Iran Pintu Gerbang Bagi Produk Indonesia ke Negara-negara Bekas Soviet


Tanggal 03/11/1993

Iran, selain pasar potensial juga dapat dijadikan pintu gerbang bagi produk Indonesia untuk masuk ke pasar negara-negara bekas Soviet yang berada di kawasan Asia seperti Kazahstan dan Uzbekistan.

Menteri Perdagangan Satrio Budihardjo Joedono mengemukakan hal itu kepada wartawan seusai sidang Komisi Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan ke-2 antara Indonesia dan Iran, di Jakarta, Senin (1/11). Delegasi Iran dipimpin Menteri Pos, Telekomunikasi, dan Telepon, Sayed Mohammad Gharazi.

Mendag Satrio mengatakan, Iran saat ini mempunyai hubungan yang erat dengan negara-negara bekas Soviet yang berada di kawasan Asia. Selain persamaan agama, juga hubungan historis. Setelah Uni Soviet bubar, hubungan itu semakin baik.

Menurut Satrio, dengan meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan dengan Iran, Indonesia dapat lebih memperluas pasar ekspor dengan negara-negara bekas Soviet tersebut.

Dengan Iran sendiri yang ekonominya terus membaik, kata Mendag, Indonesia antara lain menawarkan kapal penangkap ikan dan kapal tunda, produk-produk otomotif, minyak kelapa. Sedangkan Iran menawarkan besi dan beras.

Menurut Mendag, dengan sidang ini banyak hal yang dapat meningkatkan hubungan ekonomi kedua negara. ”Para pengusaha kedua negara juga kita dukung untuk melakukan kontak langsung,” katanya.

Hubungan kedua negara selama ini masih banyak melalui pihak ketiga, seperti Singapura. Melalui pertemuan ini diharapkan kedua negara dapat melakukan kegiatan ekonomi seperti ekspor-impor secara langsung.


Kurang Informasi

Sementara itu, Gharazi mengatakan, produk Indonesia belum begitu banyak masuk pasar Iran karena kurangnya informasi tentang Indonesia serta komunikasi antara kedua negara. “Oleh sebab itu dengan pertemuan ini hubungan ekonomi kedua negara akan ditingkatkan,” katanya.

Untuk peningkatan hubungan ekonomi itu, Iran akan membuka kantor penerbangan Iran Air di Jakarta, sehingga untuk datang ke Teheran atau ke Jakarta akan lebih mudah.

Direktur Pelaksana PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari, Irawan Satadipura, yang ikut pertemuan tersebut menjelaskan, pihaknya sudah sejak 1989 melakukan bisnis dengan Iran. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu mengekspor 6 kapal tunda. Saat ini, PT Kodja Bahari sedang bernegosiasi untuk membangun galangan kapal di Iran dan bekerja sama salvage mengangkut bangkai kapal. Persetujuan proyek itu, kata Irawan, sudah ditandatangani dan diharapkan dengan adanya delegasi Iran ini, kedua proyek tersebut dapat segera terealisir.

***

Peluru kendali balistik INDONESIA DAN IRAN


Peluru kendali balistik adalah peluru kendali yang terbang dalam ketinggian sub-orbit melalui jalur balistik. Rudal balistik hanya dapat dikendalikan dalam tahap peluncurannya saja. Rudal balistik pertama adalah roket V-2 yang dikembangkan oleh Nazi Jerman antara 1930-an dan 1940-an berdasarkan perintah dari Walter Dornberger. Uji coba V-2 yang pertama sukses adalah pada 3 Oktober 1942 dan mulai dioperasikan pada 6 September 1944 melawan Paris diikuti dengan serangan terhadap London 2 hari kemudian. Sampai berakhirnya perang pada Mei 1945, lebih dari 3000 V-2 telah ditembakkan.

Trayektori rudal balistik terdiri dari 3 tahap yaitu tahap peluncuran, tahap terbang bebas yang menghabiskan sebagian besar waktu terbang rudal dan tahap memasuki kembali atmosfir bumi. Rudal balistik dapat diluncurkan dari lokasi tetap atau kendaraan peluncur (TEL, kapal, pesawat dan kapal selam). Tahap peluncuran dapat berkisar dari sekian puluh detik sampai beberapa menit dan dapat terdiri sampai tiga tingkat roket. Ketika berada di sub-orbit dan tidak ada lagi dorongan, rudal memasuki tahap terbang bebas. Untuk mencapai jangkauan yang jauh, rudal balistik umumnya diluncurkan sampai ke sub-orbit. Peluru kendali balistik antar benua dapat mencapai ketinggian sekitar 1.200 km.


Jenis rudal

Rudal balistik bervariasi menurut penggunaan dan jangkauannya dan umumnya dibagi kedalam kategori menurut jangkauan.
1. Peluru kendali balistik jarak pendek (short-range ballistic missile atau SRBM) memiliki jangkauan kurang dari 1.000 km. Rudal jenis ini memiliki hulu ledak konvensional. Contoh dari rudal jenis ini antara lain adalah: V-2, Scud dan SS-21 Scarab.
2. Peluru kendali balistik jarak menengah (medium-range ballistic missile atau MRBM) meiliki jangkauan antara 1.000 sampai 2.500 km.
3. Intermediate-range ballistic missile atau IRBM memiliki jangkauan antara 2.500 sampai 3.500 km.
4. Peluru kendali balistik sub-benua (sub-continental ballistic missile atau SCBM).
5. Peluru kendali balistik antar benua (intercontinental ballistic missile atau ICBM) memiliki jangkauan lebih besar dari 3.500 km yang terdiri dari:
a. Peluru kendali balistik antar benua jarak terbatas (limited range intercontinental ballistic missile atau LRICBM) memiliki jarak antara 3.500 sampai 8.000 km.
-LRICBM juga dikenal sebagai Peluru kendali balistik jarak kauh (LRBM).
b. Full range intercontinental ballistic missile atau FRICBM memiliki jangkauan antara 8.000 sampai 12.000 km.
6. Peluru kendali balistik berbasis kapal selam (submarine-launched ballistic missile atau SLBM).


Misil balistik jarak menengah dan pendek sering disebut sebagai misil balistik taktis atau teatrikal. Misil balistik jarak jauh umumnya dirancang untuk membawa hulu ledak nuklir karena kapasitas muatnya sangat terbatas untuk peledak konvensional agar efisien. Menggunakan misil balistik dengan kemampuan jangkauan lebih jauh dari jarak target menjadi salah satu strategi untuk menyulitkan pertahanan. Contohnya, sebuah misil dengan jangkauan 3.000 km yang ditembakkan untuk target yang berjarak hanya 500 km dapat mencapai ketinggian yang lebih tinggi yaitu sekitar 1.200 km (secara kasar sama dengan ketinggian ICBM), dengan demikian misil tersebut akan menerjang target dengan kecepatan lebih dari 6 km/detik (Mach 17)

WIKIPEDIA

***

Indonesia Produksi Rudal Balistik(Jelajah)

Satellite Launch Vehicle Lapan (photo : Kaskus Militer)

Untuk menaikan performa kekuatan militer Republik Indonesia kita bisa meniru militer Iran,Korea Utara,India,Pakistan. Yaitu dengan membuat/memproduksi sendiri rudal jelajah yang bisa menjangkau seluruh kawasan ASEAN serta kawasan Australia.

Makin sering kita lakukan uji coba daya jangkau rudal akan menaikan pamor & harga diri bangsa INDONESIA. DEPHANKAM harus bisa menujukan kepada rakyat Indonesia bahwa kita bisa membuat senjata berat high technologi sebagai alat pertahanan negara.

Selama ini kita masih mengandalkan pembelian alat & senjata pertahanan negara dari negara lain dimana syarat-syarat pembelian senjata selalu ada perjanjian yang berkaitan dng hak asasi manusia dan yg paling parah kena sanksi embargo pembelian suku cadang ya sudah matilah kita.Hal seperti itu jangan terjadi lagi mari kita bangkit membangun pertahanan negara yang kuat dengan kemampuan kita sendiri, jangan selalu membebani APBN yg minim anggaran pertahananya.

Lakukan reseach, bentuk lembaga khusus pembuatan rudal Balistik dan libatkan mahasiswa dan perguruan tinggi sebagai bahan kajian,libatkan BIN (Badan Intelejen Negara) mencari & mencuri tehnologi rudal negara lain.Saya yakin DEPHANKAM punya kemampuan untuk mewujudkan bahwa bangsa Indonesia punya kemampuan untuk memproduksi rudal balistik.

Roket Kendali Lapan (photo : Karbol-Militaryphotos)

http://www.dephan.go.id/modules.php?name=Feedback&op=viewarticle&opid=1395

Source: INDONESIA DEFENC
***

Tahun 2015, Rudal Balistik Iran Jangkau AS


Iran dapat membangun rudal balistik yang dapat menghantam Amerika Serikat tahun 2015, kata seorang pejabat AS kepada para anggota parlemen, Selasa.

Menjawab sebuah pertanyaan dalam dengar pendapat di Senat tentang kemampuan rudal Teheran, James Miller, deputi wakil menteri pertahanan untuk urusan kebijakan, mengatakan perkiraan sekarang menunjukkan “kemungkinan itu paling cepat tahun 2015.”

Tetapi ia mengatakan bahwa perkiraan itu adalah apabila ada “bantuan asing” untuk mungkinkan Iran meningkatkan teknologi rudalnya.

Sebuah laporan tahun lalu dari Pusat Intelijen Udara dan Ruang Angkasa Nasional Angkatan Udara AS mengatakan Iran dapat membangun sebuah rudal balistik antar benua yang dapat menghantam wilayah AS pada tahun 2015-2018, jika mendapat bantuan dari luar.

Para pengamat mengatakan kendaraan ruang angkasa Safir Iran, yang Teheran tempatkan di orbit Februari 2009, memiliki potensi diubah menjadi sebuah rudal jarak jauh.

Washington mengikuti dengan seksama program rudal Iran dan menyatakan ancaman-ancaman dari Teheran dan Korea Utara menjadi dorongan utama untuk membangun pertahanan pertahanan rudal bagi Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.

Pemerintah AS juga menuduh Teheran berusaha secara tidak resmi untuk membangun senjata-senjata nuklir.

Millier mengkonfirmasikan perkiraan-perkiraan sebelumnya bahwa Iran akan dapat membangun sebuah sejata nuklir lebih dari satu tahun dan “mungkin lebih dari tiga tahun.”

Pekan lalu, Jenderal James Cartwright, wakil kepala Staf Gabungan AS, mengemukakan dalam dengar pendapat di Senat bahwa Iran dapat melakukan pengayaan uranium yang berstandar cukup tinggi bagi satu bom nuklir dalam satu tahun tetapi kemungkinan besar tidak dapat membuat satu senjata yang dapat digunakan dalam tiga sampai lima tahun.

(Suara-Pembaharuan/Antara-News/Joglo-Pos/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Ditulis Oleh : Unknown ~ Pada Sabtu, 20 Agustus 2016

Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel kami yang berjudul Iran Pintu Gerbang Bagi Produk Indonesia ke Negara-negara Bekas Soviet. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Anda dipersilakan copy paste berita ini dengan mencantumkan url sumber : http://abnsnews.blogspot.com/2016/08/iran-pintu-gerbang-bagi-produk.html

Subscribe for latest Dunia Penuh Berita


0 komentar:

PROFIL ABNS