Untuk memberikan tekanan kepada Iran agar menghentikan ambisi dalam mengembangkan tenaga nuklir, Uni Eropa, Senin (23/6), menyepakati pemberlakuan sanksi baru, seperti pembekuan aset bank terbesar Iran, Bank Melli. Sanksi baru itu melarang bank itu beroperasi di wilayah Eropa. Dengan demikian, cabang Bank Melli yang berada di kota London, Hamburg, dan Paris akan segera ditutup.
Negara-negara anggota UE juga menambah panjang daftar larangan bepergian untuk 20 orang dan 15 organisasi. Selain tak akan mendapat visa Eropa, semua aset ke-20 orang dan ke-15 organisasi itu juga akan dibekukan.
Namun, UE tak menyebutkan secara jelas nama-nama tambahan dalam daftar itu. UE hanya menjelaskan bahwa mereka termasuk pejabat dan ahli-ahli yang diduga terlibat pengembangan senjata dan nuklir Iran. Menurut pengakuan seorang diplomat Iran, sampai saat ini tidak ada satu pun pemimpin politik Iran yang terkena dampak sanksi UE itu.
Akan tetap Bantu
Meski ada sanksi baru, UE menekankan tetap bersedia membahas kemungkinan adanya bantuan internasional kepada Iran agar menghentikan upaya pengayaan uraniumnya. Kepala Urusan Kebijakan Luar Negeri UE Javier Solana pada pekan lalu mencoba untuk menawarkan bantuan ekonomi kepada Iran jika Iran menghentikan pengayaan uranium.
Pengamat politik Iran yang independen, Saeed Laylaz, menilai, jika aset-aset milik Bank Melli dibekukan, itu berarti perekonomian Iran akan semaakin terisolasi dan bergantung pada berbagai produk dari China. Meski demikian, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad diyakini akan dapat bertahan, bahkan kegagalan program dan kebijakan pemerintahan Ahmadinejad tak akan diperhatikan lagi berkat adanya sanksi baru dari UE itu.
(Reuters/AFP/Kompas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar