Syekh Mahmud Syaltut dan Persatuan Ummat


Mahmood Shaltout (Mahmud Syaltut) lahir di Mesir tahun 1297 H (1851 M). Ia lulus ujian sarjana jurusan Ilmu Agama Islam pada Universitas Alexandria (Mesir) sebagai juara nomor wahid tahun 1296 H (1876 M).

Pada tahun 1286 H (1877 M), Mahmud Syaltut diangkat sebagai mahaguru pada Universitas Alexandria. Ia termasuk salah seorang pejuang Islam yang gigih. Usahanya banyak dipusatkan pada tujuan untuk mempersatukan ummat Islam yang terus bertengkar dan berselisih sehingga menjadi lemah, dan karenanya mudah menjadi permainan lawan. Ia bekerja keras menghilangkan salah faham dan perpecahan di kalangan kaum Muslimin. Untuk itu, Mahmud Syaltut mendirikan perkumpulan bernama Daar al-Taqriib (Darut-Taqrib) yang artinya adalah “Rumah Pendekatan”.

Setelah 39 tahun bekerja pada Universitas Alexandria, pada tahun 1906 ia diangkat menjadi Syekh Al-Azhar (Rektor Universitas Al-Azhar) yang merupakan kedudukan sangat tinggi dalam urusan keagamaan di Mesir, dan diakui di seluruh dunia. Syekh Al-Azhar berhak mengeluarkan “Fatwa”.

Langkah penting yang ditempuh Mahmud Syaltut dalam usaha merealisasi Persatuan Ummat Islam adalah memasukkan ajaran Syi’ah dalam kurikulum Universitas Al-Azhar, dan kemudian mengeluarkan Fatwa bahwa mazhab-mazhab yang sah dalam Islam memiliki kedudukan setara dan bahwa Syi’ah termasuk mazhab yang sah dalam agama Islam.

Syekh Mahmud Syaltut meninggal dalam usia lanjut, 112 tahun, pada tanggal 25 Rajab 1383 H (30 November 1963).

Di antara tulisan-tulisannya yang berkaitan dengan “fatwa”-nya yang terkenal itu adalah sebagai berikut:

Ketika saya menerima jabatan sebagai Syekh Al-Azhar, saya beroleh kesempatan untuk mengeluarkan fatwa yang membenarkan ummat untuk menganut salah satu mazhab yang sah dan asli, di mana termasuk juga mazhab Syiah Dua Belas Imam (Mazhab Ja’fari Itsna ‘Asyariyyah). Saya percaya dan yakin akan kebenaran fatwa itu dan dengan penuh kesungguhan saya menjawab surat orang-orang yang menghendaki supaya saya membatalkan fatwa tersebut. Dalam kenyataannya, saya dirongrong terus-terusan. Dalam menjawab surat-surat itu, saya menguatkan isi fatwa; dan dengan sungguh-sungguh saya menasehati mereka agar menyesuaikan diri dengan fatwa tersebut.

Biasanya saya menjawab keberatan-keberatan mereka. Tetapi sayang, harus saya katakana bahwa di antara mereka termasuk orang-orang yang bandel dan tidak cermat serta berpandangan singkat, juga terlibat pertentangan-pertentangan kesukuan dan perselisihan-perselisihan politik, di samping itu telah terbiasa menciptakan perpecahan.

Yang Sunni beranggapan bahwa Darut-Taqrib hendak men-Syiah-kan mereka, sedangkan sebagian kalangan Syiah mengira bahwa kami akan merubah mereka menjadi Sunni. Orang-orang demikian --- yang dalam kenyataannya tidak mengerti missi Darut-Taqrib, atau memang tidak mau mengerti --- berkata bahwa Darut-Taqrib hendak melenyapkan semua mazhab atau mencampur-aduknya menjadi satu mazhab.

Ada lagi sejumlah orang yang tidak cermat dan berpikiran sempit, bahkan orang-orang yang bermotif jahat (dan sayangnya tidak ada bangsa yang bersih dari orang-orang semacam ini) atau orang-orang yang merasa kepentingannya sedang terancam; atau juga mereka yang sakit mental dan jiwanya telah membatu akibat pengaruh hawa nafsu. Mereka itu semua bangkit memberontak menentang gagasan Persatuan Umat Islam.

Orang-orang tersebut --- dan juga mereka yang telah menyewakan pena untuk kepentingan politik pecah-belah, ditambah lagi dengan kelompok yang bangkit memerangi setiap gerakan penyegaran dan menghalangi setiap langkah perbaikan kea rah Persatuan Kaum Muslimin --- langsung atau tidak langsung, bangkit menentang fatwa demikian.

Setiap golongan dari mereka mengambil bagian untuk menentang gerakan persatuan ini. Mereka berusaha sekuat-kuatnya menyiapkan situasi untuk melawan setiap seruan persatuan seluruh kaum Muslimin.

Seruan persatuan tersebut, berikut prinsip dan program-programnya telah diletakkan secara kokoh dengan didasarkan pada pengetahuan serta penelitian, yang dapat menopang vista baru dengan pertimbangan rasional tanpa peduli dari mana pun datangnya. [**]


Dikutip dari Majalah Yaum Al-Quds, No 6 Jumadil Awwal 1403 H

(Diskusi-Kliping-Iran/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)  

Ditulis Oleh : Unknown ~ Pada Sabtu, 20 Agustus 2016

Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel kami yang berjudul Syekh Mahmud Syaltut dan Persatuan Ummat. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Anda dipersilakan copy paste berita ini dengan mencantumkan url sumber : http://abnsnews.blogspot.com/2016/08/syekh-mahmud-syaltut-dan-persatuan-ummat.html

Subscribe for latest Dunia Penuh Berita


0 komentar:

PROFIL ABNS