26 organisasi hak asasi manusia dalam sebuah pernyataan bersama mengutuk penagkapan Nabil Rajab, aktivis hak asasi manusia, dan mengumumkan bahwa penangkapan kedua kali Nabil Rajab menunjukkan permusuhan Al Khalifah kepada pendukung hak-hak asasi manusia di Bahrain.
KBS melaporkan, 26 organisasi hak asasi manusia termasuk ADHRB, Pusat Hak Asasi Manusia Bahrain, Jemaat Hak Asasi Manusia Bahrain, Lembaga Hukum dan Demokrasi Bahrain (BIRD), Pusat Demokrasi dan Hak Asasi Manusia di Eropa (ECDHR) dalam sebuah pernyataan bersama mengutuk penangkapan Nabil Rajab, aktivis hak asasi manusia, oleh para pejabat Al Khalifah dan mendesak pihak berwenang Bahrain untuk membebaskan segala tuduhan yang dikaitkan dengannya.
Dalam manifesto itu tertera, penangkapan Rajab karena mengeritik kondisi kritis penjara pusat, sehingga di dalam artikel surat kabar Hafington tertulis bahwa para tahanan memiliki hak-hak dan para tahanan harus direhabilitasi, namun di Bahrain hukuman para tahanan dilakukan secara bersama-sama.
Dalam peryataan bersama ini juga tertulis bahwa kebijakan-kebijakan pihak berwenang Bahrain yang menangkap Nabil Rajab untuk yang kedua kalinya adalah menunjukkan permusuhan para pejabat Al Khalifah terhadap para pengusung hak-hak asasi manusia di Bahrain dan segala aktivitas mereka.
Organisasi-organisasi hak asasi ini menuntut pembebasan segera dan tanpa syarat Nabil Rajab dan para tahanan politik lainnya.
Organisasi ini meminta kepada PBB terkhusus Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia untuk turut campur mendukung para aktivis hak-hak asasi manusia dan kebebasan supaya mereka dapat melaksanakan aktivitas-aktivitasnya sendiri di dalam kebebasan dan keamanan.
(Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar