi, "Amerika menganggap serius semakin bertambahnya jumlah korban perang di Yaman."
Dalam pernyataan itu Amerika meminta semua belah pihak untuk memperhatikan agar tidak ada korban sipil yang berjatuhan dalam konflik Yaman.
Jubir Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih menegaskan, "Kami sedalam-dalamnya mengkhawatirkan terus berjatuhannya korban-korban sipil akibat perang Yaman. Misalnya tewasnya seorang sopir ambulans di Rumah Sakit Doktor Lintas Batas di Dahiyan dan juga seorang jurnalis di dekat kota Sana'a."
Lebih dari setahun Yaman dilanda krisis. Arab Saudi dan negara-negara yang bergabung dalam Koalisi Arab menginvasi Yaman dan serangan mereka sering kali menewaskan warga sipil di berbagai kota Yaman.
Semakin bertambah banyaknya korban-korban Yaman membuat PBB memerintahkan agar gencatan bersenjata berlangsung di Yaman. Namun gencatan senjata tak lama berlangsung sudah dilanggar dan penyerangan dimulai lagi.
Hari Selasa, Ban Ki moon, Sekjen PBB untuk kesekian kalinya meminta kedua belah pihak untuk memikirkan jalan damai ketimbang pertumpahan darah ini. Namun hingga saat ini perang masih tetap berlanjut.
Serangan-serangan Arab Saudi yang hingga saat ini menewaskan warga sipil seperti rumah sakit-rumah sakit Doktor Lintas Batas jelas-jelas melanggar Ham dan menuai kecaman para aktivis HAM dunia.
(Sputnic/Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar