Bagaimana Menumbuhkan Harapan akan Masa Depan di Kalangan Muda? Berikut Ulasannya


Ajaran agama mendorong dan mengajak seluruh manusia menjauhi putus asa dan tetap berharap kepada rahmat Tuhan sekalipun kepada para pendosa, karena itu persoalan ini jangan dipandang sebelah mata.

Muhammad Ridha Yusufi, pakar al-Quran dan manajemen, di dalam wawancara dengan Shabestan dalam menjawab persoalan ini bahwa bagaimana menanamkan harapan masa depan dan meyakinkannya kepada kaum muda, mengatakan, persoalan ini memiliki banyak aspek dan dimensi yang bisa dipandang dari berbagai sudut.

Dia dengan menekankan bahwa putus asa dalam ajaran agama merupakan dosa yang paling besar setelah syirik, melanjutkan, dalam banyak kondisi sangat disayangkan kaum muda tenggelam di dalam problematika masa lalunya atau berhenti melangkah karena takut terhadap persoalan-persoalan masa depan baik yang bersifat material dan spiritual yang rencanaya akan dijalaninya, hal ini niscaya merupakan makar dan waswas setan.

Yusuf menegaskan, dalam koridor ini semestinya memperkenalkan keteladanan-keteladanan yang sesuai dengan kaum muda dan membincangkan kesulitan-kesulitan yang mereka akan hadapi di dalam upaya meniti jalan pendidikan, pekerjaan, keuangan, spiritualitas, dan ... supaya tercipta motivasi dan harapan di hati kaum muda. Dukungan serius media-media diperlukan dalam hal ini.

Terkait dengan peran penting keyakinan keagamaan dan keimanan kepada Tuhan dan hari akhirat di dalam membangkitkan harapan, dia mengungkapkan, Tuhan mendorong seluruh individu bahkan kepada para pendosa sekalipun untuk tetap menaruh harapan dan menjauhi putus asa, karena itu ajaran-ajaran keagamaan ini jangan dipandang remeh.

Dia menambahkan, tetapi dalam upaya membangkitkan harapan di kalangan kaum muda harus diubah cara pandang terhadap kesulitan dan problematika. Terkadang sebagian orang justru mencipta beberapa kesulitan untuk meraih kemenangan dan sebagian kesulitan tidak dipandang sebagai penghalang dan hambatan dalam mencapai keberhasilan dan kesuksesan. Oleh karena itu, jangan dilupakan bahwa mencapai cita-cita dan keberhasilan menuntut adanya kesulitan dan persoalan yang harus diterima secara sadar dan dijalani.

Dalam menjawab pertanyaan ini bahwa bagaimana dapat mempersiapkan diri dan menerima adanya kesulitan dan problematika di dalam upaya meraih keberhasilan, dia menjelaskan, pertama-tama jangan dibiarkan keputusasaan menyelimuti kita dan pada tahapan selanjutnya kita harus memahami bahwa sedang berada di jalan keberhasilan, harus menyadari bahwa untuk mencapai puncak kesuksesan niscaya akan melewati pendakian dan penurunan, dan tidak membesar-besarkan kesulitan-kesulitan yang dapat tergambar dalam pikiran sehingga nampak lebih sulit dari melakukan pekerjaan itu sendiri.

Dia juga menegaskan, tentunya hal itu terkait dengan perkara-perkara yang mungkin dan bisa dilakukan, bukan hal yang sangat jauh atau hampir-hampir mustahil untuk dicapai seperti menjalani kehidupan di planet Mars. Senantiasa harus diperhatikan batasan kemampuan-kemampuan dan potensi-potensi yang ada.

Dalam hal ini segala pikiran khususnya kesalahan dan kegagalan masa lampau harus dilupakan dan dibuang sejauh mungkin dan dengan mengubah pandangan, renungkanlah dan teladanilah kehidupan orang-orang yang telah mencapai keberhasilan yang telah menanggung kesulitan dan kepahitan di jalan ini. Kita bahkan harus menyambut kesulitan itu dan tidak khawatir terhadapnya supaya kita dapat menjalaninya dengan penuh ketenangan untuk menggapai tujuan yang dikehendaki.

Dia melanjutkan, setelah menentukan tujuan, langkah berikutnya adalah terjun ke medan praktis, jangan sampai kita menutup jalan kita sendiri dengan kemalasan, ketidakmampuan, ketidakdisiplinan, dan ... dalam tingkatan ini harus bermusyawarah dengan para ahlinya dan melanjutkan perjalanan dengan tawakkal kepada Tuhan dan memohon pertolongan-Nya. Yakinlah bahwa pertolongan gaib akan datang. Perkara ini juga mencakup tujuan-tujuan material dan spiritual.

Dia memberikan catatan, orang-orang yang berpikiran positif, karena memandang suatu perkara dari segala dimensi dan memikirkan semua aspeknya, pastilah lebih berhasil, namun orang-orang yang berpikiran negatif, karena tidak berupaya meninjau banyak sisi dari suatu perkara, maka jiwa mereka pun menjadi kerdil dan akhirnya putus asa dan gagal.

(Shabestan/ABNS)

Ditulis Oleh : Unknown ~ Pada Senin, 21 Desember 2015

Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel kami yang berjudul Bagaimana Menumbuhkan Harapan akan Masa Depan di Kalangan Muda? Berikut Ulasannya. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Anda dipersilakan copy paste berita ini dengan mencantumkan url sumber : http://abnsnews.blogspot.com/2015/12/bagaimana-menumbuhkan-harapan-akan-masa.html

Subscribe for latest Dunia Penuh Berita


0 komentar:

PROFIL ABNS